Sukses

Pesan Dirjen Pajak ke Anak Buah: Jangan Main Judi dan Tetap Setia ke Pasangan

Dirjen Pajak Suryo Utomo meminta para pegawai pajak di bawahnya untuk setia pada pasangan, dan tidak sampai mempunyai lebih dari satu suami/istri simpanan (wadon).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suryo Utomo mengingatkan 5 hal kepada PNS atau pegawai pajak. Peringatan ini agar para pegawai pajak bisa menjauhi dari niatan korupsi yang merugikan negara.

Pesan itu ia sampaikan dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2022, dikutip dari siaran video YouTube akun BPPK Kemenkeu RI, Minggu (11/12/2022).

"Pertama, hindari dari perbuatan maling. Maling itu mencuri, mengambil yang bukan haknya, termasuk hak negara," tegas Suryo Utomo.

"Kedua, main judi, karena kalau judi kalah, ngutang, enggak dapet utangan, ujung-ujungnya maling lagi. Mau judi online/offline segala macem, itu pasti akan berulang lagi," ungkapnya.

Berikutnya, Suryo juga meminta para pegawai pajak di bawahnya untuk setia pada pasangan, dan tidak sampai mempunyai lebih dari satu suami atau istri simpanan (wadon).

"Ngurusin satu cukup bagi kita dari insentif, tukin, segala macem. Kalau dua keluarga, ya kayaknya kurang, apalagi tiga keluarga. Ujung-ujungnya apa, ngutang, maling lagi," ujar dia.

Selanjutnya, Suryo juga mengimbau para pegawainya untuk menjauhi minuman-minuman beralkohol, lantaran ia takut kinerja daripadanya menjadi tidak maksimal. Terakhir, ia pun tak ingin pekerjanya kecanduan madat (zat psikotropika).

"Kayak jaman kita lah, ngomong mushroom sama pegang Johnnie Walker, keren tuh. Tapi kalau sekarang jangan lah, karena ngubah dan memori kita, membuat kita tidak layak bekerja," pungkas Suryo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hakordia 2022, Ketua KPK: Koruptor Tidak Takut Penjara, Tapi Dimiskinkan

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengungkapkan, bahwa pelaku korupsi takut jika dimiskinkan. Menurutnya, koruptor tidak takut dengan ancaman hukuman penjara.

"Kajian menunjukkan para pelaku korupsi tidak takut dengan ancaman hukuman badan, tidak takut dengan hukuman penjara, tetapi takut kalau dimiskinkan," kata Firli Bahuri saat sambutan pada acara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) Tahun 2022 di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (9/12).

Dia mengatakan, KPK masih harus bekerja keras di dalam upaya pemberantasan korupsi, baik melalui strategi pendidikan masyarakat, pencegahan, maupun penindakan.

"Sehingga orang tidak mau melakukan korupsi, karena pendekatan yang KPK lakukan di samping penghukuman badan juga diterapkan hukuman denda dan uang pengganti, termasuk juga penerapan tindak pidana pencucian uang (TPPU)," ucap Firli.

Firli menyadari KPK tidak mampu melaksanakan upaya pemberantasan korupsi sendirian. Maka dari itu, KPK memakai konsep orkestrasi pemberantasan korupsi.

"Di mana kami melibatkan dan meminta semua kamar-kamar kekuasaan ikut aktif berperan dalam upaya pemberantasan korupsi, kamar legislatif, kamar yudikatif, kamar eksekutif, termasuk juga kamar kekuasaan parpol tidak boleh melakukan korupsi," tandas Firli.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi: Korupsi Pangkal Berbagai Masalah Pembangunan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan Selamat Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2022 yang jatuh pada 9 Desember. Jokowi menekankan, korupsi merupakan pangkal dari berbagai tantangan dan masalah pembangunan.

"Korupsi adalah pangkal dari berbagai tantangan dan masalah pembangunan: dari urusan penciptaan lapangan kerja, mutu pekerjaan, pelayanan masyarakat, hingga harga kebutuhan pokok," kata Jokowi dikutip dari akun Instagramnya @jokowi, Jumat (9/12/2022).

Dia menegaskan akan terus berkomitmen memberantas korupsi. Jokowi akan terus mendorong Indonesia yang bersih dan maju.

"Kita takkan pernah lelah dan lengah untuk terus-menerus mendorong Indonesia yang bersih dan maju," ucapnya.

"Selamat Hari Antikorupsi Sedunia 2022," sambung Jokowi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.