Sukses

Top 3: Perbandingan Ekonomi Palestina dan Israel, Siapa Dominan?

Pebandingan ekonomi Palestina dan Israel ini menjadi berita yang banyak dibaca.

Liputan6.com, Jakarta Perang antara Israel vs Hamas terus memanas. Sejumlah bantuan ke Gaza, Palestina disetop oleh pihak Israel, padahal Gaza membutuhkan untuk menopang kegiatannya. Gaza menjadi salah satu bagiand ari ekonomi Palestina.

Ternyata, perbandingan ekonomi kedua negara cukup berbeda. Ekonomi Palestina terus terdampak karena salah satu penopangnya adalah donor dari luar. 

Pebandingan ekonomi Palestina dan Israel ini menjadi berita yang banyak dibaca. Berikut daftar 3 berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Senin (6/11/2023):

1. Ekonomi Palestina Vs Israel, Bak Bumi dan Langit

Perang antara Israel vs Hamas terus memanas. Sejumlah bantuan ke Gaza, Palestina disetop oleh pihak Israel, padahal Gaza membutuhkan untuk menopang kegiatannya. Gaza menjadi salah satu bagiand ari ekonomi Palestina.

Ternyata, perbandingan ekonomi kedua negara cukup berbeda. Ekonomi Palestina terus terdampak karena salah satu penopangnya adalah donor dari luar. Mengutip data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Palestina akan melambat imbas dari perang yang terus berlanjut.

"Pembatasan pergerakan dan akses yang diberlakukan oleh Israel terus membatasi pembangunan Palestina di Tepi Barat sekaligus menciptakan kondisi yang mirip dengan perekonomian yang hampir tertutup di Gaza," ujar Bank Dunia.

Pada akhir 2022, pengangguran di wilayah tersebut mencapai 24,4 persen, dua poin persentase lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, perbedaan tingkat pengangguran antara Tepi Barat dan Gaza terus mencerminkan perbedaan tingkat keparahan pembatasan akses dan pergerakan yang diberlakukan terhadap mereka. Dimana Tepi Barat mencatat angka pengangguran sebesar 13,1 persen dan Tepi Barat mencatat angka pengangguran sebesar 45,3 persen.

Baca artikel selengkapnya di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Harga Beras Hari Ini Melambung, Cabai Makin Pedas

Harga beras mahal masih ditemui di banyak daerah di Indonesia. Tak cuma itu, berbagai jenis cabai juga mengalami kenaikan. Harga beras hari ini dan cabai ini menjadi komoditas pangan yang sellau dipantau masyarakat.

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras kelas premium sempat tembus di Rp 14.990 per kilogram (kg) pada Sabtu (4/11/2023), kemarin. Namun, per Minggu (5/11/2023) pagi, baru sebagian provinsi yang meng-update harga tersebut.

Sementara itu, harga beras medium sempat bertengger di harga rata-rata Rp 13.210 per kg. Padahal beras medium punya acuan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 10.900 per kg, dan HET beras premium Rp 13.900 per kg, sesuai dengan zona daerah.

Sementara itu, harga cabai merah keriting terpantau mengalami kenaikan dengan rata-rata harga cabai Rp 55.800 per kg. Harga cabai rawit merah terpantau semakin 'pedas'. Kini, harga cabai rawit merah tembus Rp 71.200 per kg. Untuk DKI Jakarta, tembus hingga Rp 86.980 per kg.

Baca artikel selengkapnya di sini

3 dari 3 halaman

3. 300 Investor Asing Antre Tanam Modal ke IKN

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) disebut-sebut makin banyak peminatnya. Baik lurikan investor domestik maupun asing.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, ada sekitar 300 Letter of Intent (LoI) atau peminat yang mau investasi di IKN. Namun, realisasinya masih ditunda dahulu karena diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mementingkan investor domestik.

"Beliau sampaikan ada 300-an sekian LoI yang ditandatangani Badan Otorita IKN. Diantaranya ada 130 dari Singapura, beberapa dari Thailand. Tapi sekarang itu direm dulu karena diutamakan dari dalam negeri," bebernya saat ditemui, ditulis Minggu (5/11/2023).Jokowi sebelumnya mengungkap ada banyak negara yang berminat investasi. Seperti Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Uni Emirat Arab (UEA).

Baca artikel selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini