Sukses

Urban Farming di Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Contoh Sukses Program BRInita, Ini Kisahnya!

Salah satu daerah yang menerapkan urban farming adalah Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

Liputan6.com, Bandung Di tengah laju pertumbuhan kota yang cepat dan tantangan global terkait ketahanan pangan, praktik urban farming semakin mendapatkan sorotan sebagai solusi inovatif. Bahkan, urban farming tidak hanya diterapkan sebagai alternatif, tetapi juga menjadi tonggak keberhasilan dalam membentuk pola hidup yang berkelanjutan.

Salah satu daerah yang menerapkan urban farming adalah Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Beragam tanaman bisa dijumpai di pemukiman padat penduduk tersebut, seperti sayuran, buah-buahan macam jeruk dan anggur, kopi dan bermacam-macam bunga.

Tanaman itu pun merupakan hasil dari urban farming yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Masyarakat sekitar pun menyebut perkebunan itu sebagai Buruan Sae, dua kata dari bahasa Sunda yang berarti halaman indah.

Ketua Buruan Sae Kelurahan Padjajaran, Wawan Setiawan menuturkan, awalnya bangunan di atas sungai hanya menggunakan bambu dan tidak luas. Namun, di 2014 karena ada program Urban Farming bernama Buruan Sae dari wali kota Bandung, bangunan diganti dengan yang lebih kuat dan luas.

"Keseriusan warga itu pun dibuktikan dengan mengganti dasar lahan perkebunan di atas sungai tersebut menggunakan baja ringan. Namun, pagar dan atapnya masih pakai bambu dan beberapa bagian ada yang dilapisi plastik tebal untuk melindungi tanaman," tuturnya.

"Berkat pembenahan tersebut, kini perkebunan di Padjajaran tersebut menjelma menjadi Agrowisata Urban Farming," imbuh Wawan.

Dirinya menyebut, di samping mendapatkan bibit dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, tanaman yang dibudi dayakan berasal dari warga yang mencari bibit sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banyak Kegiatan Edukasi dan Budi Daya

Daya tarik urban farming di Kelurahan Padjajaran pun semakin besar. Hal itu terlihat ketika warga sekitar mulai memperbanyak kegiatan edukasi dan membudidayakan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter.

Urban farming itu juga semakin diperluas tempatnya setelah mengikuti program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Konsep bertani tersebut memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman atau urban farming.

"Hadirnya BRInita di Padjajaran tak lepas dari campur tangan sang lurah, yaitu Paridin. Lurah tersebut giat mencari berbagai bantuan dan dukungan," ujar Wawan.

"Paridin kemudian bekerja sama dengan BRI lewat BRInita untuk memperluas Buruan Sae Padjajaran agar urban farming tersebut terus berkembang dan dilestarikan," jelasnya.

Selain itu, program BRInita mengenalkan metode tanam vertical garden dan memberikan banyak pelatihan dan pendampingan, sehingga warga bisa semakin inovatif dalam mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran.

"Dampaknya pun bisa dirasakan oleh warga sekitar. Warga di Kelurahan Padjajaran tak lagi harus membeli bumbu dapur, seperti cabai, tomat dan bawang, karena bisa dipanen langsung dari Buruan Sae," ucap Wawan.

"Selain itu, warga juga dapat menikmati hasil panen dari sayuran dan buah-buahan segar setiap saat tanpa harus membeli," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Ragam Produk UMKM

Dengan adanya program BRInita, warga pun aktif mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran menjadi beragam produk UMKM, seperti produk Bunga Telang dan Kopi Pot. Menariknya, dari bunga telang bisa dihasilkan empat jenis produk, termasuk minuman segar.

Begitu juga dengan produk kopi, bahan baku yang digunakan adalah biji kopi hasil panen dari urban farming di Padjajaran tersebut. Di samping minuman Segar Bunga Telang dan Kopi Pot, UMKM di Kelurahan Padjajaran kini punya produk andalan, yakni Wedang Jahe Merah yang bahan bakunya dipanen dari kebun urban farming.

Anggota Kelompok Wanita Padjajaran Lestari, Devi Setiawati menuturkan bahwa minuman herbal itu sangat laku di pasaran.

"Bahkan, dengan berjualan Wedang Jahe Merah secara online, pembelinya sudah cukup banyak dan konsisten," tuturnya.

"Dalam sekali produksi, kami mampu membuat wedang jahe merah dalam kemasan 20-25 botol kemasan 250ml. Mengingat bahan bakunya terbatas, kami menjualnya berdasarkan pesanan," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Komitmen Nyata BRI

Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.

"Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota, dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman," ungkapnya.

“Program ini tidak hanya dilakukan di satu titik saja, tetapi di 21 titik di seluruh Indonesia," imbuh Catur.

Dirinya pun berharap agar infrastruktur yang diberikan, program ini dapat terus berjalan secara berkelanjutan dan menjadi wadah positif bagi masyarakat.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini