Sukses

Cegah Kebakaran Hutan dengan Jalankan Program Food Estate

Program Food Estate menerapkan beberapa hal seperti memanfaatkan lahan-lahan yang sudah ada, termasuk lahan-lahan yang sebelumnya terlantar atau tidak produktif. Dengan memanfaatkan lahan-lahan tersebut, maka tidak perlu lagi melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan atau lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional Indonesia, Pemerintah fokus pada Program Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional. Ya, Pemerintah melibatkan lahan-lahan produktif yang luas dan teknologi pertanian modern, untuk membantu meningkatkan produksi pangan, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian.

Selain hal tersebut Food Estate juga dapat membantu mencegah kebakaran hutan akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar. Seperti dijelaskan oleh Timang, salah satu petani dari Kelompok tani Ulin Berkarya Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, yang terbantu berkat program ini. 

Timang menjelaskan, bahwa sejak program Food Estate berjalan, dirinya serta banyak petani lain dapat mengubah perilaku tani yang sebelumnya melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.

"Sebelumnya, kami memang sudah bertani tapi ya semampunya saja, sekarang kami bisa menanam padi sawah, kami bisa berhenti lakukan kegiatan yang istilahnya sistem padi gunung atau sistem bakar, nah makanya kami manfaatkan ini dengan sebaik mungkin,"ujar Timang, Jumat(10/3).

Dalam implementasinya, program Food Estate menerapkan beberapa hal seperti memanfaatkan lahan-lahan yang sudah ada, termasuk lahan-lahan yang sebelumnya terlantar atau tidak produktif. Dengan memanfaatkan lahan-lahan tersebut, maka tidak perlu lagi melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan atau lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran. 

 

Selain itu, jika memang diperlukan, membuka lahan baru pun dilakukan dengan cara modern lewat bantuan dari pemerintah.

"Kalau tanah seperti ini dulu awalnya pertanian padi gunung. lalu kemudian kita sempat juga tanam karet. Tapi keduanya tidak menguntungkan, apalagi kalau datang musim hujan, bisa terendam," ujarTimang. 

Selain pencegahan terhadap kebakaran hutan, Food Estate juga berikan manfaat peningkatan produktivitas lahan yang semula tidak produktif. Hal ini diungkapkan oleh Komarudin, Ketua kelompok tani Merpati Putih, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang merasa terbantu karena lahan yang sebelumnya terendam air bertahun-tahun kini dapat ditanam kembali.

"Setelah food estate masuk, lahan yang pernah tenggelam karena tanggul air yang rusak bisa diperbaiki. Kami bisa menanam kembali, malah tadinya saya kerja serabutan saja karena tidak ada lahannya yang bisa digarap," jelas Komarudin.

Oleh karenanya, pihaknya sangat berharap program Food Estate terus disempurnakan, meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menjabat presiden lagi, program tersebut terus dijalankan.

"Kami berharap program ini terus dilanjutkan, yang mengganti Pak Jokowi pun melanjutkan, programnya saja. Jangan putus-putus, kalau satu kali dua kali buka ini, petani belum bisa berhasil, lah. Sampai minimal tiga kali, selanjutnya mungkin sudah bisa petani mandiri," tutupnya. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, program food estate di Kalimantan Tengah dapat menjadi role model bagi program food estate di tingkat nasional.

Perkembangan Food Estate sudah mulai terlihat adanya perkembangan positif, sehingga, diharapkan agar wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) bisa menjadi lumbung pangan bagi nasional. Menurut Syahrul, pengembangan ini juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan infrastruktur, peningkatan produksi, dan produktivitas, serta menambah indek pertanaman (musim tanam). 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.