Sukses

Erick Thohir: Ekspor Produk Halal RI Kalah dari AS, Argentina, dan India

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Indonesia masih belum optimal dalam memanfaatkan potensi ekonomi keumatan dan industri halal nasional.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia adalah negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia dengan potensi ekonomi keumatan berbasis syariah. Selain itu Indonesia juga berpotensi menjadi pemain global terbesar dalam industri halal. Saat ini, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam mempersiapkan ekosistem ekonomi keumatan.

“Namun perjuangan tersebut bukan hanya milik pemerintah. Melainkan juga milik umat seluruh umat Islam dan segenap organisasi-organisasi Islam. Tak terkecuali Persis,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir saat menjadi pembicara kunci pada Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) di Sutan Raja Hotel & Convention Center, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022).

Erick menambahkan, Persis dan seluruh organisasi Islam lainnya yang sejalan dengan semangat NKRI, harus lebih banyak terlibat dalam pembangunan bangsa dan negara sebagai penggerak semangat umat. Saat ini, menurut Erick, Indonesia masih belum optimal dalam memanfaatkan potensi ekonomi keumatan dan industri halal nasional.

"Produksi ekspor produk halal kita masih kalah dibanding Amerika Serikat, Argentina, bahkan India. Secara umum, industri halal Indonesia telah menunjukkan kinerja bagus. Kita masuk dalam jajaran 4 besar, setelah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA. Namun, potensi kita jauh lebih besar dibanding negara-negara tersebut. Jumlah penduduk muslim kita mencapai 231 juta penduduk," jelas Erick Thohir.

Menurut Erick Thohir, tren ekonomi keumatan dan industri halal berbasis syariah, belum mencapai titik jenuh. Ruang untuk bertumbuh masih besar, bahkan untuk memimpin sektor industri halal dunia.

“Saya sangat mengapresiasi Persis sebagai salah satu organisasi Islam tertua dan terbesar, yang turut ambil bagian dalam mendukung kebangkitan ekonomi umat."

Dia berharap, mukatamar organisasi Islam itu menjadi momentum konsolidasi dan sinergi untuk mewujudkan cita-cita. Apalagi dunia saat ini, termasuk Indonesia, tengah menghadapi sejumlah tantangan.

Erick mengatakan, tantangan itu antara lain demografi, keberlanjutan lingkungan, ketahanan kesehatan pasca pandemi, perang di Eropa Timur, hingga disrupsi teknologi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesempatan untuk Maju

Untuk itu, umat Islam Indonesia perlu beradaptasi dan mengantisipasi agar tantangan yang ada bisa diubah menjadi kesempatan untuk maju, sejahtera, dan berdikari. BUMN, kata Erick, ikut ambil peran sebagai penggerak ekonomi umat.

“Salah satunya dengan merger Bank Syariah BUMN menjadi BSI, yang kini merupakan Bank Syariah terbesar di Indonesia”, ujar Erick.

Menjawab pertanyaan peserta muktamar, Erick mengatakan telah mempersiapkan BSI sebagai penopang layanan keuangan dalam ekosistem ekonomi syariah. “Termasuk ekonomi pesantren dan santri melalui kemitraan Pertashop, Program Mekaar, dan Program Makmur, serta pelatihan dan pendidikan melalui program vokasi maupun Santri Magang”, ujar Erick Thohir.

Dia berharap Persis turut menjadi mesin penggerak dalam menghadapi perubahan zaman. “Kita juga perlu bertransformasi. Kunci kemajuan adalah menjaga akhlak dan karakter manusianya," jelas Erick Thohir.

Muktamar itu juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang turut memberikan pemaparan mewakili Presiden Joko Widodo. 

3 dari 4 halaman

Pesan Erick Thohir ke Generasi Muda: Harus Melek Teknologi

Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan ke SMA 1 Purwakarta. Dalam kunjungannya, dia berpesan kepada generasi muda agar lebih cakap dan melek perkembangan digital, di tengah disrupsi besar teknologi.

“Kita sudah memasuki era-nya Gen-Z, yang lahir di tengah disrupsi besar teknologi. Era ini selayaknya diisi talenta muda yang cakap digital, dan melek perkembangan,” kata Erick dikutip dari instagram pribadinya @erickthohir, Sabtu (24/9/2022).

Dalam cuplikan video yang dibagikan melalui akun instagramnya, Erick bercerita di hadapan para siswa dan siswi di SMA 1 Purwakarta, dimana dulu saat dia mengenyam Pendidikan belum ada internet. Namun, zaman sekarang akses internet sudah mudah.

“Zaman saya yang Namanya internet belum ada, kita harus ke perpustakaan, harus belajar, tetapi di era kalian semua bisa langsung belajar dari sini (handphone), saya gak tau belajar, ngga tau ngegosip. Tetapi kalau kalian tidak mau belajar, tidak mau mengerti digitalisasi semuanya itu diambil orang lain, bangsa lain,” ujarnya.

Erick menegaskan, generasi muda harus terus ditingkatkan kapabilitas dan kemampuanya. Erick berpesan, agar generasi muda  harus punya positive thinking, jangan negatif thinking.

“Artinya apa? Kalian sudah merasa pintar, udah cukup, kalian dikritik marah temannya nasehatin ngambek, itu justru yang akan menjebak kalian tidak kemana-mana. Memang dunia Pendidikan juga berubah sekarang, kita bisa lihat kemarin Ketika covid-19, bagaimana dunia Pendidikan itu buktinya bisa belajar dari rumah,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya di BUMN terus berkolaborasi dengan sekolah-sekolah di berbagai daerah untuk melahirkan generasi yang siap berselancar di gelombang disrupsi.

“Adik-adik di SMA 1 Purwakarta, kalian bagian masa depan kita. Jari-jari kalian yang akan menaklukkan dunia yang serba cepat ini,” pungkas Erick.

4 dari 4 halaman

Erick Thohir Ungkap Cara Kurangi Impor LPG, dari Kompor Listrik hingga Gasifikasi Batu Bara

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap kembali rencana konversi kompor listrik. Ia juga turut menambahkan soal rencana gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME).

Erick Thohir menjelaskan, peralihan dari LPG perlu dilakukan secara perlahan untuk melepas ketergantungan. Salah satu cara yang bisa dijalankan dan cukup populer adalah dengan konversi ke kompor listrik.

"Nah soal kompor listrik, kita ini terus mengimpor LPG Rp 70 triliun setiap tahun. LPG bukan berarti harus kita hapuskan, tidak mungkin, tapi harus kita seimbangkan (penggunaannya)," kata dia kepada wartawan di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022).

Dalam konteks keseimbangan penggunaan energi, kata dia, kompor listrik bisa jadi pilihan. Bahkan, dalam penggunaannya diklaim lebih murah ketimbang penggunaan LPG saat ini.

Erick Thohir juga menyinggung soal kegiatan yang lebih sederhana yang diminati oleh generasi muda saat ini. Menurutnya, generasi muda ingin kegiatan yang singkat, termasuk dalam urusan memasak.

"Artinya apa? Kalau ada yang berkeinginan mengganti kompor listrik, misalnya anak-anak muda Indonesia, anak-anak muda Indonesia tidak mau ribet, dimana kompornya, LPG-nya dicolok, dituker, dibeli, generasi muda biasanya tidak mau ribet, dengan adanya kompor listrik mereka langaung bisa proses," ujarnya.

Ia menegaskan tak ada hubungannya antara rencana komversi kompor listrik dengan wacana penghapusan daya listrik golongan 450 VA dan dialihkan ke 900 VA. Padahal, penghapusan itu sudah ditegaskan tak ada dalam rencana pemerintah. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.