Sukses

Harga Emas Dunia Naik Jelang Pengumuman Inflasi AS

Jelang pengumuman angka inflasi AS, harga emas dunia naik lebih tinggi seiring pelemahan dolar pada hari Senin.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik lebih tinggi seiring pelemahan dolar pada hari Senin. Sementara investor menantikan data inflasi utama AS yang akan dirilis minggu ini yang dapat memberikan petunjuk mengenai sikap suku bunga Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, Selasa (14/11/2023), harga emas dunia naik 0,46% menjadi USD 1,945,5072 per ons. Harga emas berjangka AS naik 0,64% menjadi USD 1.950,10.

Indeks dolar turun 0,16%, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Data indeks harga konsumen (CPI) AS akan dirilis pada hari Selasa. Menurut jajak pendapat Reuters, IHK inti AS dari bulan ke bulan diperkirakan meningkat 0,3% di bulan Oktober, dengan kenaikan dari tahun ke tahun sebesar 4,1%. Pedagang juga akan mengamati data indeks harga produsen AS yang dirilis pada hari Rabu.

Prediksi Inflasi AS

Jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, harga emas kemungkinan akan turun karena hal itu akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

“Tetapi, jika datanya sesuai, harga emas dunia akan diperdagangkan di kisaran USD 1.950,” tambahnya.

Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Analisa Pasar

Pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 86% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan Desember.

Emas batangan turun hampir 3% pada minggu lalu karena permintaan safe-haven yang didorong oleh konflik di Timur Tengah mereda, sementara Ketua Fed Jerome Powell memberikan nada hawkish.

“Ke depannya, dalam jangka pendek, keinginan investor untuk menambah panjang akan bergantung pada tingkat eskalasi (geopolitik) namun (emas) akan menghadapi hambatan dari kenaikan suku bunga riil AS,” kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

“Secara taktis, kami akan melihat potensi aksi jual emas sebagai peluang pembelian karena kami melihat lingkungan dengan saluran risiko yang tinggi akan mempengaruhi kualitas lindung nilai emas,” dia menambahkan.

Lembaga pemeringkat Moody's pada hari Jumat mengubah prospek peringkat pemerintah Amerika Serikat menjadi “negatif” dari “stabil”.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prediksi Harga Emas Dunia Pekan Ini, Siap-Siap Terjun Bebas!

Harga emas diprediksi terus mengalami kesulitan untuk naik pada pekan ini. Prediksi harga emas akan turun disebabkan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell telah "menutup pintu" untuk menghentikan potensi bias dovish yang masuk ke pasar.

Pada hari Kamis pekan lalu, di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak "yakin" bahwa kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target 2%.

Powell juga mengatakan bank sentral tidak akan ragu untuk kembali menaikkan suku bunga jika tekanan inflasi terus meningkat.

Manajer Analisis Pasar FXTM Lukman Otunuga, mencatat bahwa harga emas mengalami minggu terburuk dalam enam minggu karena Powell mempertahankan bias pengetatan. Harga emas berjangka bulan Desember terakhir diperdagangkan pada USD 1.939,90 per ounce, turun hampir 3% dari minggu sebelumnya.

“Powell menyatakan bahwa The Fed tetap berhati-hati namun bersedia menaikkan suku bunga jika diperlukan,” ujarnya. 

“Meskipun para pedagang masih memperhitungkan kemungkinan 10% kenaikan suku bunga pada bulan Desember, waktu pemotongan suku bunga pertama The Fed telah diundur ke bulan Juli mulai bulan Juni tahun depan. Setelah gagal menaklukkan level psikologis USD 2.000, emas memiliki potensi untuk memperpanjang penurunan. Terobosan solid dan penutupan harian di bawah USD 1.945 mungkin membuka pintu menuju SMA 200-hari di USD 1.934," jelas dia.

Penguatan USD Menghambat Kenaikan Harga EmasKepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan bahwa komentar Powell terus mendukung penguatan dolar AS dan peningkatan imbal hasil obligasi, dua hambatan signifikan bagi emas.

“Karena bias pengetatan Federal Reserve, tidak ada dorongan besar untuk membeli emas saat ini,” ujarnya.

Investor emas kembali mengalihkan fokus mereka kembali ke kebijakan moneter AS karena ketidakpastian geopolitik yang mendorong harga emas dunia ke USD 2.000 terus melemah. Meskipun Israel terus melakukan serangan darat di Gaza dalam perang barunya dengan Hamas, konflik tersebut masih dapat diatasi hingga saat ini.

3 dari 3 halaman

Diprediksi Turun

Meskipun harga emas mungkin akan mengalami penurunan pada pekan ini, harga emas akan bertahan jauh lebih baik dibandingkan minyak, yang juga menderita karena ketakutan geopolitik perdagangan yang terus mereda. 

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan minggu ketiga, penurunan beruntun terburuk sejak akhir April.

Pada saat yang sama, beberapa analis telah mencatat bahwa harga minyak yang lebih rendah dapat menguntungkan emas karena membantu meredakan kekhawatiran inflasi, memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk mengurangi retorika hawkishnya.

Namun, Melek mengatakan fokus baru pada data ekonomi AS, dengan perhatian khusus diberikan pada Indeks Harga Konsumen pekan ini, berarti tekanan inflasi masih bisa diturunkan secara signifikan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini