Sukses

Larang Ekspor Bauksit, Bisakah Jokowi Menang Jika Digugat ke WTO?

Proses persidangan gugatan WTO sampai keputusan final butuh waktu sekitar 4 tahun. Selama 4 tahun, larangan ekspor bauksit harus tetap dilakukan hingga menghasilkan ekosistem industri bauksit dari biji bauksit dan produk hilirisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap larangan ekspor bijih nikel tidak membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) gentar. Bukannya mundur, RI 1 malah melanjutkan larangan ekspor pada bijih bauksit. Larangan ekspor bijih bauksit ini rencananya akan berlaku Juni 2023.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, sebenarnya UU Nomor 4/2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batu bara sudah mengamanatkan untuk melarang ekspor hasil tambang dan mineral tanpa dihilirisasi di dalam negeri, paling lambat pada 2014.

"Namun, adanya penentangan dahsyat dari perusahaan tambang, utamanya dari Freeport yang disertai acaman diadukan ke WTO, Pemerintahan Presiden SBY mengundur berlakunya larangan ekspor tersebut," kata Fahmy dalam pesan tertulis, Sabtu (24/12/2022).

Fahmy pun tak memungkiri, bisa saja perjuangan Jokowi saat ini bisa bernasib serupa seperti yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kalah kuat dari gugatan WTO.

"Baru sekarang Presiden Jokowi berani melarang ekspor bijih nikel dan bauksit. Sedangkan, penentangan dari WTO harus dilawan, meskipun ujung-ujungnya akan kalah," sebut dia.

Namun, ia menambahkan, proses persidangan gugatan WTO sampai keputusan final butuh waktu sekitar 4 tahun.

Selama 4 tahun, Fahmy menyebut larangan ekspor bauksit harus tetap dilakukan hingga menghasilkan ekosistem industri bauksit dari biji bauksit dan produk hilirisasi hingga produk turunan, berupa alumunia sebagai bahan baku industri mesin dan semiconductor.

"Produk turunan itu akan memberikan nilai tambah lebih besar ketimbang ekspor bijih bauksit. Maka perlu maju tak gentar meningkatkan pendapatan negara," tegas Fahmy.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Larang Ekspor Bauksit, Indonesia Sudah Siap jika Digugat ke WTO

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengaku sudah siap jika memang aturan larangan ekspor bijih bauksit yang dimulai Juni 2023 akan digugat ke World Trade Organization (WTO).

"Gugat menggugat kan ya biasa ya, di Indonesia gugat menggugat banyak enggak? Inilah kehidupan," kata Arifin Tasrif saat ditemui di kantornya di Kementerian ESDM, Jumat (23/12/2022).

Seperti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia tengah memperjuangkan haknya dalam mendorong hilirisasi komoditas minerba di dalam negeri, termasuk bauksit. Untuk mendukung percepatan hilirisasi, pemerintah sedang membangun 12 smelter bauksit hingga Juni 2023.

"Yang sudah selesai (smelter) 4, tapi yang 4 ini operasinya under capacity, jadi enggak penuh. Tapi 90 persen bijih diekspor, kita harapkan semuanya sudah harus bisa mempercepat, pertama 4 smelter harus memenuhi kapasitas terpasang," ujarnya.

Arifin Tasrif mengungkapkan, saat ini baru empat smelter yang beroperasi dengan kapasitas produksi 4,3 juta ton per tahun. Selain itu, izin ekspor untuk 12 smelter tersebut telah diberikan karena memenuhi persyaratan pembangunan fisik smelternya.

"Selama ini yang dari surveyor-surveyor itu progresnya memenuhi syarat. Target selesai (pembangunan smelter) sesuai batas waktu, Juni 2023," katanya.

Dia pun berharap jika 8 dari 12 smelter bisa selesai pada Juni 2023. Diharapkan bijih bauksit yang diproduksi bisa terserap semuanya di dalam negeri. Dia optimis, jumlah produksinya akan meningkat dari 25 juta ton bijih bauksit menjadi 40 juta ton.

"Mudah-mudahan bisa terealisasi Juni 2023, dari sisanya 8 itu akan diselesaikan. Dari 25 juta ton bauksit akan bertambah menjadi 40 juta ton. Itu sesuai dengan aturan perjanjian 2023 harus selesai, pembangunan smelter ini juga dilakukan verifikasi oleh surveyor, melalui data-data surveyor itu ekspor untuk bijih olahan," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Jokowi Larang Ekspor Bijih Bauksit Mulai Juni 2023

Pemerintah telah melarang ekspor nikel mentah sejak 2019. Meskipun kebijakan ekspor nikel tersebut digugat di WTO oleh Uni Eropa, pemerintah akan terus melanjutkan untuk melarang ekspor komoditas lainnya.

Terbaru, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah akan melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023.

"Mulai Juni 2023 pemerintah akan melarang ekspor bijih bauksit," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2022).

Pelarangan ekspor bauksit ini akan mendapatkan penolakan dari negara lain sebagaimana yang terjadi saat melarang ekspor nikel. Bahkan saat ini Indonesia tengah digugat ke WTO karena melarang ekspor nikel mentah.

"Kita digugat ya enggak apa-apa. Nikel digugat, dan kita akan stop komoditas lain, nanti digugat lagi. Suruh aja gugat aja terus, kita stop lagi, gugat lagi. Iya enggak apa-apa," ungkapnya saat memberikan sambutan di acara Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Hotel Ritz Calton, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).

Terpenting kata dia, tugasnya sebagai kepala negara mencari nilai tambah dari produk yang dihasilkan dari dalam negeri. Sebab hilirisasi produk telah terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

"Tugas kita adalah mencari nilai tambah sebesar-besarnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.