Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI membocorkan kunci sukses melakukan merger suatu perusahaan.
Sebagai informasi, BSI merupakan hasil merger dari tiga bank, yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Merger tersebut dinilai sukses salah satunya dicerminkan dari keberhasilan perbankan dalam memperbesar skala bisnis dan meningkatkan jumlah nasabahnya secara signifikan.
Setelah merger, jumlah nasabah BSI meningkat lebih dari 5 juta nasabah menjadi 20 juta pada maret 2024.
Advertisement
Vice President Director BSI, Bob Tyasika Ananta mengungkapkan bahwa terdapat 6 hal yang dapat dipelajari dari merger yang dilakukan 3 bank tersebut untuk membentuk BSI.
Pertama, adalah diperlukannya memiliki tujuan (purpose yang sama), adanya keselarasan visi dan misi 3 bank legacy dalam memajukan perbankan syariah, sehingga proses integrasi dapat berjalan lancar.
"Saya melihat harus adanya strong character (karakter kuat), bahwa ada suatu kepentingan yang harus dilakukan (ketika merger)," ujar Bob dalam kegiatan Dies Natalis MM FEB UI di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta ditulis Kamis (10/10/2024).
Kedua, diperlukan tata kelola (governance) yang kuat. Hal ini dengan memastikan setiap stream dan anggotanya berjalan dengan dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi.
Selanjutnya, merger juga dapat dilakukan bila perusahaan terkait memiliki kesamaan pada hal-hal prioritas, salah satunya dalam memilih prioritas bernilai tinggi khususnya untuk memastikan keberlangsungan bisnis dan proses integrasi berjalan secara seimbang serta fokus ke dalam prioritas tersebut.
"(Hasil pertumbuhan) merger itu bukan 1+1+1 jadi 3, harus lebih besar dari tiga. Tapi yang saya kagumi, BSI mulai dari sejak merger, tumbuh terus. Mungkin karena melihat potensi mengenai compromisenya, yang kita sasar individunya, kita sasar consumer sehingga mendorong pertumbuhan kita, kemudian secara culture kita fokus kepada performance terlebih dahulu," beber Bob.
Koordinasi Secara Reguler
Selain itu, saat merger, suatu perusahaan juga perlu memastikan untuk melakukan koordinasi secara reguler. Dengan koordinasi secara reguler, maka dapat menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang berkualitas.
Kelima, adalah memiliki timeline yang sama untuk memastikan konsistensi dan mengurangi overlap pekerjaan.
Terakhir, selalu menggunakan pendekatan stakeholder focus dalam melakukan analisa sehingga keputusan yang dihasilkan memiliki dampak positif kepada seluruh pemangku kepentingan.
Advertisement