Sukses

Pemerintah Buka Peluang Kerja untuk Anak Muda di Sektor Air Minum, Tertarik Ikut?

Pemerintah masih gencar mengejar program pembangunan infrastruktur. Kehadiran program ini turut menciptakan berbagai peluang kerja baru yang bisa dimanfaatkan anak-anak muda

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah masih gencar mengejar program pembangunan infrastruktur. Kehadiran program ini turut menciptakan berbagai peluang kerja baru yang bisa dimanfaatkan anak-anak muda.

Salau satunya dalam membangun akses air minum di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Deputi Bidang Koordinasu Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menilai itu jadi peluang kerja strategis bagi para anak muda.

"Satu contoh (proyek terdekat yang banyak peluang kerja untuk anak muda), sektor air minum. Jadi coverage pelayanan dari sektor air minum ini masih terbatas. Akses ke air yang bersih masih terbatas," ujar Wahyu dalam sesi PSN TALKS Episode 4 yang disiarkan virtual, Kamis (6/7/2023).

Menurut dia, pembangunan sistem air minun di wilayah terluar seperti pedesaan bisa jadi kesempatan bagi teman-teman mahasiswa yang tengah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

"Itu bisa ke desa-desa memikirkan untuk menciptakan air minum yang bersih, dengan cost yang kecil, tapi bisa dirasakan oleh masyarakat di pedesaan," imbuh Wahyu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Akses Air Minum

Wahyu menganggap pembangunan akses air minum di desa penting, lantaran selama ini yang namanya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) lebih banyak di perkotaan. Ia lantas memberikan kisi-kisi kepada anak muda, bagaimana agar bisa terlibat langsung dalam program pembangunan ini.

"Yang di pedesaan siapa? Menurut saya anak-anak mahasiswa kita bisa membantu pemerintah, mengajukan usulan proposal ke kementerian, atau melalui CSR-CSR yang ada di BUMN-BUMN untuk membangun sistem air minum yang ada di pedesaan," tuturnya.

"PUPR punya Pamsimas, tapi itu juga mungkin tidak cukup. Saya pikir benar-benar yang namanya mahasiswa siap untuk bekerja di pedesaan, atau memberikan akses air ke masyarakat pedesaan," pungkas Wahyu.

3 dari 3 halaman

Suplai Air Bersih ke Karanganyar, Bendungan Jlantah Rampung Akhir 2023

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan proyek Bendungan Jlantah di Karanganyar, Jawa Tengah. Targetnya, bendungan ini rampung akhir 2023.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pada periode 2015-2025, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan. Itu akan meningkatkan suplai air irigasi premium dari semula 10,6 persen menjadi 19,3 persen.

"Pada tahun 2015 sampai dengan Februari 2023 telah diselesaikan pembangunan 36 bendungan baru. Menambah daerah irigasi produktif seluas 234.741 ha sebagai bagian dari peningkatan luasan jaringan irigasi 1,12 juta ha, dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,84 juta ha," terang Menteri Basuki.

Sementara pada 2023 ini, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 13 bendungan lainnya. Antara lain, Cipanas, Karian, Sepaku Semoi, Keureuto, Rukoh, Jlantah, Tiu Suntuk, Lausimeme, Sidan, Leuwikeris, Temef, Pamukkulu, dan Ameroro. Untuk bendungan Jlantah sendiri diperkirakan akan rampung pada akhir tahun ini.

"Target untuk dapat diselesaikan pada akhir tahun 2023 mudah-mudahan dapat tercapai," imbuh Menteri Basuki.

Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, dan elevasi puncak bendungan +690 m.

Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Adenan Rasyid mengatakan, bendungan ini dibangun sejak Juli 2019 oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar.

"Saat ini progresnya sudah sekitar 65 persen. Nantinya bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 ha area persawahan di kawasan Jatipuro dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar," jelas Adenan.

Di samping sebagai sumber irigasi, bendungan Jlantah juga sebagai sumber air baku dengan kapasitas sebesar 150 liter per detik. Dan dapat mereduksi banjir sebesar 51,26 perse. atau 70,33 m3 per detik untuk Q50.

"Kehadiran bendungan ini juga akan memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt (MW), serta untuk konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar," pungkas Adenan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini