Sukses

Anies Bandingkan Biaya Hidupkan Jalur Kereta Sumatera dan Bangun Jalan Tol, Lebih Murah Mana?

Calon presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan membandingkan biaya untuk reaktivasi jalur kereta di Sumatra Barat (Sumbar) dengan pembangunan proyek infrasruktur tranportasi lain seperti LRT atau jalan tol.

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan membandingkan biaya untuk reaktivasi jalur kereta di Sumatra Barat (Sumbar) dengan pembangunan proyek infrasruktur tranportasi lain seperti LRT atau jalan tol.

Anies menyebut, biaya pembangunan rel kereta api di provinsi Sumatra Barat masih jauh lebih murah dibandingkan pembangunan infrastruktur transportasi umum lainnya. Termasuk pembangunan moda transportasi LRT Jabodebek.

Dia mencatat, biaya reaktivasi jalur kereta di Sumatra Barat hanya berkisar Rp16 miliar kilometer per kilometer. Sementara itu, biaya pembangunan LRT Jabodebek dapat menelan anggaran Rp1 triliun per kilometer.

 

"Bapak ibu sekalian, revitalisasi jalur kereta api di Sumatra Barat itu tahu berapa? harganya Rp16 miliar per kilometer tidak mahal. Sementara kita ketika membangun di Jakarta ini LRT itu panjangnya kira-kira 6 kilometer nilainya Rp6 triliun, hampir 1 triliun per kilometer," terang dalam Dialog Capres Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, ditulis Jumat (12/1/2024).

Pun, lanjut Anies, pembangunan jalur kereta api di pulau Kalimantan masih jauh lebih murah dibandingkan pembangunan jalan tol. Mengingat, biaya pembebasan lahan untuk jalur rel kereta api jauh lebih murah dibandingkan jalan tol.

"Bandingkan dengan kalau kita harus membangun jalan tol, pembebasan lahannya bisa 80 meter lebarnya. Tapi kalau kereta api berbeda sekali, pembebasan lahan yang sangat kecil kami menghitung di Kalimantan dari Pontianak sampai ke Samarinda bila dibangun jalur kereta maka total diperlukan Rp22 triliun," ucapnya.

Manfaat Ekonomi

Menurut Anies, manfaat perekonomian yang dihasilkan dari pembangunan jalur kereta api juga lebih besar dibandingkan pembangunan jalan tol. Manfaat tersebut antara lain turunnya biaya logistik karena kemampuan daya angkut kereta api yang lebih besar ketimbang jenis kendaraan lainnya.

"Kenapa jaringan ini diperlukan? karena dalam jangka panjang mobilitas logistik menggunakan kereta api itu salah satu paling efisien," pungkas Anies.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Janji Reaktivasi Jalur Kereta

 

Oleh Sebab itu, Anies berjanji akan gencar membangun jaringan kereta di berbagai wilayah Indonesia jika berhasil memenangi pemilu pada 2024 mendatang. Salah satunya menghidupkan kembali atau reaktivasi jalur kereta di Sumatra Barat (Sumbar).

"Kemudian yang tidak kalah penting pembangunan jaringan kereta api yang secara serius harus dimulai di Indonesia," kata Capres Anies.

3 dari 4 halaman

Capres-Cawapres Ditantang Bicara Selesaikan Masalah Macet hingga Logistik

Sebelumnya, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) berencana memanggil seluruh pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) 2024. Tujuannya, guna mengulik solusi dari permasalahan sektor transportasi di Indonesiam

Ketua Umum MTI Tory Damantoro mengungkap, ada isu penting yang bakal jadi fokus bahasan. Yakni, terkait kemacetan di perkotaan hingga sistem logistik pendukung perekonomian nasional.

"Jadi rata-rata sudah mengcover antara 2 isu ya, yaitu kemacetan di perkotaan dan juga logistik yang terkait fengan ekonomi," kata Tory usai Konferensi Pers Catatan Akhir Tahun MTI 2023, di Jakarta, Rabu (27/12/2023).Rencananya, MTI akan menguji wacana Capres-Cawapres 2024 itu pada Januari 2024 mendatang. Terkait fokus bahasan lebih luasnya, dia menyebut rinciannya masih disiapkan oleh tim internal MTI.

Tory menjelaskan, pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MTI beberapa waktu lalu, dia turut meminta pandangan dari 3 Capres. Utamanya memastikan isu transportasi masuk dalam visi-misi calon pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) nantinya.

"Dari pembahasan, kami melihat ada beberapa calon yang sudah mempunyai pandangan yang sama dengan MTI tapi juga ada beberapa yang belum (sepaham)," ungkap dia.

"Untuk itu, tahun depan MTI akan menyampaikan hasil pemikiran MTI kepada para calon untuk memberikan masukan kepada rencana pembangunan jangka panjang dan menengah," sambung Tory.

 

4 dari 4 halaman

Tak Bahas Keselamatan Lalu Lintas

Sebelumnya, Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, menyoroti terkait visi misi infrastruktur dan transportasi Calon Presiden (Capres) dan Wakil Calon Presiden (Cawapres) di Pemilu 2024.

Menurut Djoko, dari ketiga visi dan misi Capres dan Cawapres tersebut tidak memasukan program keselamatan lalu lintas, padahal saat ini Indonesia sedang mengalami krisis transportasi umum dan darurat keselamatan lalu lintas.

"Indonesia sedang alami krisis angkutan umum dan darurat keselamatan lalu lintas. Tidak ada program keselamatan lalu lintas, di semua Calon Presiden dan Wakil Presiden," kata Djoko dalam keterangan resminya, Senin (18/12/2023).

Untuk pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan visi Indonesia Adil Makmur untuk Semua. Memiliki misi 8 Jalan perubahan yang diusung, yaitu membangun kota dan desa berbasis kawasan yang manusiawi, berkeadilan dan saling memajukan. Pendekatan kewilayahan untuk mewujudkan program.

Sementara untuk pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan visi Bersama Indonesia Maju. Dalam misi ketiga, yaitu melanjutkan pengembangan infrastruktur. Pembangunan Indonesia harus lebih merata melalui penciptaan pusat pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa. Salah satunya adalah Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.