Sukses

Populasi Miliarder Dunia Menurun di 2022, China Alami Penyusutan Terbesar

Kekayaan kumulatif orang-orang terkaya di dunia juga turun 5,5 persen menjadi Rp. 166,1 kuadriliun.

Liputan6.com, Jakarta Populasi miliarder dunia menyusut 3,5 persen tahun lalu menjadi 3.194 orang. Ini menandai penurunan pertama sejak tahun 2018, dengan China mengalami kontraksi terbesar.

Hal itu diungkapkan dalam laporan yang diterbitkan oleh perusahaan data Altrata yang berbasis di New York, menggunakan data dari Wealth-X division.

Mengutip South China Morning Post, Kamis (1/6/2023) dari 15 negara yang menampung populasi miliarder terbesar di dunia, hanya Singapura dan Rusia yang menambah jumlah miliarder.

Laporan World Ultra Wealth Report yang diterbitkan Altrata juga mengungkapkan, kekayaan kumulatif orang-orang terkaya di dunia turun 5,5 persen menjadi USD 11,1 triliun atau setara Rp. 166,1 kuadriliun, karena lonjakan inflasi dan ketidakpastian pada ekonomi global.

China, yang memiliki populasi miliarder terbesar kedua secara global setelah Amerika Serikat, memimpin penurunan jumlah tersebut.

Jumlah miliarder di China turun 11 persen menjadi 357 orang sementara nilai agregat kekayaan mereka berkurang 9,3 persen menjadi USD 1,3 triliun atau Rp. 19.4 kuadriliun.

Adapun Hong Kong yang juga mencatat penurunan populasi miliarder hingga 1,8 persen menjadi 112 orang, dengan kekayaan gabungan mereka turun 7 persen menjadi USD 267 miliar atau Rp. 3,9 kuadriliun.

Kota ini menempati peringkat keenam di samping Rusia dalam daftar pusat miliarder teratas, meskipun orang kaya di negara itu mengantongi harta gabungan lebih besar senilai USD 479 miliar atau Rp. 7,9 kuadriliun.

Sementara itu, negara penampung miliarder terbanyak di dunia, AS mencatat penurunan 2,1 persen menjadi 955, dengan penurunan 5,2 persen kekayaan gabungan menjadi USD 4,2 triliun (Rp. 62,8 kuadriliun).

"Bahkan dengan standar baru-baru ini, 2022 adalah tahun volatilitas yang tinggi untuk ekonomi dunia, yang muncul dari pandemi global hingga perang baru di Eropa, lonjakan inflasi generasional, ketegangan AS-China, dan pembentukan kembali tatanan geopolitik," tulis laporan Altrata tentang miliarder dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Singapura Naik Peringkat dalam Populasi Miliarder

Miliarder yang menggeluti gurita bisnis di berbagai bidang, mulai dari layanan konsumen hingga energi dan perawatan kesehatan hingga perhotelan, mengalami penurunan kekayaan setidaknya 5 persen tahun lalu.

Mengikuti AS dan China dalam peringkat itu adalah Jerman, Inggris, dan India, masing-masing.

Dengan menarik lebih banyak individu dari kelompok miliarder, jumlah miliarder di Singapura, peringkat ke-13, naik 8 persen menjadi 54. Kekayaan agregat mereka juga meningkat 2,1 persen menjadi USD 101 miliar.

Rusia, di sisi lain, melawan tren karena miliardernya melewati volatilitas tahun 2022 dan rubel mempertahankan nilainya meskipun ada sanksi setelah serangan Moskow ke Ukraina.

"Sementara jumlah miliarder di Rusia tumbuh lima orang menjadi total 112 pada 2022, kekayaan gabungan mereka tumbuh kurang dari 1 persen," kata Maya Imberg, direktur Wealth-X.

"Perkembangan suatu negara jelas memengaruhi kekayaan miliarder dan jumlah mereka, tetapi penting untuk mengingat kecilnya populasi tertentu ini. Perubahan individu yang sangat kecil muncul dalam angka ketika ukuran totalnya kecil," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Salip Bernard Arnault, Elon Musk Kembali jadi Orang Terkaya di Dunia

Bos Tesla, Twitter dan SpaxeX, Elon Musk kembali merebut gelar orang terkaya di dunia.

Dikutip dari CNN Bussiness, Kamis (1/6/2023) kekayaan bersih Elon Musk sekarang menembus USD 192 miliar atau setara Rp. 2,8 kuadriliun, dibandingkan dengan kekayaan bos LVMH Bernard Arnault seniai USD 187 miliar.

Bloomberg Billionaires Index menunjukkan bahwa, dua centibillionaires, istilah yang digunakan untuk merujuk pada orang-orang dengan kekayaan lebih dari USD 100 miliar, telah bersaing ketat untuk posisi teratas selama berbulan-bulan.

Minggu ini, kekayaan Arnault merosot setelah penurunan saham LVMH pada Rabu (31/5).

Sebelumnya, pada Desember 2022 Arnault sempat melampaui Elon Musk dalam daftar orang terkaya di dunia, karena kekayaannya naik menyusul lonjakan penjualan barang mewah yang membantu menaikkan harga saham LVMH.

LVMH, dikenal sebagai salah satu konglomerat terbesar di dunia, adalah rumah bagi merek-merek termasuk Louis Vuitton, Dior, dan Celine.

Elon Musk, sementara itu, telah menikmati meroketnya daftar orang kaya dunia dalam beberapa tahun terakhir karena kekayaannya terkait langsung dengan Tesla, pembuat mobil listrik.

Aset terbesar bos Tesla itu adalah saham perusahaan, yang dia miliki sekitar 13 persen, demikian menurut Bloomberg.

Di luar Tesla, Elon Musk juga CEO SpaceX, perusahaan eksplorasi ruang angkasa, dan pemilik jejaring sosial Twitter.

Saham LVMH naik 19,7 persen tahun ini, sementara saham Tesla milik Elon Musk naik 65,6 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini