Sukses

Prancis Kerahkan 1200 Tentara Amankan Piala Eropa 2016

Isu keamanan menjadi perhatian khusus penyelenggara Piala Eropa 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Isu keamanan menjadi perhatian khusus penyelenggara Piala Eropa 2016, Prancis. Ancaman teror membuat pemerintah Prancis mengerahkan kekuatan penuh demi kelancaran turnamen tersebut.

Menurut Pimpinan Kepolisian Prancis, Michele Cadot, lebih dari seribu tentara akan mengamankan Piala Eropa di negaranya. Mereka terjun membantu tugas kepolisian selama turnamen berlangsung.

Baca Juga

  • Piala Eropa Dibayangi Ancaman Teror ISIS
  • Menanti Aksi 3 Pemain Termuda di Piala Eropa
  • Profil Stadion Piala Eropa: Stade Geoffroy-Guichard

"Kami akan mengundang 1200 tentara untuk membantu pihak kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban," kata Cadot kepada stasiun televisi Prancis, BFM, seperti dilansir Sportskeeda, kemarin.

Sebanyak 24 negara bakal ambil bagian pada Piala Eropa 2016 nanti. Mereka akan bertarung dari 10 Juni hingga 10 Juli mendatang. Sebagai penyelenggara, Prancis tak hanya disibukkan dengan persiapan pertandingan, tapi belakangan juga dibikin repot oleh antisipasi teror yang mengancam. 

Teror Berdarah
Seperti diketahui, akhir tahun lalu, Prancis dikejutkan serentetan teror berdarah. Bom pertama meledak di dekat Stade de France, Saint Denis, yang tengah menggelar laga uji coba tim nasional (timnas) Prancis melawan timnas Jerman. Aksi teror juga terjadi di Boulevard Volatire, Rue de Charonne, The Bataclan theatre, Rue de la Fontaine au Roi, dan Rues Bichat and Alibert. Dalam rentetan aksi ini, teroris membunuh setidaknya 130 orang dan melukai lebih dari 350 lainnya.

Tak ingin kecolongan, akhir April lalu, pemerintah Prancis memutuskan untuk memperpanjang masa darurat militer hingga akhir Piala Eropa 2016. Semua petugas keamanan dari berbagai elemen dikerahkan untuk menjaga keamanan mengingat potensi serangan teroris yang masih sangat tinggi.

Apalagi belum lama ini, Amerika Serikat juga baru saja mengingatkan warganya untuk menghindari event empat tahunan tersebut mengingat potensi serangan teroris yang cukup tinggi. "Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Eropa di musim panas akan menjadi target yang lebih besar untuk teroris," sebut Departemen Luar Negeri dalam pernyataannya seperti dikutip CNN, Selasa lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini