Sukses

Terminal Pelabuhan Ramah Lingkungan RI Telah Rampung 68%

Terminal Teluk Lamong merupakan proyek ramah lingkungan diantara dengan penggunaan solar cell dan wind turbine.

PT Pelindo III (Persero) mengungkapkan pembangunan proyek Terminal Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak hingga akhir November 2013 telah mencapai 68,14%.

Terminal Teluk Lamong merupakan proyek ramah lingkungan diantara dengan penggunaan solar cell dan wind turbine untuk penerangan jalan umum dengan menggunakan lampu LED yang merupakan jenis lampu hemat energi.

Selain itu, Terminal Teluk Lamong nantinya akan dioperasikan Automotive Terminal Tractor (ATT) dengan menggunakan sistem start dan stop technology engine untuk menggantikan trailer dengan begitu dapat menghemat  bahan bakar. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) ATT akan lebih hemat 30% jika dibandingkan dengan jenis konvensional (trailler).

Pimpinan proyek Terminal Teluk Lamong M. Harry Darmawan mengungkapkan pengerjaan lapangan penumpukan (CY) dan jalan penghubung (causeway) sudah mencapai 72,4 %. Pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong (TMTL) dipastikan, pada April 2014 seluruh pekerjaan fisik sudah selesai dan bisa dioperasikan.

"Saat ini sedang dilakukan cutting (pemotongan) elevasi tumpukan tanah di lapangan penumpukan," kata Harry, dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (8/12/2013).

Dirnya menjelaskan, elevasi di lapangan penumpukan (CY) saat ini telah mencapai 9 meter, namun berdasarkan kajian tim Institut Tehnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, elevasi itu bisa dipangkas menjadi 5 meter saja.

Ia menambahkan, soal kepadatan tanah dilapangan penumpukan itu, hasil kajian dari tim ITS menunjukkan sudah sesuai. Hal tersebut memberikan jaminan bahwa kekuatan lahan yang digarap tidak lagi turun.

"Masalahnya, pemadatan di lapangan penumpukan  itu membutuhkan tanah urug yang banyak. Padahal elevasi lahan dilapangan saat ini mencapai 9 meter sehingga harus dipotong menjadi 5 meter," tuturnya.

Berdasarkan hasil kajian, kepadatan lapangan penumpukan diharapkan mampu menahan beban hingga 9 ton per meter persegi. Dengan kata lain, lapangan penumpukan nanti mampu menahan beban sekitar  1,4 juta ton. Asumsi itu dihitung dengan total luas lahan 15,86 hektar dan tiap mter persegi mampu menahan beban 9 ton.

Kepala Humas PT Pelindo III Edi Prayitno menuturkan, proyek Terminal tersebut terbagi dalam beberapa paket pekerjaan diantaranya yaitu paket A  untuk pekerjaan dermaga internasional, paket B pekerjaan lapangan penumpukan (CY) dan jalan penghubung (Causeway), paket C pekerjaan jembatan penghubung, paket D pekerjaan bangunan perkantoran dan paket E pekerjaan pengadaan peralatan bongkar muat.

Percepatan pengerjaan paket B merupakan persiapan kedatangan peralatan bongkar muat buatan Konecranes Finlandia yang  akan didatangkan. "Menurut rencana, Automatic Stacking Crane (ASC) dan Stradle Carrier (SC) akan datang di Terminal Teluk lamong secara bertahap mulai awal Januari 2013", ungkapnya

Ada dua jenis pekerjaan pengadaan peralatan bongkar muat di Terminal Teluk Lamong yang dilakukan oleh Konecranes Finland Corporation. Salah satu bagian dari kontrak tersebut adalah pengadaan 10 (sepuluh) unit Ship to Shore (STS) Crane.  Penyelesaian alat tersebut secara bertahap, yakni 5 (lima) unit di tahun 2014 dan 5 unit berikutnya di tahun 2016.

Bagian kontrak lain adalah pengadaan 20 (dua puluh) unit Automatic Stacking Crane (ASC) dan 5 (lima) unit Straddle Carrier (SC), rencananya 10 unit ASC dan 5 unit SC akan datang 2014 mendatang, sedangkan 10 unit ASC datang tahun 2016.(Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.