Sukses

Mendag: Pemerintah Sebenarnya Tak Ingin Impor Beras

Dirut Bulog menyatakan kebijakan pengadaan beras dari luar negeri atau impor beras ini semata-mata untuk memperkuat cadangan beras nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, sebenarnya Pemerintah tidak ingin mengimpor beras apabila stoknya mencukupi.

"Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup, tetapi beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok Bulog untuk Operasi Pasar makin berkurang sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri untuk meredam kenaikan harga beras ini" kata Zulkifli Hasan, saat menerima beras di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Adapun jumlah beras yang akan diimpor adalah sebanyak 500.000 ton, yang akan masuk secara bertahap sampai dengan Februari atau sebelum panen raya.

Hal serupa juga disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, bahwa impor beras ini bukan keinginan Bulog melainkan hasil keputusan 2 kali Rakortas dalam rangka penambahan stok cadangan beras pemerintah guna menjaga stabilitas harga di pasaran.

"Jika diperlukan Beras impor ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru sehingga tidak ada gejolak harga" kata Arief.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menambahkan, sampai dengan akhir Bulan Desember 2022 ini akan masuk beras impor sebanyak 200.000 ton.

Impor tersebut untuk menambah cadangan beras pemerintah ke 14 titik pelabuhan di Indonesia yaitu Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Medan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung), Tanjung Priok (Jakarta), Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya), Tenau (Kupang), kemudian sisanya akan direalisasikan tahun depan sampai dengan sebelum panen raya.

“Alhamdulillah hari ini Bulog mendapat tambahan stok Cadangan Beras Pemerintah sebanyak 10.000 ton untuk kapal impor perdana dari Vietnam yang baru tiba (5.000 ton di tanjung priok dan 5.000 ton di Merak) dan secara terus menerus akan terus bertambah karena sudah banyak kapal impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar yang sudah antri akan bersandar”, kata Budi Waseso.

Dirut Bulog menyatakan kebijakan pengadaan beras dari luar negeri semata-mata untuk memperkuat cadangan beras nasional.

"Kebijakan yang diambil ini tidak akan mengganggu beras petani karena hanya dipergunakan pada kondisi tertentu. Seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pedagang Pasar Induk Cipinang Desak Impor Beras: Kalau Enggak Pecah Kepala Ini

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, mendesak agar impor beras 200 ribu ton pada akhir tahun ini bisa segera terrealisasi. Pasalnya, itu jadi syarat utama untuk menurunkan harga beras medium yang kian melangit.

"Harus (impor). Kita jangan terlalu berpegang dengan kata-kata tidak impor. Kita boleh aja impor, di saat kita perlu, di saat kita butuh, genting. Kita tidak boleh impor di saat kita panen dan berlebih," ujar Zulkifli kepada Liputan6.com, dikutip Minggu (11/12/2022).

"Beras medium aja sekarang Rp 10.500 (per kg), itu tidak pernah terjadi di pasar induk. Apalagi di pasar-pasar wilayah," ungkapnya.

Menurut dia, harga beras naik memang kerap terjadi pada akhir tahun. Tapi kali ini, kenaikan itu disebutnya sudah tak masuk akal.

"Sebab kenapa, ini masalah politik juga. Mau akhir tahun kenaikan beras memang pasti ada, tapi enggak terlalu jauh. Kalau ini kan terlalu jauh," kata Zulkifli.

"Kalau ada impor sekarang mudah-mudahan termasuk aman lah. Tapi kalau enggak ada, pecah kepala ini," tegas dia.

 

3 dari 3 halaman

Rencana Awal Bulog

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, rencana beras impor 200.000 ton yang hendak dibelinya masuk ke dalam jenis beras premium. Namun, secara harga justru lebih murah dibanding beras medium lokal.

"Yang jelas harganya lebih murah dari beras medium yang ada di Indonesia," sebut pria yang akrab disapa Buwas ini seusai rapat bersama Komisi IV DPR RI beberapa waktu lalu.

Sebagai gambaran, ia menjelaskan, harga beras medium lokal kini terus menjulang, melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) dengan banderol terkecil Rp 9.200 per kg.

"Sekarang harga beras di Indonesia untuk yang medium Rp 9.200-9.700 (per kg). Yang jelas (beras impor) jauh lebih murah dari itu, dan kondisinya premium. Yang jelas kita belinya di bawah Rp 9.000 (per kg)," tutur Buwas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.