Sukses

Mantan HR Amazon Ungkap 3 Hal yang Bisa Bikin Kamu di-Blacklist Perekrut, Simak Yuk!

Survei situs pencari kerja Monster yang dilakukan Januari 2024 menyatakan bahwa 95% orang berniat untuk mencari pekerjaan baru tahun ini dan banyak dari mereka yang tahu bahwa hal ini akan menjadi tantangan.

Liputan6.com, Jakarta Survei situs pencari kerja Monster yang dilakukan Januari 2024 menyatakan bahwa 95% orang berniat untuk mencari pekerjaan baru tahun ini. Menariknya, banyak dari mereka tahu bahwa hal ini akan menjadi tantangan.

Dalam survei tersebut juga disebutkan bahwa 68% responden merasa bahwa kondisi ekonomi saat ini akan mempersulit mereka mendapatkan pekerjaan baru.

Meskipun menemukan peluang kerja terkadang sulit, terdapat beberapa hal yang dapat membuat mendapat kerja baru menjadi semakin sulit.

"Ada sesuatu yang disebut perilaku mencari validasi, alias keputusasaan," kata mantan perekrut Amazon yang saat ini menjabat sebagai CEO perusahaan pembinaan karier Talent Paradigm, Lindsay Mustain, dikutip dari CNBC, Kamis (13/3/2024).

Ia menambahkan bahwa energi yang disebut dengan 'pick me' itulah yang sebenarnya menghalangi kesempatan mendapat pekerjaan

Terdapat berbagai cara untuk menghindari hal tersebut. Yuk simak di sini:

1. Jangan Melamar di Perusahaan yang Sama

Pertama, hindari melamar pekerjaan di perusahaan yang sama berulang kali, terutama dalam waktu singkat.

Dalam pandangan Mustain, jika kamu telah melamar 20 kali dalam dua tahun terakhir dan ternyata tidak pernah dipekerjaan itu adalah red flag. Mustain akan langsung berpikir ada yang salah dengan kandidat tersebut sehingga sering ditolak di perusahaan ini.

Terlepas dari seberapa cocoknya kamu dengan pekerjaan tersebut, perekrut kemungkinan tidak akan meluangkan waktu untuk menyelidiki pencalonan lebih lanjut.

"Ini adalah bagaimana anda bisa masuk dalam daftar hitam," katanya.

Sehingga, membatasi lamaran internal anda hingga maksimal lima posisi yang sangat sesuai dengan anda di perusahaan akan menjadi langkah baik untuk menghindari daftar hitam perusahaan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Jangan Pakai Dekorasi “Open-to-work” di Foto Profil LinkedIn

Tanda redflag lain bagi perekrut: dekorasi "Open-to-work" di foto profil LinkedIn.

Hanya dengan memasang satu tanda itu di situs, "kami sudah tahu bahwa anda membutuhkan sesuatu," kata Mustain.

Ini berarti bahwa kamu mungkin tidak terlalu memilih-milih dalam hal peluang kerja, bahwa kamu mungkin tidak mengelola karir dengan cara yang terukur yang membantu membangun keterampilan dan menjadi lebih baik.

"Hal ini mengurangi kesan sebagai kandidat berkaliber tinggi," katanya.

Ditambah lagi, hal ini akan mengubah dinamika wawancara anda dengan manajer perekrutan atau HR. Saat ini, mereka tidak mencoba meyakinkan anda tentang peluang kerja yang bagus karena mereka menginginkan anda di perusahaan. Sebaliknya, anda yang mencoba meyakinkan mereka untuk mempertimbangkan anda.

CEO dari pasar talenta Continuum dan mantan perekrut Google, Nolan Church, setuju. Menggunakan spanduk "benar-benar terlihat seperti putus asa di hadapan manajer perekrutan," katanya. 

"Ini seperti meminta-minta di sudut jalan," tambah Mustain.

3 dari 3 halaman

3. Jangan Terlihat Seperti yang Paling Tersakiti di Sosial Media

Terakhir, jika kamu sedang menganggur, jangan memposting status pengangguran di media sosial, terutama jika kamu cenderung melakukannya karena sakit hati.

Mustain memberikan contoh postingan seperti berikut ini:

"Saya baru saja di-PHK dan saya memiliki dua anak di rumah dan saya sangat membutuhkan pekerjaan lain, sesegera mungkin. Jadi, jika anda bisa mengenalkan saya pada orang yang anda kenal yang memiliki lowongan pekerjaan, saya akan sangat berterima kasih."

Meskipun menyedihkan dan mengundang simpati, orang-orang yang mengunggah status-status seperti itu "terlihat sangat terluka dan sakit hati," katanya.

Mereka "menumpahkan darah di media sosial." Pada akhirnya, mereka menunjukkan kelemahan dengan cara yang sama seperti orang-orang yang memasang spanduk "terbuka untuk bekerja" di profil LinkedIn mereka. Sudah jelas mereka membutuhkan sesuatu.

Postingan seperti itu "menunjukkan kelemahan anda, bukan kekuatan anda sebagai seorang pekerja" kata Mustain.

Sebaliknya, jika Anda baru saja di-PHK dan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Anda sedang mencari peluang baru, cobalah mengemas situasi ini sebagai sebuah awal yang baru atau kesempatan untuk berkembang kemudian memberikan contoh konkret dari kontribusi dan kesuksesan Anda di masa lalu. Anda juga dapat membagikan apa yang telah Anda pelajari dan bagaimana pengalaman anda telah membekali anda untuk menghadapi tantangan di masa depan. Semua ini akan "menunjukkan kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang berpandangan ke depan kepada HR yang melihat" katanya.

Ingatlah, "Anda tidak membutuhkan pekerjaan yang diberikan begitu saja" kata Mustain. "Anda menginginkan pekerjaan yang baik."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.