Sukses

Kabar Investasi Tesla di Indonesia, Menko Luhut: Elon Musk Sibuk dengan Twitter

Menko Luhut mengatakan, saat ini CEO Tesla Elon Musk sedang berfokus terhadap rencananya untuk melakukan akuisisi Twitter.

Liputan6.com, Jakarta
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menjelaskan terkait investasi Tesla di Indonesia masih dalam proses negosiasi. Negosiasi tersebut juga masih berjalan dengan baik.
 
Akan tetapi, Luhut mengatakan, saat ini CEO Tesla Elon Musk sedang berfokus terhadap rencananya untuk melakukan akuisisi Twitter.
 
"Kita tunggu saja, kita lihat (Elon Musk), dianya juga masih sibuk dengan (akuisisi) Twitternya," kata Luhut kepada awak media, di JCC Senayan, Rabu (12/10/2022).
 
Sebelumnya, Negosiasi terkait investasi Tesla di Indonesia masih terus berjalan dengan baik. Hal tersebut, dipertegas oleh Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi.
 
"Tesla masih, negosiasinya tentu masih proses ya. Komunikasi dengan timnya Tesla juga kan sudah kirimkan tim juga ke sini. Dan masih berproses, yang pasti Ford juga kemaren sudah teken MoU, kami berharap juga Tesla bisa segera follow shot," ungkapnya saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
 
Dia memastikan jika diskusi dengan pihak Tesla terus berjalan, terlebih sudah ada perwakilan pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini sudah ada yang datang ke Indonesia, untuk membahas rencana bisnis, meski belum ada kesepakatan.
 
Jika nantinya Tesla akan terlibat dalam ekosistem kendaraan listrik dari sisi rantai pasok, Jodi belum bisa memastikan apakah Tesla akan ikut mendirikan pabrik mobil listrik di Tanah Air.
 
"Mungkin masuk ke dalam salah satu bagian supply chain ya," ujar dia.
 
Dia berharap kesepakatan bisnis bisa dihasilkan dalam waktu dekat, mengikuti Hyundai dan Ford yang lebih dulu mengeluarkan komitmen.
 
"Targetnya secepat mungkin karena beberapa perusahaan kaya Hyundai, Ford, komitmennya sudah detail," ungkapnya.
 
"Tentu kemarin pas Pak Luhut di Amerika juga ada jg beberapa masukan dari pihak industri otomotif nya juga yang sebetulnya masukannya juga untuk pihak pemerintah Amerika sendiri. Beberapa kebijakan mereka yang mungkin juga bisa menghambat investasi mereka di luar amerika," terang dia.
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tesla Beli Nikel Indonesia

Pembesut mobil listrik AS Tesla dikabarkan menandatangani kontrak pembelian olahan nikel sebesar USD 5 miliar (setara Rp 74,2 triliun) dengan perusahaan pengolahan nikel Indonesia. Sekadar informasi, nikel merupakan bahan untuk baterai mobil listrik Tesla.

Mengutip Reuters, Selasa (9/8/2022), informasi ini berasal dari seorang menteri senior di kabinet.

Reuters melaporkan, pemerintah Indonesia memang berupaya membuat Tesla mendirikan fasilitas produksi di Indonesia. Apalagi, Indonesia dikenal sebagai negara dengan cadangan nikel yang besar.

Sebelumnya pada pertengahan Mei, Presiden Joko Widodo juga pernah bertemu dengan pendiri Tesla Elon Musk dalam rangka menghidupkan iklim investasi Tanah Air.

"Kami terus bernegosiasi dengan Tesla, tetapi mereka sudah mulai membeli dua produk unggulan dari Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

 

3 dari 3 halaman

Kontrak 5 Tahun

Luhut mengatakan, Tesla menandatangani kontrak lima tahun dengan perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di luar Morowali, Sulawesi Tengah. Nikel tersebut akan digunakan dalam baterai lithium Tesla.

Saat dimintai komentar oleh Reuters, Tesla tidak memberikan tanggapan.

Sekadar informasi, Indonesia memang tertarik mengembangkan industri kendaraan listrik dan baterai di dalam negeri. Reuters menyebut Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel untuk memastikan pasokan cukup bagi investor.

Tarik Investasi

Langkah itu pun berhasil menarik investasi dari raksasa baja Tiongkok dan perusahaan Korsel seperti LG dan Hyundai.

Namun, sebagian besar investasi nikel selama ini ditujukan untuk produksi logam mentah seperti nikel pig iron dan feronikel.

Sumber Reuters menyebut, pemerintah pun berencana untuk mengenakan pajak ekspor pada logam-logam ini guna meningkatkan pendapatan sembari mendorong lebih banyak produksi dalam negeri menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.