Sukses

Panen Raya di Banten Bisa Hasilkan GKP 261.965 Ton dan Surplus 45.963 Ton Beras

Para petani di Banten pun bersiap melakukan panen raya mulai dari akhir Februari atau awal Maret 2024.

Liputan6.com, Serang Musim panen raya padi akan berlangsung di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di Banten. Para petani di Banten pun bersiap melakukan panen raya mulai dari akhir Februari atau awal Maret 2024.

Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Banten, Ismatul Hidayah menyebut, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Banten, hasil panen raya di daerah tersebut akan menghasilkan gabah kering panen (GKP) sekitar 261.965 ton dan surplus sebesar 45.963 ton beras.

"Salah satu lokasi pertanaman padi yang akan dipanen petani berada di hamparan lahan seluas 144 hektare di Desa Kadikaran, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang," sebutnya.

“Ini luas lahannya 144 hektare dengan luas lahan kelompok tani binaan Poktan Tani Mukti sebesar 42 hektare. Estimasi panen dimulai satu minggu lagi dan panennya bertahap,” jelas Ismatul.

Sementara itu, Koordinator Penyuluh Kecamatan Pamayaran, Haerudin menyebut bahwa sudah dilakukan panen pada lahan seluas 426,75 hektare di Februari 2024.

“Dari total luas baku lahan 2.054 hektare di Kecamatan Pamayaran, petani sudah memanen 426,75 hektare. Masih ada 1.627 hektare yang diperkirakan panen pada Maret hingga April secara bertahap dengan rata-rata hasil 5,5 ton GKP/ha,” sebutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daerah Mengawal

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mendorong daerah-daerah di Indonesia agar mengawal jalanya panen raya tahun 2024.

"Kegiatan panen raya akan memperkuat posisi pangan bangsa sampai beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Di sisi lain, guna mengawal peningkatan produksi pangan dalam negeri, Kementan pun terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada petani Banten. Kementan melalui BPSIP Banten secara rutin menggelar penguatan kapasitas penerap standar pertanian untuk kelompok tani di Banten.

Selain itu, pengelolaan tanam terpadu (PTT) pun terus digencarkan. PTT dilakukan mulai dari penggunaan varietas unggul baru dan bermutu, pemberian bahan organik, penggunaan pupuk hayati, hingga penanganan panen dan pascapanen yang tepat.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini