Sukses

SDG's Jadi Jalan Pupuk Indonesia Tingkatkan Daya Saing Usaha di Tingkat Global

PT Pupuk Indonesia (Persero) Pupuk Indonesia harus terus mengembangkan inisiatif-inisiatif Sustainable Development Goals (SDG). Selanjutnya inisiatif tersebut dilaporkan secara konsisten sejak tahun 2013 melalui Sustainable Report.

Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) Pupuk Indonesia harus terus mengembangkan inisiatif-inisiatif Sustainable Development Goals (SDG). Selanjutnya inisiatif tersebut dilaporkan secara konsisten sejak tahun 2013 melalui Sustainable Report.

Hal Ini diungkapkan SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/1/2024).

Dia menjelaskan, Pupuk Indonesia berkomitmen menerapkan keberlanjutan melalui pelaporan Pupuk Indonesia yang berhasil mengomunikasikan program ESG dengan baik, sehingga stakeholder dapat memahami program-program yang telah dijalankan Perusahaan.

Pupuk Indonesia percaya bahwa keberlanjutan adalah usaha bersama, dan pencapaian ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan semua pihak, termasuk mitra industri, pemerintah, dan masyarakat sekitar.

"Pupuk Indonesia sebagai perusahaan pupuk melihat keberlanjutan bukan hanya karena untuk memenuhi aturan saja, lebih dari itu program keberlanjutan sudah menjadi bagian dari operasional perusahaan dan instrumen penting dalam meningkatkan daya saing usaha," tandas Wijaya.

Atas konsistensi dan Inovasi di bidang Environmental, Social, Governance (ESG), Pupuk Indonesia menerima anugerah Avirama Nawasena kategori Penciptaan Pelaporan yang Berkelanjutan atau Sustainable Accountability Disclosure and Reporting dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB).

Penghargaan ini tidak hanya menjadi penghargaan bagi Pupuk Indonesia. Tapi juga bentuk pengakuan kepada semua pihak yang telah bersama-sama berkontribusi terhadap upaya Pupuk Indonesia dalam mendukung ekonomi masa depan yang berkelanjutan.

"Penerimaan penghargaan ini menjadi pengingat bagi kami untuk terus menerapkan prinsip berkelanjutan dalam operasional bisnis. Kami berkomitmen untuk terus belajar, berkembang, dan berinovasi agar dapat memberikan dampak positif yang lebih besar lagi bagi lingkungan dan masyarakat," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alokasi Subsidi Pupuk Ditambah Rp 14 Triliun, Apa Manfaatnya?

Pemerintah telah memutuskan menambahkan alokasi subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun, atau sekitar 40 persen dari alokasi 2023 sejumlah 6,05 juta ton. Tambahan subsisi pupuk setara 2,5 juta ton ini diharapkan dapat mendorong produktivtas pertanian di masa sulit akibat kondisi cuaca yang tidak pasti.

Menurut Ekonom Mohamad Dian Revindo, peningkatan alokasi pupuk ini dilakukan pada saat yang tepat, yakni ketika awal musim tanam ditengah kondisi dua fenomena alam yang melanda Indonesia.

Pertama, El Nino, yang mengakibatkan pemanasan permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Kedua, Angin Monsun Asia yang menyebabkan Asia menjadi lebih dingin. Kedua fenomena ini akan menimbulkan curah hujan yang tidak merata di Indonesia.

Revindo berharap peningkatan alokasi subsidi yang signifikan ini dapat menjawab masalah kelangkaan pupuk petani. Studi Sutawikara (2023) menunjukkan tanpa penambahan maka alokasi subsidi sebelumnya hanya cukup untuk pengadaan 6,05 juta ton, tidak mampu memenuhi keubutuhan petani yang mencapai 7,86 juta ton.

Selain itu, Revindo juga berharap penambahan subsidi ini dapat dapat membantu menurunkan biaya produksi petani. Perhitungan BPS menunjukkan bahwa pupuk menyumbang 9,43% dari biaya produksi padi sawah. Dalam jangka menengah dan panjang, hal ini juga dapat mendukung keberlanjutan usaha pertanian dan ketahanan pangan.

Hasil Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) dari BPS (2023) mengungkapkan bahwa rata-rata pendapatan bersih petani skala kecil hanya Rp5,23 juta per tahun. Hal ini merupakan salah satu faktor rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani, termasuk rendahnya minat pemuda untuk bekerja di sektor pertanian yang tinggal kurang dari 20%. Alokasi dana tambahan untuk pupuk subsidi akan memberikan dampak positif langsung terhadap pendapatan petani.

Dengan pupuk yang lebih terjangkau, biaya produksi pertanian akan berkurang sehingga marjin keuntungan bagi petani meningkat. Hal ini dapat menciptakan efek berkelanjutan terhadap taraf hidup petani.

 

3 dari 3 halaman

Penyaluran Pupuk Subsidi

Sebelumnya, pupuk subsidi diberikan kepada petani terdaftar yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022.

Dengan adanya penambahan alokasi pupuk subsidi, menurut keterangan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, daftar penerima pupuk subsidi akan bertambah mencakup lima kelompok petani yang sebelumnya tidak masuk dalam daftar. Lima kelompok petani yang dimaksud adalah petani di hutan desa, petani yang tidak memiliki kartu tani, petani

dengan Indeks Pertanaman lebih dari satu, petani di pegunungan, dan petani yang tidak memiliki lahan.

Dalam kesempatan terpisah, Pupuk Indonesia sebagai BUMN yang diberikan mandat untuk memenuhi kebutuhan produksi pupuk nasional juga telah menyanggup peningkatan alokasi pupuk subsidi dari pemerintah. Proyek-proyek pengembangan kapasitas produksi, seperti Proyek Pusri IIIB, PSN Kawasan Industri Fakfak, dan pengembangan pabrik pupuk NPK terus dilakukan Pupuk Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan pupuk nasional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.