Sukses

Mantap, Pertama Kali Indeks Pariwisata Indonesia Salip Thailand dan Malaysia

Skor indeks pengembangan perjalanan dan pariwisata (score travel and tourism development index) Indonesia mengalami perbaikan dan kini berada di atas Thailand dan Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan skor indeks pengembangan perjalanan dan pariwisata (score travel and tourism development index) Indonesia mengalami perbaikan.

Sehingga menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-44 dari sebelumnya ada di peringkat 32.

"Score travel and tourism development index, Indonesia meningkat dari 4,2 ke 4,4," kata Luhut dalam Forum Investasi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Labuan Bajo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat, (9/9).

Peningkatan skor ini menjadi yang pertama kalinya Indonesia berada di atas Thailand dan Malaysia. Dia berharap posisi ini dapat memperkuat posisi Indonesia dalam meningkatkan investasi untuk menanamkan modalnya.

"Untuk pertama kalinya Indonesia berada di atas Thailand dan Malaysia. Terima kasih atas kerja keras semua pihak," kata dia.

Untuk itu Luhut meminta Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan para kepala daerah agar memfasilitasi kesempatan percepatan realisasi investasi di daerah. Termasuk melakukan promosi investasi dan memberikan insentif untuk investor yang memberikan modal di sektor pariwisata.

Dia juga meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno untuk menyelenggarakan kegiatan di destinasi pariwisata secara masif. Tak hanya itu, Luhut meminta Sandiaga untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) dan keperluan tata kelola destinasi wisata.

Bagi BUMN dan BUMD diminta Luhut untuk memberikan dukungan terhadap pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Selain itu, semua pihak diminta untuk menggandeng masyarakat lokal untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dan menjadi duta destinasi wisata di daerahnya.

"Karena pariwisata ini bentuknya kerja sama. Jadi fokus program pemerintah ini bukan destinasi wisata unggulan tetapi, tapi sebagai destinasi investasi prioritasm" pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pulihkan UMKM Pariwisata, Sandiaga Uno Gandeng Swasta

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memastikan penyaluran dana Pemulihan EKonomi Nasional (PEN) berakhir di 2022. Pemerintah masih akan tetap membantu pemulihan ekonomi masyarakat tetapi alokasi anggaran melalui kementerian.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan, para pelaku UMKM di sektor pariwisata masih akan tetap mendapat dukungan dari pemerintah. Selain itu, Sandiaga akan mengajak sektor swasta untuk mendukung pemulihan UMKM sektor pariwisata.

"Tanpa ada dana PEN kita ada dunia usaha yang akan kita ajak berkolaborasi bersama untuk membantu para UMKM dan membantu menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja," Sandiaga di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2022).

Di tahun depan, semua pihak harus bekerja lebih keras dari yang sekarang. Sebab target kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara tetap harus lebih baik dari tahun ini.

Tahun ini, Sandiaga menargetkan kedatangan wisatawan mancanegara di rentang 1,8 juta - 3,6 juta kunjungan. Sedangkan untuk wisatawan domestik ditargetkan mencapai 550 juta.

"Kami meyakini akan bisa kami realisasikan," kata dia.

Tahun ini penggunaan dana PEN untuk sektor pariwisata akan difokuskan pada program-program yang bisa langsung dirasakan para pelaku usaha ekraf.

"Tahun ini juga dana PEN yang kita targetkan adalah yang langsung berdampak kepada masyarakat," kata dia.

Sehingga tahun depan jika pemerintah tidak memberikan anggaran PEN, sektor ekraf tetap bisa tumbuh dan menjadi pendorong ekonomi nasional. Mengingat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini terdapat 40 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor ini.

"Jadi tanpa dana PEN kita yakin pariwisata masih tetap bertumbuh dan menjadi kontributor, kata dia.

3 dari 4 halaman

Teten Masduki: Bali Rentan Krisis Jika Andalkan Sektor Pariwisata Saja

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, menyebut Bali masih akan sangat rentan menghadapi krisis ekonomi, jika 100 persen perekonomiannya masih mengandalkan sektor pariwisata.

“Dalam teori investasi, tak boleh menaruh telur di dalam satu keranjang. Kalau keranjang jatuh, maka (keseluruhan) telur akan pecah,” kata Teten saat ditemui di Bali, Rabu (10/9/2022).

Kata Teten, Bali memberikan kontribusi ekonomi yang sangat besar terhadap Indonesia. Hal itu berkat 20 juta turis yang datang berwisata ke pulau Dewata.

"Jadi Bali juga jadi pintu Indonesia masuk ke dunia luar. Jadi saya berkesimpulan, saya kira Presiden juga sama. Bahwa Bali memang memberi kontribusi yang besar bagi ekonomi nasional," ujarnya.

Meskipun ketika pandemi kemarin perekonomian Bali tumbuh minus 12 persen pada tahun 2020. Namun, Bali diyakini mampu bangkit. Caranya dengan mengatur ekonomi Bali tidak 100 persen terkait pariwisata. 

Menurutnya Bali memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan selain sektor pariwisatanya. Sudah saatnya, Bali menjadi pusat perdagangan dunia.

4 dari 4 halaman

Perbandingan dengan Singapura

Teten pun membandingkan Bali dengan Singapura. Jika dibanding Singapura, sebetulnya  wilayah Bali jauh lebih luas. Tapi walaupun Singapura wilayahnya kecil bisa menjadi pusat perdagangan dunia.

"Singapura itu kecil gak punya apa-apa tapi bisa jadi pusat perdagangan dunia. Bali itu sebenernya sudah lebih dari Singapura, cuman mindsetnya masih belum menempatkan Bali sebagai pusat perdagangan dunia. Kan Singapura gak punya apa-apa," kata Teten.

Potensi Bali menjadi pusat perdagangan dunia sangat terbuka lebar. Bahkan, beberapa produk pelaku UMKM mendunia awalnya dicoba terlebih dahulu oleh turis.

"Saya sering menemukan beberapa pelaku UMKM itu produknya dikenal dunia setelah turis mencoba produk dia. Ini bisa menjadi jendela perdagangan kita keluar. Nah ini yang harus kita siapkan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.