Sukses

Pertamina Gelontorkan Rp 9,7 Triliun Akuisisi Blok Masela, Mulai Produksi 2029

PT Pertamina (Persero) dan Petronas merogoh kocek hingga USD 650 juta, atau setara Rp 9,75 triliun (kurs 15.000 per dolar AS) untuk mengakuisisi Blok Masela

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) dan Petronas merogoh kocek hingga USD 650 juta, atau setara Rp 9,75 triliun (kurs 15.000 per dolar AS) untuk mengakuisisi hak partisipasi atau participation interest (PI) Shell Upstream Overseas Services Ltd di Blok Masela.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, angka USD 650 juta itu merupakan gabungan dari harga penjualan USD 325 juta, plus additional contingent sebesar USD 325 juta yang harus dibayarkan saat keputusan investasi akhir (FID) diambil.

Porsi pembayarannya juga disesuaikan dengan hak partisipasi 35 persen. Dalam hal ini, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapat porsi 20 persen. Sementara Petronas Masela Sdn Bhd sebesar 15 persen.

"(Nilai investasi Pertamina dan Petronas di Blok Masela) USD 650 juta, itu gabungan. Jadi kan yang diambil 35 persen yang milik Shell. Jadi Pertamina 20 persen, 15 persen," terang Nicke di tengah kegiatan IPA Convex 2023 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Selasa (25/7/2023).

Pasca akuisisi, Nicke melanjutkan, Pertamina harus merampungkan proses lelang pembuatan desain detil, atau Front End Engineering Design (FEED) sebelum proses FID.

"Itu kita memerlukan waktu paling lama sampai dengan FID mungkin 2026. Kita harapkan di 2026 itu sudah ditandatangan, dan langsung kita berjalan," ungkapnya.

Mulai Produksi 2029

Namun demikian, Nicke menambahkan, pemerintah meminta akselerasi dari semua proses. Sehingga Pertamina berkomitmen untuk mengakselerasi itu sesuai arahan. Termasuk jadwal produksi (onstream) yang dicanangkan mulai per 2029.

"Harapan pemerintah sudah mulai onstream di 2029. Itu tentu merupakan tantangan yang luar biasa, karena kalau dilihat dari schedule awal Inpex dan Shell, mereka mentargetkan di 2031-2032," kata Nicke.

"Sehingga yang harus dilakukan, kita melakukan upaya bersama dengan partner, dengan Inpex, Petronas dan pemerintah. Untuk bersama-sama kita melakukan effort terbaik untuk mengakselerasi proyek ini. Sehingga bisa segera mungkin bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sah, Pertamina dan Petronas Ambil Alih Blok Masela dari Shell

PT Pertamina (Persero) dan Petronas secara resmi menandatangani pengalihan participating interest (PI) 35 persen Blok Masela dari Shell Upstream Overseas Services Ltd.

Penandatangan sales purchasing agreement (SPA) itu dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, disaksikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) ke-47 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Selasa (25/7/2023).

Pada saat bersamaan juga turut dilakukan penandatanganan kontrak Wilayah Kerja (WK) Bireun Sigli, WK Bunga, dan Pokok-Pokok Perjanjian Tentang Jual Beli Migas.

Adapun dalam perjanjian jual beli Blok Masela, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapat porsi saham 20 persen.

Sementara Petronas Masela Sdn Bhd sebesar 15 persen. Sedangkan 65 persen sisa berada di bawah kendali Inpex Masela Limited.

 

3 dari 3 halaman

Pengakuan Dirut Pertamina

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina  Nicke Widyawati mengakui tinggal selangkah lagi masuk untuk menggarap Blok Masela. Menyusul negosiasi yang alot terkait syarat yang diminta pengelola sebelumnya, Shell.

Nicke menyebut, proses masuknya Pertamina menggarap salah satu harta karun migas itu masuk tahap finalisasi. Ini jadi langkah untuk meningkatkan produksi dari minyak dan gas bumi (migas) yang digarap Pertamina.

"Beberapa akuisisi yang harus kita lakukan karena kita tidak secara konvensional saja mengembangkanya. Jadi harus ada angka rasional yang kita lakukan, salah satunya di dalam negeri yang telah kita finalkan itu adalah (pengelolaan) Blok Masela," urainya beberapa waktu lalu.

Melalui finalisasi ini, Nicke berharap dalam waktu dekat Pertamina bakal menggarap Blok Masela. Salah satu keuntungan yang didapatnya, kata dia, diharapkan bisa berkontribusi pada pendapatan perseroan dan negara.

"Komitmen kami adalah mendevelop sesegera mungkin gas yang ada dalam perut bumi Masela ini menjadi sari dan bisa dimonetitasi dan juga menghasilkan pendapatan negara sekaligus meng-create ekonomi di daerah tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, motor terbesar Pertamina berada di Pertamina Hulu Energi (PHE). Kendati begitu, Nicke enggan mengungkap besaran investasi yang disiapkan Pertamina untuk menggarap Blok Masela. "Masela, kita itu kan menandatangi NDA, gak boleh, kekutan itu gak boleh dibocorin," pungkas Nicke.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini