Sukses

Layani UMKM, Amar Bank Pilih Nempel dengan Aplikasi Pihak Ketiga

Sebesar 49,38 persen dari total pinjaman Amar Bank pada 2022 lalu dialokasikan untuk sektor mikro. Sedangkan segmen UKM masing-masing hanya berkontribusi sebesar 0,04 persen dan 4,44 persen dari total pinjaman yang diberikan.

Liputan6.com, Jakarta - Usama Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pasar potensial bagi industri perbankan. Namun, maraknya digitalisasi saat ini belum serta merta bisa diterapkan secara penuh untuk pelaku UMKM.

Guna melayani segmen UMKM secara eksklusif, Amar Bank menerapkan pilar plug and play embedded banking & financial. Caranya, dengan melekatan layanan perbankan digital ke dalam aplikasi pihak ketiga.

"Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak perlu lagi beralih antara beberapa aplikasi atau platform untuk melakukan transaksi keuangan. Selain itu, fitur ini juga memungkinkan pengalaman nasabah yang dipersonalisasi sesuai dengan preferensi individu. Sehingga meningkatkan nilai yang diberikan," terang Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, Selasa (18/8/2023).

Secara potensi, Vishal memaparkan, sebesar 49,38 persen dari total pinjaman Amar Bank pada 2022 lalu dialokasikan untuk sektor mikro. Sedangkan segmen UKM masing-masing hanya berkontribusi sebesar 0,04 persen dan 4,44 persen dari total pinjaman yang diberikan.

"Angka ini menunjukkan adanya potensi besar untuk pengembangan bisnis, terutama dalam hal penyaluran kredit kepada segmen UMKM," imbuhnya.

Berkat strategi nempel di pihak ketiga, Amar Bank per 31 Desember 2022 telah mencatat pertumbuhan yang signifikan. Dengan peningkatan pengguna aktif sebesar 513 persen dan peningkatan pengunduhan sebesar 317 persen. Selain itu, jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun melalui saluran digital dari nasabah melonjak sebesar 89 persen dibandingkan 2021.

"Kami juga berhasil meningkatkan proporsi dana murah, yang dikenal sebagai CASA (Current Account and Savings Account), dibandingkan dengan total simpanan. Peningkatan dana murah ini diharapkan akan mendorong peningkatan simpanan dan rasio CASA. Sehingga meningkatkan likuiditas bank," ungkapnya.

Selain mencapai tingkat profitabilitas yang mengesankan, Amar Bank juga meningkatkan efisiensinya secara signifikan dengan menurunkan beban bunga. Terutama dari deposito berjangka, yang sebelumnya menekan penurunan pendapatan bunga.

"Kami berhasil menurunkan beban bunga sebesar 61,4 persen YoY menjadi Rp 18,544 miliar pada kuartal pertama 2023. Sementara pendapatan operasional lainnya mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 61,8 persen YoY menjadi Rp 93,092 miliar," paparnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Usai Cetak Laba Rp 34,4 Miliar di Kuartal I 2023, Amar Bank Gencar Sasar Kredit UMKM

Sebelumnya, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) atau Amar Bank optimistis kolaborasi strategis dengan platform financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending Investree akan memperkuat penetrasi ke pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di masa mendatang.

PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) berhasil memperoleh kinerja positif pada kuartal pertama tahun 2023 dengan laba bersih sebesar Rp 34,4 miliar. Hal tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar Rp8,8 miliar pada periode tahun sebelumnya.

Reliance memproyeksi pertumbuhan pinjaman sebesar 18,2% di tahun 2023, terutama didorong oleh potensi produk Amar Bank, yaitu Tunaiku, dan kolaborasinya dengan platform financial technology Investree yang memfasilitasi pinjaman lebih mudah bagi UMKM.

Menurut Eka Banyuaji selaku Direktur SME, Korporasi, dan Operasional Amar Bank, kolaborasi antara Amar Bank dan Investree berjalan dengan sangat baik. Total kredit aktif Amar Bank hingga kuartal pertama 2023 adalah sebesar Rp 2,4 T, didukung oleh kerja sama dengan platform digital, termasuk Investree.

"Pertumbuhan portofolio kredit juga baik. Kami juga mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam menjangkau nasabah," ujarnya dikutip Senin (26/6/2023).

Rasio kredit macet (NPL) Amar Bank tetap terjaga dengan baik pada angka 1,84% (net) di kuartal pertama tahun 2023.

Menurut Eka, kolaborasi yang dilakukan Amar Bank dengan platform digital seperti Investree bertujuan untuk menjangkau lebih banyak nasabah dan sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Amar Bank juga akan terus menggaet kerja sama dengan platform digital lainnya guna menjangkau lebih banyak debitur yang selama ini belum tersentuh oleh Amar Bank.

"AMAR diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pinjaman yang moderat dan penurunan yang signifikan pada rasio biaya terhadap pendapatan [cost to income ratio] melalui transformasi digital," tulis Reliance dalam risetnya.

3 dari 3 halaman

Solusi Produk Finansial

Eka Banyuaji mengutip kerjasama dengan Investree akan terus dikembangkan. Salah satunya adalah kolaborasi antara Amar Bank dan Investree untuk menghadirkan berbagai solusi produk finansial yang menggabungkan kapabilitas dari kedua entitas, seperti fitur saldo lender, hingga layanan bank digital yang dikhususkan untuk membantu operasional UMKM.

Dengan kerjasama ini, diharapkan Amar Bank dan Investree dapat menghadirkan produk yang menjangkau lebih banyak UMKM di Indonesia.

Hingga kuartal pertama 2023, Amar Bank mencatatkan pertumbuhan dan kinerja positif dengan peningkatan pendapatan operasional sebesar 16,49% YoY atau setara dengan Rp 40,1 miliar, mencapai Rp 283,7 miliar dibandingkan Rp 243,6 miliar pada periode yang sama di tahun 2022.

Pada kuartal pertama tahun 2023, penyaluran kredit aktif meningkat menjadi sekitar Rp 682 miliar, meliputi Partnership dan SME & Commercial. Melalui kerjasama dengan Investree, Amar Bank juga menargetkan untuk meningkatkan pembiayaan bagi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui platform LKPP.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini