Sukses

Tak Mudah, Ketidakpastian Kini jadi Tantangan Berat Pebisnis Dunia

Para pemimpin bisnis menghadapi peningkatan dinamisme pasar dan ketidakpastian.

Liputan6.com, Jakarta Para pemimpin bisnis menghadapi peningkatan dinamisme pasar dan ketidakpastian. Ini bukan hanya serangkaian peristiwa sementara yang terjadi satu kali tetapi perubahan struktural yang bertahan lama yang berdampak pada ekonomi, sistem sosial, risiko, dan harapan pemangku kepentingan.

Isu ini menjadi tema utama di acara eksklusif PwC yang dihadiri oleh para pemimpin bisnis dari Indonesia dan kawasan regional sebagai bagian dari B20 Summit Indonesia 2022 tahun ini.

Wawasan para pemimpin mencerminkan bagaimana bisnis dapat memimpin melalui disrupsi untuk dunia yang berkelanjutan. Telah menjadi hal umum bahwa kepercayaan sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam mengatasi tantangan saat ini.

Membangun kembali kepercayaan dan memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan saat ini membutuhkan perubahan struktural yang serupa dalam hal strategi dan prioritas operasional - transisi material menuju kapitalisme dari pemangku kepentingan dan pengaturan ulang prioritas menuju hasil jangka panjang.

Dari ketidakpastian ini akan muncul peluang besar bagi bisnis untuk melakukan diferensiasi dan pertumbuhan.

“Belum pernah sebelumnya para pemimpin bisnis harus menghadapi berbagai macam tantangan sekaligus. Kita telah menghadapi krisis kesehatan global yang telah meninggalkan dampak besar pada sosial dan ekonomi, dampak perubahan iklim, dan ketidakstabilan geopolitik - dimana semuanya telah mengakibatkan gangguan besar pada bisnis dan masyarakat," kata PwC Asia Pacific and China Chairman, Raymund Chao, Minggu (13/11/2022).

"Selama masa yang penuh ketidakpastian ini, para pelaku bisnis semakin beralih ke bisnis yang membantu mereka menavigasi dan menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, inilah saatnya bagi kita, untuk bertanggung jawab dalam memimpin dan bekerja guna membangun kembali kepercayaan dan memberikan hasil yang berkelanjutan untuk semua," lanjut dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pecahkan Masalah Penting

PwC menyadari tanggung jawab mereka untuk memecahkan masalah penting dan berkomitmen untuk memimpin dengan memberi contoh.

Sebagai knowledge partner untuk task force B20 Indonesia 2022: Finance & Infrastructure dan Energy, Sustainability & Climate, PwC berperan dalam mengatasi masalah utama dunia dan telah berkontribusi dalam pembentukan, diskusi, dan presentasi rekomendasi kebijakan ini .

Topik-topik ini juga dibahas dalam sudut pandang Asia Pasifik: “Asia Pacific’s burning challenge: A just and orderly energy transition” dan “Bridging the trillion-dollar infrastructure gap in Asia Pacific”.

“Dalam konteks Indonesia, transisi energi, iklim, dan infrastruktur merupakan isu penting yang harus ditangani. PwC Indonesia bertujuan untuk mendukung task force dalam memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti mengenai prioritas kepresidenan G20 dan B20 Indonesia untuk memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi," ungkap Territory Senior Partner, PwC Indonesia Eddy Rintis.

"Sektor publik dan swasta harus bekerja sama untuk memecahkan tantangan saat ini. Hal ini membutuhkan kolaborasi dan strategi antara negara maju dan berkembang, bisnis dan investor, baik di tingkat global maupun regional," tutup dia.

3 dari 3 halaman

Sri Mulyani Minta Negara G20 Bersiap Hadapi Pandemi Gelombang Baru

Seluruh negara anggota G20 kita tengah fokus terhadap berbagai isu yang beririsan dengan sektor perekonomian, jelang penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi atau KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tetap meminta seluruh negara tidak melupakan pengalaman yang didapat saat menghadapi wabah pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkannya dalam G20 Special Event, The 2nd Joint Finance and Health Minister Meeting di Bali, Sabtu (12/11/2022).

"Banyak negara telah dengan cepat berpindah ke new normal, dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Tapi jutaan kasus baru, bersamaan dengan ribuan yang meninggal, tetap dilaporkan tiap pekannya," ujar Sri Mulyani.

Oleh karenanya, ia mengingatkan semua negara untuk tetap bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dari gelombang pandemi berikutnya, yang bisa saja belum berakhir.

"Lebih lanjut, penyebaran cacar monyet telah mengingatkan kita, ini perkara kapan, bukan perkara apabila, kita menghadapi pandemi selanjutnya," tegas Sri Mulyani.

Menurut dia, dalam G20 Special Event kali ini, Sri Mulyani beserta pemimpin dunia lainnya punya kesempatan untuk terus mereformasikan arsitektur kesehatan global, seraya fokus terhadap upaya di masa depan dalam menghadapinya.

"Kami akan mendengarkan update perkembangan terbaru dari Pandemic Fund (the FIF for pandemic prevention, preparedness, and response), sejak pembentukannya pada 8-9 September. Itu jadi batu loncatan signifikan untuk memastikan, dunia sudah jauh lebih siap menghadapi pandemi selanjutnya," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.