Sukses

Gebrakan Terbaru Luhut, Punya 2 Cara Jitu Hapus Polusi Udara di Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap dua cara pemerintah dalam mengatasi persoalan polusi udara di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap dua cara pemerintah dalam mengatasi persoalan polusi udara di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertama, pemerintah akan mendorong penggunaan mobil maupun motor listrik di jalanan ibu kota.

"Ini masalah polusi Jakarta, ada dua hal kita buat. Kita mempercepat EV termasuk sepeda motor itu," kata Menko Luhut dalam akun Instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Minggu (14/1).

Kedua, lanjut Luhut, pemerintah akan mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan. Yakni, BBM jenis Euro4 dan Euro5.

"Ini (BBM ramah lingkungan) supaya sulfurnya rendah. Itu juga akan mengurangi polusi," terangnya.

Luhut menilai persoalan polusi udara di langit wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan permasalahan serius untuk segera diatasi. Mengingat, dampak buruk polusi udara dapat mengancam kesehatan seluruh lapisan masyarakat.

"Kalau polusi ini kan tidak ada pangkat, tidak ada jabatan. Semua orang kena," pungkas Menko Luhut.

Sebelumnya, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.26 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 163 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini itupun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Posisi Jakarta sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk bukan baru kali ini terjadi. Ibu kota negara Republik Indonesia ini sudah berulang kali memuncaki daftar itu

Setelah Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Doha (Qatar) dengan indeks kualitas udara di angka 160 dan Delhi (India) di angka 159. Adapun, sejumlah wilayah di Jakarta dengan kualitas udara terburuk, antara lain Kebon Jeruk, Pantai Indah Kapuk, Kalideres, Cilandak Barat, dan Pluit. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menko Luhut: Polusi Udara Jakarta Makin Baik, tapi Masih Temporary

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga diangkat sebagai Ketua Satgas Polusi Udara Jabodetabek, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut indeks polusi udara saat ini telah membaik.

"Pencemaran indeks ini sekarang pada hari ini angkanya kita monitor sudah semakin bagus. Saya monitor betul ini," ujar Menko Luhut dalam acara Seminar Nasional IKAXA di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Menurut dia, penanggulangan polusi Jakarta turut terbantu oleh modifikasi cuaca yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan water mist spraying dengan dua pesawat Cessna.

"Karena sekarang kita buat pesawat terbang itu drone untuk mengikat polutannya. Itu yang membuat cepat, tapi itu kan temporary," imbuh Luhut.

Uji Emisi

Sebagai tindak lanjut, Luhut bakal menindak tegas kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat yang tidak lulus uji emisi. Penindakan ini utamanya dilakukan bagi para pegawai pemerintahan.

Luhut mengaku dirinya telah berkoordinasi dengan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono untuk melacak kendaraan yang dipakai oleh seluruh pegawai pemerintahan.

"Saya udah bilang ke pak Heru gubernur, pak Heru, seluruh instansi pemerintah baik TNI/Polri semua periksa. Tidak boleh yang jalan pake asap yang kuat. Karena sekecil apapun punya pengaruh, punya kontribusi," tegasnya.

Tak hanya soal kendaraan, ia pun mewanti-wanti pelaku industri yang memiliki pembangkit listrik sendiri untuk menggunakan teknologi cofiring dan memasang scrubber.

"Semua listrik-listrik yang ada di perusahaan, yang 5 MW, 3 MW pake cofire itu kita minta dia pakai scrubber. Atau ditutup nanti, kita gantikan oleh PLN. Saya bilang PLN, kamu kan ada excess power, kamu harus kasih insentif. Jadi semua harus holistik penanganannya," pinta Luhut.

 

3 dari 4 halaman

Kurangi Polusi Udara, Pemerintah Luncurkan Kampanye Naik Transportasi Umum

Kementerian PPN/Bappenas bersama PT MRT Jakarta meluncurkan kampanye Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di Stasiun MRT Jakarta Bundaran HI, Selasa (12/9/2023).

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai agenda global TPB/SDGs di 2030. 

Menurutnya, dalam Dekade Aksi yang tinggal tujuh tahun lagi ini, gaung TPB/SDGs harus lebih ditingkatkan agar TPB/SDGs dapat dicapai tepat waktu.

"Moda transportasi umum menjadi salah satu sarana strategis untuk mempromosikan TPB/SDGs dan mendorong gaya hidup berkelanjutan, serta mendukung pengurangan polusi dan emisi,” kata Suharso Monoarfa. Adapun kampanye TPB/SDGs membidik beberapa tujuan dari TPB/SDGs, yaitu Tujuan 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur; Tujuan 11: Kota dan Pemukiman Berkelanjutan; Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab; Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim; serta Tujuan 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. 

 

4 dari 4 halaman

Turunkan Polusi Udara

Lebih lanjut, Suharso mengatakan, sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, kampanye ini mengangkat beberapa isu, di antaranya penanganan perubahan iklim, mobilitas berkelanjutan dengan transportasi ramah lingkungan, pengelolaan sampah, serta upaya penurunan tingkat polusi.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2023, penyumbang polusi terbesar di Indonesia adalah sektor transportasi sebesar 44 persen, diikuti industri energi sebesar 31 persen, sektor perumahan dan komersial sebesar 15 persen, serta sektor manufaktur sebesar 10 persen. 

Data tersebut menunjukkan penyumbang emisi GRK terbesar di Indonesia adalah sektor energi, salah satunya melalui penggunaan bahan bakar pada transportasi. Pada 2022 tercatat lebih dari 3,7 juta pengguna mobil penumpang dan 17,3 juta pengguna sepeda motor di DKI Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini