Sukses

Datangkan Puluhan KRL Baru dan Retrofit, KAI Commuter Butuh PMN

PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) akan melakukan pengadaan puluhan rangkaian KRL dan meretrofit belasan rangkaian KRL hingga 2027.

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) akan melakukan pengadaan puluhan rangkaian KRL dan meretrofit belasan rangkaian KRL hingga 2027. Untuk pemenuhan itu, disebut membutuhkan tambahan biaya yang salah satunya bersumber dari penyertaan modal negara (PMN).

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menerangkan, saat ini pihaknya bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai induk usaha tengah menggodok dari sisi finansial. Utamanya menyoroti dampak dari pengadaan 3 rangkaian KRL impor baru dari Jepang, 24 rangkaian KRL baru produksi INKA dan upaya retrofit 19 rangkaian KRL.

Tak hanya PMN, guna mempertahankan kinerja keuangan KAI Commuter, pihaknya juga menggodok pengalokasian public service obligation (PSO). Ini dinilai satu hal yang bisa meringankan beban keuangan di KCI.

"Ini sedang menggodok bagaimana dampak ke finansial di KCI juga sehingga nanti dibukakan pintu untuk mengajukan PMN kepada pemerintah dan juga nanti ada skema PSO-nya," ujar dia kepada wartawan di Depo KRL Depok, ditulis Rabu (12/7/2023).

Kendati berencana mengajukan PMN, Anne belum berbicara banyak soal jumlah pasti yang nantinya akan diminta. Dia berpegang, agar nominalnya jelas, perlu adanya pengkajian secara menyeluruh soal dampak keuangan tadi.

"Jadi ini yang sedang digodok sampai saat ini, besok juga akan kajian bersama tim, untuk mendapatkan skema yang baik dengan tujuan utama adalah pelayanan masyarakat, keuangan KCI, KAI dan secara grup juga baik," tuturnya.

"dan dukungan pemerintah terhadap PMN ini memang dibutuhkan, supaya kebutuhan masyarakat ini terpenuhi dan ekosistem produksi dalam negeri kereta ini juga bisa didukung," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Puluhan Kereta Baru dan Belasan Retrofit hingga 2027

Diberitakan sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) tengah menyusun rencana pengadaan sarana KRL untuk kebutuhan hingga 2027 mendatang. Mulai dari impor KRL baru, produksi dalam negeri, hingga merombak fasilitas dari unit KRL yang sudah ada.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menerangkan, rencana paling dekat adalah mendatangkan 3 rangkaian KRL baru dari Jepang. Ini jadi salah satu solusi sebagai pengganti dari rencana impor KRL bekas yang ditolak pemerintah.

"Mudah-mudahan tahun depan bisa didatangkan, dan ini sudah pembahasan teknis (spesifikasi KRL)," kata dia kepada wartawan di Depo KRL Depok, ditulis Rabu (12/7/2023).

Anne memperkirakan proses pengapalan rangakaian KRL itu butuh waktu 14-15 bulan. Mengingat, target penandatanganan kontrak antara KAI Commuter dan pihak Jepang akan berlangsung pada Agustus-September.

"Kita usahakan 14-15 bulan itu, kalau bisa lebih cepat, kereta sudah tiba di sini dan siap dipakai," kata dia.

Sambil berjalan, KAI Commuter pun mulai melakukan perombakan fasilitas atau retrofit dari sejumlah rangkaian KRL. Tercatat akan ada 19 rangkaian KRL yang diretrofit secara bertahap. Prosesnya, hampir berdekatan dengan kedatangan impor KRL baru dari Jepang.

Proses retrofit nantinya akan digarap oleh PT INKA dengan 4 rangkaian setiap termin pengerjaan secara kontinyu. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 14-15 bulan.

"Kita sudah mulai dari bulan ini juga, sejalan dengan impor KRL baru, kita asesmen untuk kebutuhan retrofit KRL, ini seperti modernisasi, jadi upaya ini untuk pemenuhan (kebutuhan) sarana kita, akan ada 4 kereta (yang diretrofit) tiap tahun sampai 2027," bebernya.

 

3 dari 5 halaman

Pengadaan KRL Baru dari INKA

Tak sebatas itu, Anne mengungkap masih pihaknya juga menjalin kerja sama dengan PT INKA untuk pengadaan KRL baru. Ini dimulai dengan pemesanan tahap awal sebanyak 16 rangkaian KRL yang rencananya akan terpenuhi di 2025-2026 mendatang.

Sementara itu, hingga 2027 rencananya akan ada tambahan 8 rangkaian KRL. Akhirnya, secara total, KAI Commuter akan kedatangan 24 rangkaian KRL baru dari INKA hingga 2027 mendatang.

Jadi di 2025-2026 akan ada 16 trainset baru, yang dikerjasamakan dan dikontrak bareng INKA dengan biaya hampir Rp 4 triliun, di 2027 akan ada tambahan 8 kereta baru," pungkasnya.

 

4 dari 5 halaman

KRL Impor Datang Tahun Depan

PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) telah mendapat restu untuk mendatangkan 3 rangkaian KRL baru impor dari Jepang. Menurut rencana, KRL baru itu akan tiba di Indonesia pada pertengahan - akhir tahun 2024 mendatang.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menerangkan saat ini pihaknya sedang menyiapkan tahap administrasi. Artinya, tahapan awal untuk memastikan proses impor KRL baru dari Jepang sudah berjalan.

"Ini sudah dalam tahap administrasi untuk pengadaan, mudah-mudahan tahun depan bisa didatangkan, dan ini sudah pembahasan teknis (spesifikasi KRL)," ujar dia kepada wartawan di Depo KRL Depok, ditulis Rabu (12/7/2023).

Anne mengisahkan, tanda tangan kontrak antara KAI Commuter dan pihak dari Jepang ditarget akan berlangsung pada Agustus-September tahun ini. Setelah itu, baru bisa dilakukan pemesanan dan mengurus proses untuk pengapalan 3 rangkaian KRL impor.

 

5 dari 5 halaman

Butuh 15 Bulan

Dia menyebut, lama waktu pengapalan sendiri berkisar antara 14-15 bulan. Namun, dia juga memastikan, waktu tersebut adalah waktu terlama untuk bisa segera masuk ke Indonesia dan beroperasi.

"Ya maybe ya (pengapalan di Agustus-September), dengan pembahasan teknis dari bulan ini, satu bulan ini kita proses terus, spesifikasi teknis, mereka harus dapatkan data prasarana kita jadi bisa jadi referensi mereka untuk produksi mereka," bebernya.

Anne menyebut saat ini yang didekati untuk kerja sama impor KRL baru adalah JR East. Menurutnya, ini juga menjadi lanjutan kerja sama yang sudah terjalin. Kendati sudah ada obrolan awal, Anne enggan mengungkap berapa besaran dana yang harus disiapkan untuk mengimpor 3 rangkaian KRL baru tersebut.

"Ada beberapa kerja sama dengan JR (East) ya, tapi poin oentinfnya produksi di Jepang itu ada ekosistemnya. Tapi sampai saat ini yang kita dekati memang JR (East) ya," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini