Sukses

HUT TNI ke-78, Anggaran Pertahanan Indonesia Nomor 2 di ASEAN

Dalam rangka HUT TNI ke-78, di ASEAN, anggaran pertahanan Indonesia memang bukan menjadi yang paling besar, meski memiliki luas wilayah nomor 1 di ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta Peringatan HUT TNI ke-78 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat memberikan kesan tesendiri bagi para prajurit TNI. Di momen HUT TNI ke-78 ini, Jokowi menekankan mengenai penggunaan anggaran pertahanan.

Pada prinsipnya, mendukung penuh program modernisasi industri pertahanan Indonesia, termasuk lewat belanja alutsista. Hanya saja, dia menekankan, untuk saat ini, negara masih membutuhkan banyak uang untuk kepentingan kesejahteraan rakyat secara langsung.

"Untuk urusan alutsista, memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi, keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas, dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar," ujarnya dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023).

"Sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukkannya," pinta Jokowi.

Anggaran Pertahanan Indonesia Dibanding Negara ASEAN

Bicara mengenai anggaran belanja alutsista, jelas berhubungan langsung dengan anggaran pertahanan. Di ASEAN, anggaran pertahanan Indonesia memang bukan menjadi yang paling besar, meski memiliki luas wilayah nomor 1 di ASEAN.

Dikutip Liputan6.com dari Global Fire Power, untuk ASEAN, Singapura menjadi negara dengan anggaran pertahanan paling banyak. Padahal, luas wilayah Singapura sangat kecil jika dibandingkan negara ASEAN lainnya.

Baru Indonesia menduduki urutan kedua. Berikut daftar 5 negara ASEAN yang memiliki anggaran pertahanan paling besar:

  1. Singapura : USD 13 Miliar
  2. Indonesia : USD 8,8 Miliar
  3. Vietnam : USD 6,2 Miliar
  4. Thailand : USD 5,8 Miliar
  5. Filipina : USD 4,2 Miliar

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Di HUT ke-78 TNI 2023, Jokowi Singgung Anggaran Alutsista: Ini Uang Rakyat, Sulit Dapatnya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh program modernisasi industri pertahanan Indonesia, termasuk lewat belanja alutsista. Namun, ia memberi catatan bahwa penggunaan APBN untuk itu juga perlu mempertimbangkan urusan lain yang bersangkutan dengan rakyat.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023).

Untuk urusan alutsista, Jokowi tak memungkiri jika modernisasi alat utama sistem persenjataan sangat diperlukan. Meskipun ia tak ingin alokasi anggaran untuk itu mengganggu prioritas yang lain.

"Untuk urusan alutsista, memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi, keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas, dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar," ujarnya dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023).

"Sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukkannya," pinta Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Tak Hanya Urusan Keamanan

Jokowi menilai belanja dan modernisasi alutsista bukan hanya urusan keamanan negara saja. Lebih dari itu, RI 1 ingin menciptakan efek berganda alias multiplier effect di luar industri pertahanan.

"Modernisasi alutsista harus jadi bagian penting dari pengembangan investasi industri pertahanan di dalam negeri. Sehingga harus didorong transfer teknologi, harus didorong peningkatan SDM, dan harus diutamakan produk dalam negeri," ungkapnya.

Oleh karenanya, Jokowi juga meminta agar TNI hemat dalam membelanjakan uang negara, sekaligus menciptakan multiplier effect dalam penggunaan APBN. Karena selain di luar urusan keamanan, pemerintah ingin agar uang negara bisa turut mensejahterakan rakyat.

"Terkait dengan ini, saya minta agar anggaran yang dimiliki karena sulit dalam mengumpulkannya, sulit dalam mendapatkannya, dan merupakan uang dari rakyat. Sehingga sebisa mungkin harus dibelanjakan dan harus diputar kembali untuk rakyat," tutur Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini