Sukses

Wamentan Pede Swasembada Beras hingga Garam Dapat Terwujud pada 2025

Wamentan Sudaryono menuturkan, fokus utama diarahkan pada pencapaian swasembada untuk empat komoditas pokok, yakni beras, jagung, gula, dan garam, yang ditargetkan dapat terealisasi pada 2025.

OlehTira SantiaDiperbarui 10 Mei 2025, 10:21 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2025, 17:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong upaya swasembada pangan dan penguatan hilirisasi di sektor pertanian sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan nasional dan peningkatan daya saing produk agroindustri.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, mengatakan fokus utama diarahkan pada pencapaian swasembada untuk empat komoditas pokok, yakni beras, jagung, gula, dan garam, yang ditargetkan dapat terealisasi pada 2025.

"Kita targetnya soal swasembada beras, swasembada jagung, swasembada gula, dan swasembada garam. Nah, begitu kita tahun ini insyaallah kita bisa capai," kata Wamentan saat ditemui usai kunjungan kerja ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat (9/5/2025).

Seiring dengan itu, langkah-langkah strategis untuk hilirisasi komoditas pertanian juga mulai disiapkan secara paralel. Hilirisasi tidak hanya difokuskan pada sektor mineral dan energi, tetapi juga pada produk pertanian bernilai tinggi seperti kelapa, kakao, dan kopi. Pemerintah menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen terdepan dunia dalam komoditas-komoditas tersebut.

"Maka berikutnya ini kita in parallel, bukan nunggu ini selesai, tapi sekarang pun kita sudah menyiapkan langkah-langkah apa, investasi apa, termasuk ini bagian dari hilirisasi yang dimau oleh presiden. Hilirisasi itu, hilirisasi sumber alam kita berbasis mineral dan migas, tapi juga hilirisasi di sektor agro," ujar Wamentan Sudaryono.

Pemerintah Susun Skema Investasi dan Pembiayaan Hilirisasi sektor Agro

Adapun untuk mendukung transformasi ini, pemerintah tengah merancang skema investasi dan pembiayaan yang komprehensif. Pendekatan tersebut mencakup sinergi antara riset, penyediaan modal, dan penguatan infrastruktur pertanian. Modul-modul pembiayaan pun telah dipersiapkan untuk mengakselerasi implementasi program ini di lapangan.

 

2 dari 3 halaman

Target Jangka Pendek

"Nah, maka apa yang diharapkan, investasinya berapa, sekarang lagi dihitung. Karena kan tidak hanya cukup modal riset, tapi harus ada keuangan, harus ada modal, harus ada financing yang kita siapkan, model financing yang sudah kita siapkan, modul-modulnya kita siapkan," ujarnya.

Target jangka pendek pemerintah mencakup dimulainya program peremajaan tanaman strategis seperti kopi, sawit, dan kelapa mulai kuartal akhir tahun ini. Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan mempercepat masa panen melalui teknologi dan riset terapan.

"Jadi, ini insyaallah di paling tidak di kuartal terakhir di tahun ini kita sudah mulai peremajaan kopi, sawit, kemudian kelapa, di mana, terus yield-nya, bagaimana cepat bisa tumbuh, bisa panen dan sebagainya. Itu kita lagi siapkan. Artinya, dari kesiapan infrastruktur, dari model risetnya sudah ada, tinggal ini political will saja," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

10 Prioritas Komoditas Unggulan Nasional

Selain itu, pemerintah telah menetapkan prioritas terhadap sepuluh komoditas unggulan nasional yang dinilai mampu mengangkat posisi Indonesia sebagai produsen utama dunia. Komoditas tersebut antara lain pala, kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, kakao, bawang putih, dan lada.

Strategi ini tidak hanya ditujukan untuk mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga untuk memperluas pasar ekspor.

"Nah, presiden sudah kasih instruksi kepada kami, kepada Pak Menteri (Mentan) untuk menyiapkan 10 commodity. 10 commodity untuk kembali kita menapaki peringkat 1, nomor 1 di dunia sebagai produsennya. Pala, ya kelapa, kelapa sawit, kemudian karet, kopi, kakao, ada 10 kalau saya salah," pungkasnya.

Produksi Liputan6.com