Sukses

Takdir Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Mirip Serial Naruto, Ini Buktinya

Dipinangnya Gibran Rakabuming Raka oleh Prabowo untuk menjadi Cawapres menjadikan Indonesia mirip seperti kisah Desa Konoha dengan Naruto menjadi Hokage

Liputan6.com, Jakarta Warganet kembali menyambung-nyambungkan kisah cerita fiksi dengan Indonesia. Kali ini sasarannya adalah Prabowo-Gibran Rakabuming Raka yang disandingkan dengan di anime Naruto.

Upaya cocokologi ini juga menyandingkan antara Indonesia dan Konoha, sebuah daerah di serial anime Naruto. Ada teori buatan warganet yang membandingkan Prabowo sebagai Sasuke, Gibran senagai Boruto, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Naruto.

Akun Instagram @berita_jepang meyampaikan cocokologinya. Sang narator video singkat yang diunggahnya pun membeberkan sejumlah poin-poin kemiripannya.

Dia mengisahkan, soal kisah Naruto yang awalnya merupakan rival dari Sasuke. Namun setelah Naruto menjadi hokage atau pemimpin di desa Konoha, Sasuke diutus untuk menjaga pertahanan di luar desa.

Hal serupa yang disambungkan dengan kisah Prabowo dan Jokowi yang awalnya rival dalam kontestasi politik 2014 dan 2019, yang akhirnya Prabowo didapuk jadi Menteri Pertanian.

"Setelah Naruto disegel, Sasuke berkelana dengan Boruto yang merupakan anak naruto. Dan sekarang setelah masa jabatan Jokowi selesai, Prabowo berpasangan bersama Gibran yang merupakan anak Jokowi," ujar sang narator.

Tak berhenti disitu, narator kemudian melanjutkan dengan bahasan yang lebih luas. Kini soal profil pemimpim desa Konoha dan Indonesia. Keduanya punya kesamaan alur dimana sudah ada 7 penimpin, meski cerita Naruto merupakan verita fiksi.

Bandingkan Tokoh Pemimpin Konoha

Sang narator membandingkan antara tokoh Hashirama pendiri Konoha dengan Soekarno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Lalu, Tobirama dan Soeharto yang dinilai sama-sama otoriter.

Selanjutnya, Hiruzen dan BJ Habibi yang disebut sama-sama jenius, Minato dan Gus Dur yang sama-sama berkorban untuk negara. Lalu, Tsunade dan Megawati yang sama-sama pemimpin wanita peetama.

"Ditambah Tsunade adalah cucu hokage pertama sedangkan Megawati adalah anak presiden pertama. Kakashi dan SBY sama-sama berasal dari militer, dan yang terakhir Naruto dan Jokowi sama-sama pemimpin yang membawa perdamaian, dan kalau ini udah terlalu mirip," bebernya.

"Jadi apakah nasib Indonesia ini sudah ditentukan oleh kisah konoha? Ataukah ini hanyalah sebuah kebetulan saja? Atau apakah ini memang sudah dirancang? Para wibu ingat? Waktu Gibran wawancara dengan pakai background desa konoha, apakah ini maksudnya?," sambung pengisi suara konten tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prabowo-Gibran Janjikan KIS Lansia dan Dana Abadi Pesantren, Kemenkeu: Itu Sudah Ada

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengomentari program calon presiden dan wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo-Gibran Rakabuming.

Salah satu program unggulan yang diusung pasangan itu adalah Kartu Indonesia Sehat atau KIS lansia dan dana abadi pesantren.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan terkait dua program tersebut sudah ada saat era masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"APBN 2024 kan sudah diketok. Mengenai apa program-program, mungkin saya enggak sebut populis, tapi berpihak kepada masyarakat. Itu sudah ditetapkan dalam UU APBN," ujar Sri Mulyani dalam acara APBN KiTa, Jakarta, Rabu (25/10).

Dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan program KIS untuk lansia sebenarnya sudah tercover di dalam program KIS saat ini.

Ia menjelaskan para lansia yang tidak mampu itu sudah tercover dalam data program keluarga harapan (PKH) alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

 

3 dari 3 halaman

KIS Lansia

"KIS untuk lansia sebetulnya sebagian besar lansia kalau tidak dalam keluarga mampu sudah tercover karena dalam daftar PKH atau sembako. jadi dia ada dalam dtks, seharusmya mereka-mereka itu sudah tercover karena ada dalam DTKS otomatis menjadi penerima PBI BPJS," jelas Isa.

Isa menyampaikan apabila ada lansia yang belum tercover, maka akan dilakukan perbaikan data. "Tapi seharusnya kita cukup dengan program saat ini," tambahnya.

Terkait dana abadi pesantren, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu Andin Hadiyanto mengatakan program ini sudah ada di dalam dana abadi pendidikan yang dianggarkan sebesar Rp106,1 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini