Sukses

Tersangka KPK Rafael Alun dan Andhi Pramono Ternyata Satu Angkatan

Kementerian Keuangan akan memproses Andhi Pramono secara internal. Namun belum bisa dipastikan apakah Andhi akan bernasib sama dengan Rafael Alun Trisambodo.

Liputan6.com, Jakarta - Dua mantan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka. Pertama Rafael Alun yang merupakan mantan Kepala Bagian Umum di Kanwil DJP Jakarta II ditetapkan tersangka kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan kedua Kepala Kantor Bea Cukai Makassar Andhi Pramono adalah tersangka dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Awan Nurmawan enggan berkomentar banyak mengenai penetapan tersangka pejabat Kemenkeu oleh KPK ini. Dia hanya menyebut Kementerian Keuangan telah mengambil sikap dengan mencopot Andhi dari jabatannya.

“Itu kan langsung diumumkan (pencopotan jabatan sebagai Kepala Kantor Bea Cukai Makassar),” kata Awan di Aula Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).

Atas kasus tersebut, Kementerian Keuangan akan memproses Andhi Pramono secara internal. Namun Awan tidak bisa memastikan apakah Andhi akan bernasib sama dengan Rafael Alun Trisambodo yang sudah dipecat pasca penetapan tersangka oleh KPK dalam kasus gratifikasi.

"Kita lihat nanti ya (soal pemecatan)," kata Awan.

Meski begitu Awan membeberkan, Rafael Alun dan Andhi Pramono berada dalam satu batch yang sama. Namun dia enggan menjelaskan arti dari batch tersebut.

"RAT sama AP itu satu angkatan, satu batch. Satu batch bukan satu genk," imbuhnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selain Dicopot, Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono akan Disidang Sebagai ASN

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Kepala Kantor Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi.

Penetapan ini membuat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengambil langkah tegas. Dengan mencopot Andhi Pramono dari jabatan Kepala Bea Cukai Makassar.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa, Nirwala Dwi Heryanto mengatakan atas kasus hukum tersebut Ditjen Bea Cukai memutuskan mencopot jabatan yang melekat pada Andhi Pramono sebagai Kepala Kantor Bea dan Cukai Makassar.

Tak hanya itu, Andhi juga akan diadili sesuai dengan ketetapan hukum dan pengaturan mengenai kepegawaian ASN. “Dalam rangka proses penjatuhan hukuman disiplin sesuai PP 94/2021 tentang Disiplin ASN yang bersangkutan dilakukan pencopotan dari jabatan,” kata Nirwala dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).

Saat ini Kementerian Keuangan telah membentuk tim pemeriksa dalam rangka proses penjatuhan hukuman disiplin berat.

Nirwala menegaskan Bea Cukai tidak mentoleransi segala bentuk pelanggaran integritas dan menindak pegawai yang terlibat apabila terbukti melakukan pelanggaran.

“Langkah tersebut sejalan dengan upaya Institusi untuk terus melakukan perbaikan dari sisi pengawasan, pelayanan, maupun manajerial untuk meningkatkan kepercayaan publik,” pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Pamer Harga Kekayaan

Adapun kasus dugaan gratifikasi KPK terungkap setelah lembaga ini melakukan pemeriksaan atas Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)Andhi usai pamer harta kekayaan di media sosial.

Nirwala memastikan jika Kemenkeu akan terus mendukung proses hukum yang dilakukan KPK. “Bea Cukai menghormati dan mendukung penuh proses hukum yang dijalankan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” kata dia.

Nirwala mengatakan hasil pemeriksaan yang dilakukan KPK sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan internal Kementerian Keuangan kepada Andhi Pramono.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini