Sukses

Mau Tahu BUMN yang Dipangkas Erick Thohir? Ini Daftarnya

Erick Thohir merinci jumlah yang dipangkas dari tiga perusahaan besar. Diantaranya, 26 perusahaan dari Pertamina, 24 perusahaan dari PTPN Group, serta 13 perusahaan dari Telkom.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir nampak serius dalam meningkatkan efisiensi perusahaan pelat merah. Tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan usaha atau bahkan pembubaran.

Beberapa waktu lalu, Erick pernah buka-bukaan soal 74 anak usaha dan cucu usaha BUMN yang digabung dan dibubarkan. Diantaranya masuk dalam ekosistem Pertamina, PTPN, dan Telkom Indonesia.

Erick Thohir merinci jumlah yang dipangkas dari tiga perusahaan besar. Diantaranya, 26 perusahaan dari Pertamina, 24 perusahaan dari PTPN Group, serta 13 perusahaan dari Telkom.

Erick menegaskan, inefisiensi dalam perusahaan BUMN tak boleh terjadi, pasalnya sebagai lokomotif keuangan ekonomi BUMN harus kuat dan sehat.

“Terus selama tidak ada efisiensi kita harus lakukan. Ini baru 74 (perusahaan), kita akan terus. Ini tadi saya jabarkan yang diingat saya ya, itu di Telkom di Pertamina di PTPN. Pasti di banyak lainnya masih ada hal-hal yang tidak efisien, kita harus lakukan itu,” kata Erick.

Di enggan terlalu bengkaknya perusahaan pelat merah malah bisa membebani kinerja BUMN. Maka, diperlukan efisiensi kedepan dan meningkatkan kontribusinya.

“Terlalu banyak shell shell company yang tidak efisien dan tidak efektif. Jadi buat apa kita punya, kan kadang-kadang begini, holding nya sehat tapi dibuatlah anak cucu yang menyedot daripada keuntungan dari pada holdingnya. Nah ini yang harus kita bongkar dan stop dan kurangi,” kata Erick kepada wartawan di gedung Kementerian BUMN, saat itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gabungkan BUMN Sejenis

Guna mendukung pengurangan yang dilakukannya, selain membubarkan 74 perusahaan tadi, Menteri Erick juga melakukan penggabungan di sejumlah perusahaan negara. Ia menilai perusahaan dengan tujuan yang sama lebih baik untuk digabungkan.

Sebagai contoh perusahaan di sektor perikanan, PT Perikanan Nusantara (Persero) dengan Perum Perikanan Indonesia. Lalu, BGR Logistics dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Selanjutnya Energy Management Indonesia yang dimasukkan ke PT PLN (Persero) dalam rangka pengembangan Energi Baru Terbarukan.

“Nah oke, kalau tugasnya konteks jadi refocusing oke tapi jangan ini overlapping kerjaan satu dan lainnya. dan akhirnya selalu menjadi dispute. Kalau sekarang Energy Management Indonesia fokus kepada audit daripada energi terbarukan yang ada di PLN, nah cocok gitu kan. Hal-hal ini kita terus coba sinergikan, kita lakukan,” terangnya.

Kemudian, perubahan bisnis model yang dilakukan dalam rangka efisiensi adalah dengan refocusing BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi (tel-co). Saat ini, Telkom memfokuskan model bisnis dalam bentuk B To B, sedangkan Telkomsel dalam bentuk B to C.

“Terbukti, sekarang Telkom Valuasinya, market cap-nya terus naik 6 bulan terakhir menjadi Rp 411 triliun, ini sejarah buat Telkom. Sekarang market cap-nya ketika industri tel-co dipertanyakan itu sunset, tetapi Telkom bisa tetap mendapatkan pertumbuhan revenue 6,1 persen yaitu kurang lebih Rp 106 triliun sehingga dibandingkan perusahaan-perusahaan tel-co lainnya, Telkom sekarang tetap tumbuh,” jelas Erick.

3 dari 4 halaman

Merger Pelindo

Selain itu, efisiensi bisnis juga dilakukan Erick Thohir pqda sektor kepelabuhanan. Ini menyasar merger Pelindo I, II, III, dan IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Pelindo resmi merger pada 1 Oktober 2021 lalu. Kemudian, sejumlah subholding Pelindo resmi beroperasi pada 1 Januari 2022, selang beberapa bulan sejak merger.

Erick Thohir menegaskan, tujuan utama adanya berger itu adalah efisiensi. Targetnya adalah menghadirkan standardisasi pengelolaan pelabuhan yang berujung pada penurunan ongkos logistik nasional.

"Merger perusahaan BUMN pelabuhan yakni Pelindo 1-4 dapat menekan ongkos logistik transportasi," ucapnya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bongkar muat di pelabuhan semakin efisien dari waktu ke waktu. Ini disebut jadi buah dari proses transformasi yang dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.

Erick Thohir menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 3 tahun lalu meminta pelabuhan di tangan BUMN menjadi berkelas dunia. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong penurunan biaya logistik nasional.

Langkah itu diawali dengan melakukan konsolidasi terhadap Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo. Erick Thohir menegaskan pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu pelabuhan terbaik dengan urutan 20 besar dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.

Kita sudah menyaksikan hari ini misalnya bongkar muat yang tadinya 34 box sudah menjadi 20 box, yang tadi di sampaikan perlu berhari-hari dengan rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam. Artinya ini percepatan yang luar biasa," ujar Erick dalam Peresmian Makassar New Port, di Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (22/2/2024).

"Kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring system pelabuhan di Indonesia Timur yang terintegrasi dengan Jakarta,” imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata

Langkah efisiensi yang juga dilakukan Erick Thohir adalah Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney. Holding ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 13 Januari 2022 lalu.

Hadirnya InJourney mengintegrasikan perusahaan di sektor aviasi dan pariwisata. Diantaranya, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Sarinah, Hotel Indonesia Natour, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) hingga Taman Wisata Candi (TWC). 

Targetnya adalah mengelola kawasan-kawasan pariwisata agar bisa lebih bernilai dan mendorong kunjungan ke lokasi-lokasi tersebut. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menjadi satu contoh sukses.

Erick Thohir pada momen peluncuran InJourney menegaskan, tujuannya adalah untuk memaksimalkan potensi pariwisata domestik. BUMN masuk di lokasi-lokasi strategis untuk melakukan pengembangan.

"Kami membentuk Holding Pariwisata dan Pendukung tidak lain kita ingin memfokuskan bagaimana kesempatan kita untuk membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik yang potensial selama ini masih sangat besar tapi kurang terintegrasi," ucap Erick.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini