Sukses

Nilai Tukar Rupiah Jebol Hari ini, Tembus 15.500 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran 15.500-15.520 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 15.440 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan rupiah ini karena obligasi pemerintah AS kembali bergerak naik. 

Pada Senin (2/10/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,26 persen atau 40 poin menjadi 15.500 per dolar AS dari sebelumnya 15.460 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menjelaskan, rupiah masih berpeluang melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran 15.500-15.520 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 15.440 per dolar AS.

“Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terlihat naik kembali. Tenor 10 tahun kembali bergerak di atas 4,6 persen dari sebelumnya 4,5 persen," kata dia dikutip dari Antara. 

 

"Tenor 30 tahun juga naik, bergerak di atas 4,7 persen dari sebelumnya 4,6 persen. Indeks dolar AS juga kembali bergerak di atas 106, sebelumnya sempat turun ke kisaran 105,” tambah Ariston. 

Dengan persoalan anggaran operasional pemerintah untuk mencegah penutupan pemerintahan AS telah berhasil diselesaikan Kongres AS untuk sementara, perhatian pasar kembali ke kebijakan suku bunga tinggi AS.

Data Inflasi

Pasca rapat kebijakan The Fed yang terakhir, ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga AS sekali lagi pada tahun ini masih tinggi. Apalagi, data ekonomi AS yang dalam beberapa hari terakhir telah dirilis memperlihatkan tingkat inflasi masih belum turun ke target 2 persen dengan kondisi ekonomi AS yang masih solid.

Di sisi lain, sentimen pasar terhadap aset berisiko positif pagi ini yang terlihat dari indeks saham Asia terlihat bergerak menguat. Hal ini dinilai berpotensi menahan laju pelemahan rupiah.

“Data inflasi Indonesia yang menunjukkan inflasi masih stabil di kisaran target dan aktivitas manufaktur yang masih bertumbuh juga bisa membantu menahan pelemahan rupiah,” ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Uang Beredar Tembus Rp 8.363 Triliun per Agustus 2023

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat, Uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2023 tumbuh positif. Posisi M2 tercatat sebesar Rp8.363,2 triliun, atau tumbuh 5,9 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,4 perzen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, menjelaskan, perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 8,4 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,4 perseb (yoy). Sementara, pada Agustus 2023, uang kuasi dengan pangsa 44,6 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.725,8 triliun.

"Pertumbuhan uang kuasi terutama disebabkan oleh simpanan berjangka yang tumbuh sebesar 7,4 persen (yoy) pada Agustus 2023, setelah tumbuh 6,7 persen (yoy) pada Juli 2023," kata Erwin dalam keterangan resmi BI, Senin (25/9/2023).

Untuk komponen uang beredar sempit (M1) tumbuh sebesar 3,8 persen (yoy) pada Agustus 2023, setelah tumbuh 4,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan M1 terutama disebabkan oleh pertumbuhan Tabungan Rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan Giro Rupiah.

"Tabungan Rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,7 persen terhadap M1, tercatat Rp2.198,7 triliun pada Agustus 2023, atau tumbuh stabil 1,7 persen (yoy). Sementara itu, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Agustus 2023 sebesar Rp851,7 triliun, atau tumbuh 5,7 persen (yoy), setelah tumbuh 3,8 persen (yoy) pada Juli 2023," ujarnya.

Untuk Giro rupiah tercatat tumbuh 5,8 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 7,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Dana float uang elektronik pada Agustus 2023 tercatat sebesar Rp11,4 triliun dengan pangsa sebesar 0,2 persen terhadap M1, atau tumbuh 19,9 persen (yoy), setelah tumbuh 14,6 persen (yoy) pada Juli 2023.

3 dari 3 halaman

Perkembangan Uang Beredar

Adapun berdasarkan faktor yang memengaruhinya perkembangan M2 pada Agustus 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.

Penyaluran kredit pada Agustus 2023 tumbuh 8,9 persen (yoy), setelah tumbuh 8,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada bulan laporan tumbuh 4,7 persen (yoy) setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,0 persen (yoy).

Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat relatif stagnan pada Agustus 2023, setelah terkontraksi 12,1 persen (yoy) pada Juli 2023.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini