Sukses

Salut! Mandie Soengkono Raih Juara Dua di World Cup Testers Championship 2023

BRI terus mendorong kebutuhan industrialisasi kopi, salah satunya dengan mendorong talenta-talenta berbakat untuk terus belajar dan menjadi juara dunia.

Liputan6.com, Jakarta Talenta muda Indonesia berhasil menorehkan tinta emas di kejuaraan dunia. Kali ini, Mandie Soengkono berhasil menjadi juara dua dalam ajang World Cup Testers Championship 2023 yang digelar di Athena, Yunani (24/7/2023).

Sebelum berkompetisi di ajang World Cup Testers Championship 2023, Mandie Soengkono berhasil menjuarai Indonesia Cup Testers Championship dalam kegiatan BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023 awal Juni silam. Kompetisi tersebut juga didukung oleh BRI, Pegadaian, PTPN Holding, dan Pupuk Indonesia.

Keberhasilan Mande menjadi juara dua di ajang dunia tersebut merupakan salah satu bukti keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan talenta-talenta terbaik di industri kopi nasional terutama di sektor hilir.

Berkaitan dengan itu, Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan bahwa BUMN terus mendukung hilirisasi kopi nasional. Ia juga menyebut, BRI terus mendorong kebutuhan industrialisasi kopi, salah satunya dengan mendorong talenta-talenta berbakat untuk terus belajar dan menjadi juara dunia.

 “Visi kita adalah menjual kopi dengan nilai tambah yang maksimal. Visinya itu, dan sudah barang tentu dijual secara global,” ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siap Penuhi Kebutuhan

Sunarso menegaskan bahwa BRI siap memenuhi kebutuhan industrialisasi produk pangan, terutama komoditas kopi yang bekerja sama dengan semua stakeholders di PMO Kopi Nusantara. Dirinya mengatakan, BRI sudah memetakan beberapa strateginya.

"Pertama, dari sisi on farm atau di ladang yang dibutuhkan mulai dari analisis tanah, rekomendasi dan penyediaan pupuk, benih hingga pestisida, atau bahkan jika perlu bebas dari pestisida menjadi kopi organik," sebutnya.

"Kedua, butuh teknologi untuk mekanisasi pertanian, tentunya dengan pendampingan agronomis dan budi daya. Ketiga, begitu panen masuk fase off-farm maka harus ada pengolahan pasca panen, pemberian modal kerja seperti KUR, distributor financing, kemudian menyediakan off taker, kemudian capacity building dan workshop,” tambah Sunarso.

Ia juga menjelaskan bahwa strategi keempat harus memiliki project leader untuk supervisi bisnis, hingga koordinasi kegiatan.

“Hal ini pun perlu disokong oleh berbagai pihak di antaranya banking dan financial institution untuk pendanaan. Kemudian penguatan sarana produksi, teknologi research and development, perlu adanya pendampingan budi daya dan off taker, dan harus di-cover asuransi supaya untung dan aman," jelas Sunarso.

"Hal ini sudah ada semuanya pada ekosistem Program Makmur Kopi yang kami jalankan di PMO Kopi Nusantara," imbuhnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.