Sukses

Harga Emas Dunia Tembus Level Termahal Usai Kurs USD Keok

Harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 2.027,19 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih tinggi ke level USD 2,039.8.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari seminggu pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga emas dunia melesat seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, sorotan beralih ke rilis risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) sebagai isyarat penurunan suku bunga lebih lanjut.

Dikutip dari CNBC, Rabu (21/2/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 2.027,19 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih tinggi ke level USD 2,039.8.

Kurs dolar AS turun 0,2%, membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Risalah pertemuan kebijakan bank sentral AS bulan Januari akan dirilis pada hari Rabu.

“Kami terus melihat kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertengahan tahun 2024,, yang akan menjadi faktor pendukung bagi pasar emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Namun, lanjut Meger, risalah The Fed akan menegaskan kembali bahwa penurunan suku bunga akan diundur hingga Mei atau Juni, yang tentunya tidak akan membantu pasar emas. DIa menambahkan ada dukungan fundamental di bawah level USD 2.000.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga Konsumen AS

Data harga konsumen dan harga produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada minggu lalu mengurangi harapan penurunan suku bunga pada bulan Maret. Pasar saat ini memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar 78% pada bulan Juni, menurut CME Fed Watch Tool.

“Aktivitas pembelian pasar fisik yang kuat telah menjaga harga (emas) dari pelemahan,” tulis analis di TD Securities dalam sebuah catatan.

“Pada harga tertentu, perak akan selalu masuk ke pasar, namun prospek permintaan fisik menunjukkan bahwa harga yang lebih tinggi diperlukan untuk memenuhi periode defisit struktural yang sedang berlangsung.”

Sejalan dengan harga emas, harga perak di pasar spot naik 0,2% pada USD 23,06 per ons. Sedangkan harga platinum naik 0,6% menjadi USD 904,15 per ounce dan paladium naik 2,8% menjadi USD 980,14. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Bisa Tembus USD 3.000 di 2025 Gara-Gara Resesi

Sebelumnya, analis di Citi memperkirakan harga emas dunia bisa melonjak hingga USD 3.000 per ounce, dalam 12 hingga 18 bulan ke depan tergantung pada salah satu dari tiga kemungkinan katalis.

Kepala komoditas Citi di Amerika Utara, Aakash Doshi mengatakan bahwa harga emas dunia yang saat ini diperdagangkan pada USD 2.016, dapat melonjak sekitar 50 persen jika bank sentral secara tajam meningkatkan pembelian logam kuning, atau jika terjadi resesi global yang parah.

"Jalur yang paling mungkin terjadi menuju USD 3.000/oz emas adalah akselerasi cepat dari tren yang ada namun pergerakannya lambat: de-dolarisasi di seluruh bank sentral Negara Berkembang yang pada gilirannya menyebabkan krisis kepercayaan terhadap dolar AS,” tulis analis dalam catatannya, dikutip dari CNBC International, Selasa (20/2/2024).

Hal ini dapat melipatgandakan pembelian emas bank sentral, mendorong konsumsi perhiasan sebagai pendorong terbesar permintaan emas, jelas Doshi.

Citi menyoroti, pembelian emas oleh bank sentral telah meningkat ke tingkat rekor dalam beberapa tahun terakhir, seiring upaya mereka untuk mendiversifikasi cadangan dan mengurangi risiko kredit.

Bank sentral China dan Rusia sejauh ini memimpin pembelian emas, sementara India, Turki, dan Brasil juga meningkatkan pembelian emas batangan.

 

3 dari 3 halaman

Pembelian Emas

Laporan Dewan Emas Dunia pada Januari 2024 menunjukkan, bank-bank sentral dunia telah mempertahankan lebih dari 1.000 ton pembelian emas bersih selama dua tahun berturut-turut.

"Jika jumlahnya meningkat dua kali lipat dengan sangat cepat menjadi 2.000 ton, kami pikir itu akan menjadi sangat bullish bagi emas," beber Doshi.

Skenario Resesi

Dalam skenario resesi global, yang dapat mendorong harga emas hingga USD 3.000 dapat mendorong Bank Sentral AS untuk menurunkan suku bunganya dengan cepat.

“Itu berarti remnya telah dikurangi, bukan menjadi 3 persen tetapi menjadi 1 persen atau lebih rendah, itu akan membawa harga emas ke USD 3.000,” kata Doshi, seraya mencatat bahwa ini adalah skenario dengan probabilitas rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini