Sukses

ILO Ramal Angka Pengangguran Global Naik jadi 5,2% di 2024, Waspada!  

Tingkat pengangguran global diperkirakan akan sedikit meningkat pada tahun 2024. Hal itu diungkapkan oleh Badan Tenaga Kerja Dunia (ILO).

 

Liputan6.com, Jakarta Tingkat pengangguran global diperkirakan akan sedikit meningkat pada tahun 2024. Hal itu diungkapkan oleh Badan Tenaga Kerja Dunia (ILO).

Mengutip Channel News Asia, Kamis (11/1/2024) ILO memperkirakan akan ada tambahan 2 juta pekerja yang mencari pekerjaan di tahun 2024, sehingga meningkatkan tingkat pengangguran global menjadi 5,2 persen.

Di 2022, tingkat pengangguran global telah mencapai 5,3 persen dan mengalami sedikit perbaikan tahun lalu menjadi 5,1 persen.

ILO mengatakan bahwa pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19 telah melambat, dengan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan inflasi yang terus-menerus memicu tindakan agresif bank sentral.

Meskipun demikian, pertumbuhan global pada tahun 2023 sedikit lebih tinggi dari perkiraan, dan pasar tenaga kerja menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, kata Organisasi Buruh Internasional.

Namun, upah riil menurun di sebagian besar negara G20 karena kenaikan upah gagal mengimbangi inflasi.

ILO menyebut, pendapatan yang dapat dibelanjakan telah menurun di sebagian besar negara G20 dan, secara umum, erosi standar hidup akibat inflasi “tidak mungkin dapat dikompensasi dengan cepat.

Meningkatnya kesenjangan dan stagnannya produktivitas merupakan hal yang memprihatinkan, kata ILO dalam laporan Tren Ketenagakerjaan dan Prospek Sosial Dunia untuk tahun 2024.

Ketimpangan Pasar Tenaga Kerja

“Analisis yang lebih mendalam mengungkapkan bahwa ketimpangan pasar tenaga kerja semakin meningkat dan, dalam konteks krisis global yang beragam dan saling berinteraksi, hal ini mengikis kemajuan menuju keadilan sosial yang lebih besar”, kata Ketua ILO, Gilbert Houngbo

Laporan ILO menemukan bahwa hanya Tiongkok, Rusia, dan Meksiko yang “menikmati pertumbuhan upah riil yang positif pada tahun 2023”.

Sedangman di negara-negara G20 lainnya, upah riil turun dengan Brasil (6,9 persen), Italia (lima persen) dan Indonesia (3,5 persen) mengalami penurunan paling tajam.

“Turunnya standar hidup dan lemahnya produktivitas ditambah dengan inflasi yang terus-menerus menciptakan kondisi kesenjangan yang lebih besar dan melemahkan upaya untuk mencapai keadilan sosial,” kata Houngbo.

“Dan tanpa keadilan sosial yang lebih besar, kita tidak akan pernah bisa mencapai pemulihan yang berkelanjutan,” imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

10.955 Pencari Kerja Dapat Bantuan Modal Usaha, Sudah Kebagian?

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mencatat, hingga Desember tahun 2023, telah menyalurkan bantuan modal usaha kepada pencari kerja sebanyak 10.955 Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dari target 11.000 Kelompok TKM.

Untuk meningkatkan hal tersebut, Kemnaker telah menggelar 'TKM Expo: Fantastik Festival', di GOR Gajah Mada, Mojosari, kota Mojokerto, Jawa Timur, pada 22-23 Desember 2023.

Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Expo ini, merupakan ajang bagi TKM di wilayah Mojokerto, sekaligus bentuk dukungan Kemnaker terhadap para pelaku usaha yang mendapatkan bantuan modal TKM.

"Keberlangsungan acara hari ini merupakan wujud dukungan terhadap program TKM yang diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja dan mengatasi jumlah pengangguran, " kata Menaker Ida Fauziyah di Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (24/12/2023)."Untuk wilayah Kabupaten/kota Mojokerto, hingga tahun 2023 terdapat kurang lebih 173 TKM yang menjadi penerima bantuan dari Kemnaker, " ujarnya.

Ida Fauziyah mengatakan digelarnya TKM Expo yang diikuti 100 stand dari berbagai wilayah di Jawa Timur, memberi sinyal kuat bagi para TKM Binaan, bahwa Kemnaker masih memikirkan dan memfasilitasi mereka untuk berkembang.

"TKM Expo bagi para kelompok TKM Binaan ini, merupakan kesempatan berharga sebagai sarana promosi produk usaha; meningkatkan jejaring antar UMKM serta rangkaian kegiatan selama kegiatan Festival TKM," kata Menakee.

Di puncak acara penutupan TKM Expo, Ida Fauziyah juga meluncurkan Jangkar Wirausaha Nusantara (JAWARA) yang bertujuan untuk membentuk sociopreneurship pada anggotanya.

"Sociopreneurship adalah suatu konsep kewirausahaan yang berorientasi pada keuntungan dan dampak sosial positif, " ujar Ida Fauziyah.

Sementara Staf Khusus Menaker, Titik Masudah memberi apresiasi Kadisnaker Kabupaten Mojokerto dan seluruh pihak yang hadir di TKM EXPO. Sekecil apapun kontribusi akan memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan TKM untuk menjadi wirausaha tangguh dan mengurangi angka pengangguran serta menciptakan ekosistem kewirausahaan yang baik

"Jangan pernah berhenti memfasilitasi peningkatan kompetensi para TKM, agar memiliki daya juang tangguh, berdaya saing dan mampu menjadi penyedia lapangan kerja secara berkelanjutan," pungkas Titik.

3 dari 3 halaman

Penempatan Pekerja Migran Terus Naik, Per November 2023 Capai 257.460 Orang

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, mengatakan jumlah penempatan Pekerja Migran Indonesia terus mengalami peningkatan pasca pandemi Covid-19.

Tercatat jumlah penempatan pada 2021 sebanyak 72.624 Pekerja Migran Indonesia, kemudian pada 2022 sebanyak 200.761 Pekerja Migran Indonesia, dan per November 2023 sebanyak 257.460 Pekerja Migran Indonesia.

Para Pekerja Migran Indonesia tersebut ditempatkan di berbagai sektor di negara-negara penempatan.

"Jadi, peningkatannya sudah sangat signifikan. Dengan jumlah peningkatan tersebut, pasti yang kita rasakan adalah remitensi yang meningkat, ada kontribusi yang sangat besar dari teman-teman pekerja migran kita pada perekonomian Indonesia di mana kontribusi per tahunnya kurang lebih 160 triliun. Itu luar biasa menyumbang devisa yang tidak kecil bagi perekonomian kita," ucap Menaker saat membuka Musrenbang Tematik Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Depok, Jawa Barat, Rabu (20/12/2023).

Kendati begitu, Menaker menyatakan bahwa penempatan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri masih memiliki sejumlah tantangan besar ke depan. Pertama, 54 persen peminat bekerja ke luar negeri tingkat pendidikannya masih didominasi SMP dan ke bawah.

Kedua, 61 persen jumlah penempatan PMI masih didominasi perempuan yang bekerja pada pemberi kerja perseorangan yaitu caregiver dan house maid. Ketiga, masih tingginya permasalahan PMI yang berangkat secara unprosedural. Dari 1.918 pengaduan per November 2023, 1.553 (81 persen) adalah pengaduan unprosedural.

Menaker Ida berharap, tantangan-tantangan tersebut dapat menjadi bahan pembahasan pada forum Musyawarah Musrenbang Tematik Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Saya kira tiga catatan ini menurut saya penting pada Musrenbang Tematik ini untuk menjadi bahan kita merencanakan kegiatan penempatan dan pelindungan pekerja migran kita," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.