Sukses

Bahaya, 2 Negara Produsen Beras Terbesar Dunia Umumkan Larang Ekspor Beras

India mengumumkan larangan ekspor beras putih non-basmati yang mulai berlaku pada Kamis 20 Juli 2023. Langkah yang dijalankan India ini dalam upaya mengendalikan harga pangan terutama beras yang tinggi di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak dua negara yang masuk dalam kelompok produsen beras terbesar di dunia telah mengumumkan untuk melarang ekspor beras. Kedua negara tersebut adalah India dan Vietnam. Langkah kedua negara tersebut melarang ekspor beras untuk melindungi pasokan dalam negeri sehingga bisa menekan harga. 

Pada Kamis kemarin, India secara resmi mengumumkan melarang ekspor beras putih non-basmati. Kementerian Urusan Konsumen India mengatakan larangan tersebut akan membantu memastikan ketersediaan beras putih non-basmati di wilayahnya, serta menahan kenaikan harga beras di pasar domestik.

Mengutip CNBC International, Jumat (21/7/2023) analis mengatakan bahwa larangan ekspor dikhawatirkan membuat harga beras yang sudah tinggi semakin naik.

"(Pasokan) beras global akan mengetat secara drastis... karena negara ini adalah produsen makanan pokok kedua terbesar di dunia," kata Eve Barre, ekonom ASEAN di perusahaan asuransi kredit perdagangan Coface.

Barre mengatakan Bangladesh dan Nepal akan paling terdampak oleh larangan ekspor tersebut, karena kedua negara tersebut adalah tujuan ekspor utama beras dari India.

Firma analitik pertanian Gro Intelligence dalam laporannya juga menyebut, larangan ekspor beras India dikhawatirkan dapat memperburuk kerawanan pangan bagi negara-negara yang sangat bergantung pada beras.

"Tujuan teratas untuk beras India termasuk Bangladesh, China, Benin, dan Nepal. Negara-negara Afrika lainnya juga mengimpor beras India dalam jumlah besar," ulis analis Gro Intelligence.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sebelumnya Vietnam

Sebelumnya, Vietnam berencana memotong ekspor beras menjadi 4 juta ton per tahun pada tahun 2030 mendatang. Hal ini diumumkan langsung Pemerintah Vietnam yang terungkap dalam sebuah dokumen yang merinci strategi ekspor beras.

Melansir CNBC International, Senin (29/5/2023) pemangkasan ini akan menurunkan ekspor beras Vietnam dari 7,1 juta ton tahun lalu.

Sebagai informasi, Vietnam merupakan pengekspor beras terbesar ketiga di dunia, setelah India dan Thailand.

Dokumen pemerintah tertanggal 26 Mei mengatakan, pemangkasan ekspor beras itu untuk "meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim".

Pemangkasan ekspor ini akan menurunkan pendapatan ekspor beras Vietnam menjadi USD 2,62 miliar per tahun pada tahun 2030, turun dari USD 3,45 miliar pada tahun 2022.

Menanggapi pemangkasan ekspor, sorang pedagang beras di Kota Ho Chi Minh menilai, meskipun lahan pertanian padi Vietnam menyusut akibat perubahan iklim dan beberapa petani beralih menanam tanaman lain dan beternak udang, strategi tersebut tampaknya terlalu agresif.

Pedagang itu mengungkapkan, sejumlah petani padi di Delta Mekong mengubah sebagian ladang mereka menjadi perkebunan buah-buahan, menanam mangga, jeruk bali, nangka, dan durian, tetapi sebagian besar masih bergantung pada beras.

Kecenderungan membudidayakan udang telah terjadi di daerah tersebut selama bertahun-tahun, karena kenaikan air laut yang dipicu oleh perubahan iklim membawa peningkatan salinasi yang signifikan di wilayah Delta Mekong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini