Sukses

Kurs USD Masih di Kisaran Sama Hari Ini, Simak Juga Nilai Tukar Mata Uang Lainnya di Sini!

Kurs USD terhadap Rupiah pada Selasa (9/5/2023) masih berada di kisaran yang sama seperti hari sebelumnya

Liputan6.com, Jakarta Kurs USD terhadap Rupiah pada Selasa (9/5/2023) masih berada di kisaran yang sama seperti hari sebelumnya. Berdasarkan informasi di laman resmi Bank Indonesia hari ini, kurs jual dolar AS ada di Rp 14.782,55 juga kurs belinya sebesar Rp 14.635,45.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.688,10 dan kurs beli Rp 18.500,67. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.339,15 dengan kurs beli Rp 16.175,10.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.032,92 dan kurs beli Rp 9.931,62.

Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.951,66 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.840,27 per 100 Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.138,00 diikuti kurs beli Rp 2.116,57.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,19 dengan kurs beli Rp 11,07 per Won, berada di angka yang sama sejak kemarin. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.883,61 serta kurs beli sebesar Rp 1.864,79.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.166,75 dan kurs beli Rp 11.049,79 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.331,65 dan kurs beli Rp 3.296,27.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 267,61 dan kurs beli Rp 264,78 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 436,58 dan kurs belinya Rp 431,98 per Baht.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menanti Laporan Inflasi Amerika Serikat, Rupiah Melemah ke 14.757 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa, melemah seiring pasar menantikan laporan inflasi Amerika Serikat (AS) April 2023.

Rupiah pada Selasa pagi melemah 46 poin atau 0,32 persen ke posisi 14.757 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.711 per dolar AS.

"Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan melemah terhadap dolar AS karena wait and see (menunggu dan mengamati) data inflasi April AS yang akan rilis hari ini dan tren peningkatan yield obligasi pemerintah AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara, Selasa (9/5/2023).

Rully menuturkan perkiraan inflasi April AS sebesar 0,4 persen, lebih tinggi dari inflasi Maret 0,1 persen. Penurunan laju inflasi yang melambat akan berdampak pada kebijakan bank sentral AS atau The Fed yang hawkish dan ketat.

Imbal hasil (yield) obligasi AS naik di atas level psikologis yaitu 4 persen untuk tenor dua tahun dan 3,5 persen untuk tenor 10 tahun.

Sementara itu dari domestik, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh data cadangan devisa Bank Indonesia (BI) yang turun. Cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 mencapai 144,2 miliar dolar AS, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2023 sebesar 145,2 miliar dolar AS.

Penurunan cadangan devisa April 2023 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional.

Rully memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran 14.690 per dolar AS sampai dengan 14.790 per dolar AS.

Pada Senin (8/5) rupiah ditutup merosot 33 poin atau 0,22 persen ke posisi 14.711 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.678 per dolar AS  

3 dari 3 halaman

Sempat Amblas

Nilai tukar rupiah melemah pada awal pekan di tengah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari ekspektasi. Kurs Rupiah pada Senin pagi melemah lima poin atau 0,03 persen ke posisi 14.683 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.678 per dolar AS.

"Data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat kemarin di luar dugaan lebih bagus dari ekspektasi. Hal ini membalikkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun ini. Ini bisa membantu mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Senin (8/5/2023).

Ariston menuturkan data penggajian nonpertanian (Non-Farm Payroll/NFP) AS April 2023 dilaporkan 253.000, lebih tinggi dari perkiraan 190.000. Sedangkan, data pengangguran dirilis 3,4 persen, lebih baik dari ekspektasi 3,6 persen.

Selain itu, rata-rata upah per jam tumbuh 0,5 persen, di atas perkiraan 0,3 persen. Hal tersebut menunjukkan kondisi tenaga kerja AS masih bagus dan bisa memicu inflasi lagi.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan mencatat percepatan pada April dan kenaikan upah meningkat dengan kuat, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada kenaikan suku bunga baru-baru ini oleh Federal Reserve.

Di sisi lain, Ariston mengatakan pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu jauh karena pasar masih berekspektasi bahwa bank sentral AS atau The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lagi tahun ini sesuai dengan indikasi yang didapat dalam konferensi pers The Fed pekan lalu.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini