Sukses

Menko Airlangga Beberkan Sederet Risiko Global Perang Iran Vs Israel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, pihaknya terus memantau perkembangan dunia, salah satunya ketegangan Iran dan Israel di Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, pihaknya terus memantau perkembangan dunia, salah satunya ketegangan Iran dan Israel di Timur Tengah.

“(Kami menggelar) rapat untuk mempersiapkan terkait dengan global shock akibat (ketegangan) Iran dan Israel dan tentu kami berharap terjadi deeskalasi,” ungkap Airlangga dalam pidato di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).

Sebagai Kementerian yang bertanggung jawab di perekonomian, Menko Airlangga mengatakan, ia terus mempersiapakan berbagai hal mengingat situasi dunia yang masih dihantui berbagai guncangan geopolitik.

“Dunia cannot afford another war (tidak bisa menghadapi perang lain lagi), jadi pesan dengan berbagai pihak minta mengendalikan diri, terutama negara-negara yang bertikai di Timur Tengah,” ujarnya.

Tantangan Dalam Negeri

Adapun berbagai tantangan di dalam negeri, terutama terkait dengan subsidi, di mana Airlangga menekankan harus dilakukannya kalibrasi anggaran yang digunakan.

“Karena dalam sitausi seperti ini 3 hal menjadi isu utama. Pertama, interest rate global. Kedua harga minyak. Ketiga harga logsitik, dan tingkat suku bunga,” paparnya.

Kita melihat ekonomi dan inflasi Amerika Serikat sudah lebih baik, tidak serendah yang dipresdiksi sehingga banyak memperkirakan suku bunga AS akan higher for longer. Kita juga harus menjaga capital sehingga modal dapat terus dipertahankan,” tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serang Israel, Iran Bakal Hadapi Risiko Pembatasan Perdagangan

Serangan rudal dan drone besar-besaran Iran ke wilayah Israel pada Sabtu, 13 April 2024 memberikan risiko terhadap ekonomi Iran. Iran terancam risiko pembatasan perdagangan dan diplomatik.

"Perkembangan ini menandai serangan langsung pertama terhadap Israel dari wilayah Iran, dan Teheran kini menghadapi risiko terkena pembatasan perdagangan dan diplomatik lebih lanjut," tulis CNBC.com dikutip Selasa (16/4/2024).

Serangan balasan itu juga membuat mata uang Iran, Rial, anjlok ke rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar tidak resmi.

Menurut data dari situs pemantauan valuta asing Bonbast, nilai tukar berada pada 705.000 rial/USD di pasar terbuka sekitar pukul 10.30 waktu setempat pada Minggu, 14 April 2024.

Penurunan nilai Rial terjadi beberapa jam setelah Iran mengerahkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel, sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel yang menewaskan beberapa komandan penting Iran di Damaskus awal bulan ini. Adapun, Pemerintah Iran menetapkan nilai tukar resmi sebesar 42.000 rial/USD pada 2018.

Sebelumnya, mata uang Rial Iran sudah menghadapi tekanan dari inflasi yang sangat tinggi yang dipicu oleh sanksi AS yang diterapkan pada masa pemerintahan Donald Trump. Sanksi AS tersebut mengurangi penjualan beberapa ekspor utama Teheran – minyak mentah dan produk minyak.

Selain itu, Israel telah menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Sabtu, 13 April 2024, sementara Biden telah meminta untuk mengadakan pertemuan G7 pada Minggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.