Sukses

Inggris dan Jepang Resesi, Pengusaha Khawatir Ekspor Batu Bara hingga Nikel Bakal Loyo

Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang khawatir resesi yang menimpa Inggris dan Jepang bakal turut berdampak pada ekonomi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang khawatir resesi yang menimpa Inggris dan Jepang bakal turut berdampak pada ekonomi Indonesia.

Khususnya lantaran kedua negara merupakan mitra dagang Indonesia untuk berbagai komoditas ekspor, mulai dari batu bara, nikel, hingga sawit dan kopi.

Sarman lantas mengingatkan, Inggris dan Jepang resesi jadi suatu pertanda bahwa Indonesia perlu menyiapkan berbagai langkah antisipatif agar perekonomian nasional tidak terlalu berimbas.

"Memang kita lihat bahwa Inggris dan Jepang sudah masuk dalam daftar negara resesi. Pertama, ini menjadi tantangan kita bersama, terutama tentangan ekonomi Indonesia untuk mengantisipasi terjadinya resesi seperti di Jepang dan Inggris," ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (17/2/2024).

Mitra Perdagangan Indonesia

Jepang, kata Sarman, merupakan salah satu mitra strategis perdagangan Indonesia. Negeri Sakura juga disebutnya sebagai negara tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia, setelah China, Amerika dan India

"Kalau kita lihat dari sisi komoditas batubara, elektronik, nikel, perhiasan, berbagai olahan kayu dan turunannya, karet dan otomotif, perikanan, ini banyak sekali yang kita ekspor ke Jepang," jelas dia.

"Tentu dengan adanya resesi ini akan berdampak terhadap nilai ekspor kita. Sedangkan ekspor kita juga salah satu kekuatan untuk menopang pertumbuhan ekonomi," imbuh Sarman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Waspada Lainnya

Hal lain yang patut diwaspadai, ia melihat banyak sekali perusahaan Jepang yang membuka kegiatan industri di Indonesia.

"Dengan adanya resesi ini, otomatis mungkin berdampak juga terhadap penurunan pada permintaan. Mau tidak mau akan berdampak pada industri-industri Jepang yang ada di Indonesia," ungkapnya.

Tak terkecuali Inggris, yang juga jadi salah satu pasar ekspor utama Indonesia untuk berbagai komoditas. Mulai dari produk garmen hingga berbagai sumber daya alam.

"Termasuk juga Inggris, komoditas kita paling banyak selama ini kan adalah semisal produk industri padat karya, seperti alas kaki, garmen, tekstil, plastik, kulit, minyak sawit, dan kopi misalnya," urainya.

"Itu berbagai komoditas yang kita ekspor ke Inggris. Pasti juga akan mengalami hal yang sama. Permintaan pasti akan menurun dengan adanya resesi ini," ucap Sarman.

 

3 dari 3 halaman

Pemerintah Diminta Siapkan Strategi

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah untuk menyiapkan strategi agar resesi Jepang dan Inggris tidak banyak berdampak terhadap kegiatan ekonomi nasional. Caranya, seperti dengan mencari pangsa pasar ekspor baru untuk komoditas-komoditas tersebut.

"Saya rasa pemerintah kita sudah harus melakukan suatu skenario, kira-kira apa langkah yang harus kita lakukan. Sehingga imbas daripada resesi di Jepang dan Inggris tidak begitu menggerus terhadap perekonomian kita," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini