Sukses

Penjualan Produk Covid-19 Turun, Bio Farma Bidik Cuan dari Sini

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkap ada penurunan penjualan produk yang berkaitan dengan penanganan covid-19 seiring membaiknya kondisi.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi penularan Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan, bahkan pemerintah resmi mencabut pembatasa kegiatan masyarakat. Nyatanya, langkah ini sekaligus berdampak pada Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkap ada penurunan penjualan produk yang berkaitan dengan penanganan covid-19 seiring membaiknya kondisi. Untuk itu, dia membidik produk-produk reguler yang tidak berkaitan dengan penanganan pandemi untuk menjaga kinerja perusahaan.

"Meskipun permintaan pasar akan produk covid-19 mengalami penurunan year on year (tahunan), Holding Farmasi tetap bergerak untuk menjaga positif produk regular non covid yang kami jadikan program utama kita untuk pelayanan di 2023, sehingga nanti bisa memperbaiki performa keuangan perusahaan secara keseluruhan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (24/1/2023).

Menurut data yang dikantonginya, pendapatan konsolidasi Holding Farmasi per kuartal III 2022 mencapai Rp 15,9 triliun. Sebesar Rp 11,1 triliun diantaranya merupakan hasil penjualan dari produk non covid.

"Ini langkah antisipasi untuk 2022 karena ada perbaikan kondisi pasca pandemi, maka kami coba aktifkan produk non covid," ujarnya.

Dia membidik setidaknya hingga tutup tahun 2022, setelah proses audi selesai, holding farmasi mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 22,1 triliun. Kendati begitu, angka ini memang lebih rendah 49 persen dari tahu 2021 sebesar Rp 43,4 triliun.

Honesti menekankan kalau dari porsi tersebut, sebesar Rp 16 triliun mampu didapatkan dari produk non covid. Sementara produk yang berkaitan dengan covid-19 hanya Rp 5,9 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bio Farma

Pada kesempatan yang sama, Honesti mengungkap juga soal progosa pendapatan yang didapat Bio Farma secara mandiri. Dia membidik perusahaan mampu meraup pendapatan Rp 10,8 triliun di 2022.

Dimana Rp 6 triliun didapat dari produk non covid, dan Rp 4,8 triliun sisanya didapat dari penjualan produk yang berkaitan dengan covid-19.

"Dari sisi eb8tda pun menunjukkan angka yang relatif cukup bagus ya, kita bandingkan sengan 2020 itu Rp 662 miliar, di 2022 akan mencatat Rp 915 miliar," terangnya.

"Kemudian dari sisi laba-rugi pun kami masih mencatat laba positif sebesar Rp 905 miliar dan kami harap pada saat closing audit angka ini bisa dipertahankan minimal seperti itu atau mungkin menjadi lebih baik," sambung Honesti Basyir.

 

3 dari 4 halaman

Vaksin IndoVac

Sejak resmi diluncurkan pada Oktober 2022, vaksin IndoVac yang dikembangkan PT. Bio Farma Tbk bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS) paling banyak dialokasikan ke wilayah Pulau Jawa.

Direktur Utama PT. Bio Farma Honesti Basyir menerangkan, distribusi vaksin IndoVac memang hampir ke seluruh provinsi di Indonesia. Namun, utamanya dialokasikan ke daerah-daerah dengan cakupan vaksinasi COVID-19 yang rendah.

Penggunaan vaksin IndoVac saat ini menyasar untuk vaksinasi COVID-19 primer (dosis 1 dan 2) dewasa di atas usia 18 tahun serta sebagai vaksin booster kedua untuk lansia.

"(Sebaran vaksin IndoVac) Kebanyakan di Jawa sama Indonesia bagian timur ya, ada sebagian. Sebenarnya hampir semua provinsi sih," terang Honesti saat diwawancarai Health Liputan6.com di sela-sela acara 'Open House BPOM' di Kantor BPOM Jakarta baru-baru ini.

 

4 dari 4 halaman

Fokus ke Daerah

"Tapi kemarin difokuskan ke daerah yang tingkat vaksinasi booster masih rendah dan daerah yang memang membutuhkan vaksin halal."

Pada 24 September 2022, vaksin IndoVac secara resmi telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari pihak BPOM.

Selanjutnya, vaksin COVID-19 IndoVac telah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Efektivitas atau efikasi vaksin IndoVac ternyata cukup tinggi, mencapai lebih dari 80 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.