Sukses

Ternyata Miliarder Juga Insecure Perkara Finansial, Kok Bisa?

Ternyata punya pendapatan yang cukup belun tentu merasa aman perkara finansial

Liputan6.com, Jakarta - Mendapatkan gaji yang cukup adalah suatu hal, namun merasa "kaya" adalah hal yang berbeda. Bahkan para dokter, pengacara, dan profesional bergaji tinggi lainnya, yang juga disebut sebagai "orang kaya biasa", mendapatkan keuntungan dari pekerjaan yang stabil, kepemilikan rumah, dan tabungan pensiun yang cukup besar mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak merasa kaya.

Beberapa bahkan mengatakan bahwa mereka merasa miskin, menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Bloomberg.

Dari mereka yang berpenghasilan lebih dari USD 175.000 atau Rp 2,7 miliar per tahun, atau sekitar 10% pembayar pajak teratas, seperempatnya mengatakan bahwa mereka "sangat miskin", "miskin", atau "bertahan hidup namun serba kekurangan."

Bahkan sebagian dari mereka yang berpenghasilan lebih dari USD 500 ribu dan USD 1 juta juga mengatakan hal yang sama.

Meskipun memiliki kekayaan bersih yang tinggi, kurang dari separuh miliarder, atau 44% merasa "sangat nyaman", menurut sebuah laporan terpisah dari Edelman Financial Engines melansir laman CNBC, Rabu (30/8/2023).

Faktanya, hanya 12% orang Amerika dan hanya 29% jutawan yang menganggap diri mereka kaya, lagi menurut laporan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa yang Diperlukan Untuk Merasa Kaya

"Apa yang dibutuhkan untuk merasa kaya?" kata Jason Van de Loo, kepala klien di Edelman Financial Engines. "Jawaban singkatnya adalah mau lebih banyak."

Kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka membutuhkan USD 1 juta di bank, meskipun orang-orang dengan kekayaan bersih yang tinggi menetapkan standar yang jauh lebih tinggi.

Lebih dari setengahnya mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih dari USD 3 juta, dan sepertiganya mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih dari USD 5 juta, demikian temuan Edelman Financial Engines.

Terkait gaji, orang Amerika mengatakan bahwa mereka perlu mendapatkan rata-rata USD 233.000 untuk merasa aman secara finansial, menurut survei Bankrate yang terpisah.

Namun untuk merasa kaya, mereka perlu menghasilkan hampir setengah juta per tahun, atau rata-rata USD 483.000.

Inflasi yang terus menerus telah membuat segalanya menjadi lebih mahal. Rumah tangga menghadapi lonjakan biaya perawatan anak, kredit mobil yang membengkak, suku bunga KPR yang tinggi, dan harga sewa yang tinggi.

Untuk menjembatani kesenjangan ini, semakin banyak orang yang mengandalkan kartu kredit untuk menutupi pengeluaran sehari-hari.

Pada tahun lalu, utang kartu kredit melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa, sementara tingkat tabungan pribadi turun.

3 dari 3 halaman

Uang Jadi Sumber Stres

Namun, kemerosotan impian Amerika telah berlangsung selama beberapa dekade, menurut Mark Hamrick, analis ekonomi senior Bankrate.

"Perubahan struktural atau jangka panjang telah merusak kemampuan orang Amerika untuk mengelola keuangan pribadi mereka," katanya.

"Jika dulu di AS ada masa di mana pasangan yang sudah menikah dan memiliki anak dapat bertahan hidup dengan seorang pencari nafkah tunggal di rumah, maka saat ini masa-masa tersebut hanyalah sisa-sisa masa lalu."

Uang terus menjadi sumber stres nomor satu di kalangan rumah tangga, Van de Loo menambahkan. "Beberapa tahun terakhir ini hanya menyulut kekhawatiran tersebut."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini