Sukses

HEADLINE: Meniti Jalur Neraka 16 Besar Piala Dunia 2018

Laga-laga sengit bakal terjadi di path kiri bracket 16 besar Piala Dunia 2018.

Liputan6.com, Moskow - Banyak yang kecewa dengan performa Inggris di laga terakhir Grup G Piala Dunia 2018, Kamis (28/6/2018) atau Jumat dinihari WIB. Berbekal tiket 16 besar Piala Dunia 2018 dalam genggaman, Inggris begitu santai saat duel lawan Belgia.

Saat tertinggal lewat gol Adnan Januzaj di menit ke-51, Inggris seperti tak bernafsu untuk membalasnya. Inggris pun kalah 0-1 dan hanya jadi runner up Grup G, di bawah Belgia.

Padahal, di dua laga awal, pasukan The Three Lions tampil begitu beringas. Mereka manghantam Tunisia 2-1 dan melumat Panama 6-1.

Penyerang andalan Inggris, Harry Kane bahkan jadi top scorer sementara dengan lima gol. Sayang, lawan Belgia, Kane hanya diberi kesempatan melakukan pemanasan, bukan menit bermain.

Banyak yang berspekulasi, Inggris memang tak berniat memenangkan laga lawan Belgia. Sebab, mereka tak ingin masuk ke "jalur neraka" di fase 16 Besar Piala Dunia 2018.

Pasalnya, di bracket 16 besar Piala Dunia 2018, juara Grup G harus menghadapi lawan atau calon-calon lawan yang jauh lebih berat ketimbang yang didapatkan runner up. Ada Uruguay, Portugal, Prancis, Argentina, hingga Brasil.

Pelatih Inggris, Gareth Southgate, tentu saja membantah mereka sengaja mengalah. Dia menyebut, kiatnya melakukan delapan perubahan pada komposisi pemainnya, agar mereka bisa bugar saat tampil di fase 16 besar.

"Kami tentu saja ingin memenangkan pertandingan ini. Tapi, laga 16 besar Piala Dunia 2018 adalah pertandingan terbesar kami. Kami harus menjamin pemain kami siap di pertandingan itu," ujar Southgate.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kerja Berat Belgia

Faktanya, berstatus runner up Grup G, peluang Inggris untuk terus melangkah ke partai puncak memang seperti lebih besar. Jika bisa menekuk Kolombia di 16 besar Piala Dunia 2018, Inggris "hanya" akan berhadapan dengan pemenang Swiss vs Swedia di perempat final.

Hanya Spanyol mungkin yang akan jadi lawan terberat Inggris di sisi kanan bracket 16 besar Piala Dunia 2018. Dan, itu pun hanya akan terjadi di semifinal. Jika bukan Spanyol, "pilihannya" bisa Kroasia, Denmark, atau ruan rumah Rusia.

Bandingkan dengan Belgia, sang juara Grup D, yang berada di sisi kiri alias "jalur neraka" bracket 16 besar. Jika bisa mengalahkan Jepang, mereka akan berhadapan dengan pemenang Brasil vs Meksiko di perempat final.

Setelah itu, pemenang dari laga Prancis vs Argentina dan Uruguay vs Portugal akan menunggu, jika Belgia mampu melangkah ke semifinal. Untungnya, pelatih Belgia, Roberto Martinez, tak terlalu peduli tentang hal ini. "Saat ini, prioritas kami adalah lawan Jepang (di 16 besar)," ujarnya seperti dikutip espn.

 

Bandingkan dengan Belgia, sang juara Grup D, yang berada di sisi kiri alias "jalur neraka" bracet 16 besar. Jika bisa mengalahkan Jepang, mereka akan berhadapan dengan pemenang Brasil vs Meksiko di perempat final.

 

Mantan pelatih Everton ini tak menampik kemungkinan jalan terjal yang dihadapinya. Namun, kata Martinez, itu harus mereka hadapi jika ingin berprestasi di Piala Dunia.

"Kami punya kesempatan untuk berbuat banyak dan menunjukkan bakat yang kami itu. Itu kami lakukan di fase grup," Martinez menambahkan. "Semua orang di Belgia harus bangga kepada tim ini."

3 dari 4 halaman

Final Kepagian

Memang, sulit dimungkiri path kiri dari bracet 16 besar Piala Dunia 2018 lebih menjanjikan laga-laga lebih sengit ketimbang sisi kanan. Di luar Belgia vs Jepang, tiga laga lainnya: Prancis vs Argentina, Uruguay vs Portugal, dan Brasil vs Meksiko, bahkan layak dibilang sebagai "final kepagian".

Terutama Prancis vs Argentina yang akan jadi laga pertama di fase 16 besar 2018. Ini adalah dua tim juara dunia. Prancis jadi juara di tahun 1998. Sedangkan Argentina, dua kali memenangkan Piala Dunia: 1978 dan 1986.

Tak heran, perang urat syaraf pun sudah mulai terdengar sejak saat ini. Bahkan, penyerang Argentina, Lionel Messi, yang biasanya kalem, tak kuasa untuk tidak sesumbar.

Messi pun optimistis timnya bisa melewati perlawanan Prancis di babak gugur nanti. "Kami sudah menonton semua pertandingan Prancis," ujar Messi seperti yang dilansir Sportsmole.

4 dari 4 halaman

Pembuktian Messi

Bisa jadi, ini merupakan bentuk kepercayaan diri Messi yang telah kembali usai membawa Argentina lolos ke 16 besar. Maklum, sebelumnya, Messi dan Argentina kerap dihujat karena tampil buruk di dua laga awal fase grup.

Bagi Messi, ajang 16 besar dan selanjutnya juga akan menjadi ujian tersendiri. Kritik dan hujatan yang dia dapat di fase, harus mampu dia bungkam dengan prestasi gemilang Argentina.

Begitu juga Neymar bersama Brasil, Cristiano Ronaldo bersama Portugal, Luis Suarez bersama Uruguay, serta Paul Pogba bersama Prancis-nya. Mereka semua sempat dikritik, namun bangkit secara perlahan.

Hanya, masalahnya ya itu tadi. Mampukah mereka meniti "jalur neraka" hingga sampai partai puncak?

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.