Sukses

PMN Garuda Indonesia dan Kereta Cepat Belum Cair, Ini Alasan Kemenkeu

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah BUMN seperti Garuda Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), atau PT KAI rencananya bakal memperoleh suntikan modal dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN).

Garuda Indonesia dijanjikan menerima Rp 7,5 triliun, sementara PT KAI Rp 4,1 triliun untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Namun, Kementerian Keuangan masih belum bisa mencairkan PMN kepada perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut, sebab uangnya sudah diberikan kepada beberapa badan layanan umum (BLU).

"Untuk PMN BUMN belum ada yang dicairkan, karena proses RPP penambahan PMN-nya yang sudah direalisasi hingga Juli untuk BLU-BLU, LMAN, PPDPP. Jadi hingga hari ini belum ada yang dicairkan (PMN untuk BUMN)," jelas Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu, Dodok Dwi Handoko, Jumat (12/8/2022)

Ambil contoh, Dodok mengatakan, pihaknya masih melihat progres percepatan analisis dari penggunaan anggaran untuk pemberian PMN Rp 7,5 triliun kepada Garuda Indonesia.

"Kita akan percepat analisis proses legalnya, karena setiap PMN bahkan untuk perusahaan Tbk pun harus melalui penerbitan PP (peraturan pemerintah) dulu untuk pencairannya," imbuhnya.

Pun untuk PMN kepada PT KAI (Persero), dimana kelak bakal dialihkan kepada PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang tengah menggarap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Untuk KCIC dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, masalah apakah itu nanti akan dialokasikan l, sepertinya sudah ada keputusan dari pemerintah. Dari Perpres yang ada dapat memberikan dukungan kepada pihak Indonesia melalui konsosium BUMN melalui kerata api," bebernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dapat PMN Rp 4,1 Triliun, KAI Kebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI disetujui mendapat penyertaan modal negara (PMN) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Progres pembangunannya disebut mencapai 76 persen.

Sebelumnya, usulan KAI untuk penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp4,1 triliun telah disetujui Komisi VI DPRI RI. PMN tersebut akan digunakan untuk memperkuat KAI dalam penyelesaian proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung (KCJB). VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, progres investasi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung telah mencapai 85 persen. Sementara itu, progres fisiknya telah mencapai 76 persen.

Enam+08:01Liputan6 Update: Harga Mi Instan Dikabarkan Bakal Naik 3 Kali Lipat KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 km yang akan berhenti di 4 stasiun yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).

"KAI melalui KCIC terus berupaya mempersiapkan KCJB semaksimal mungkin sehingga tes dinamis KCJB dapat dilakukan pada November 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/8/2022).

Terkait PMN, Joni menyebut dukungan ini sangat penting bagi KAI untuk menjalankan penugasan dari pemerintah yaitu menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Apalagi di tengah tantangan yang masih dilalui yakni pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.

“KAI menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan. KAI berkomitmen untuk menuntaskan penugasan ini dengan menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) guna memberikan layanan transportasi kereta cepat yang akan hadir pertama kali di Indonesia ini,” kata Joni.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Dikelola Akuntabel

Pencairan PMN lebih lanjut, Joni menyebur KAI akan terus berkordinasi dengan para stakeholder untuk pencairan PMN tersebut. KAI akan mengelola PMN tersebut dengan akuntabel, transparan dan bertanggung jawab sehingga dapat mewujudkan transportasi kereta cepat dengan tepat waktu.

Dengan adanya layanan kereta api cepat ini, ia berharap dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat terutama di stasiun-stasiun pemberhentian.

“Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung akan memberikan pilihan bagi masyarakat untuk bertransportasi dengan cepat dan selamat. KCJB juga diharapkan menjadi momentum agar dapat terealisasi transportasi-transportasi modern lainnya di Indonesia,” tutur Joni.

4 dari 4 halaman

Jakarta-Bandung 45 Menit

Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung akan menjadikan Indonesia dengan layanan kereta api cepat pertama di ASEAN. Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, aman, dan nyaman diantara kedua wilayah tersebut.

Satu rangkaian KCJB terdiri dari 8 kereta dengan kapasitas sebanyak 601 pelanggan. Adapun kelas pelayanannya terbagi menjadi VIP Class sebanyak 18 pelanggan, First Class sebanyak 28 pelanggan, dan Second Class sebanyak 555 pelanggan.

Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp250.000 hingga Rp350.000, namun saat ini tarif tersebut masih terus dikaji dalam berbagai aspek.

"Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh Jakarta - Bandung atau sebaliknya yaitu 36 - 45 menit saja,” kata Joni

Rancangan kereta cepat berjenis KCIC400AF terinspirasi dari satwa khas Indonesia yaitu komodo, dengan warna dominan merah dan putih.

Harapannya, identitas Indonesia langsung muncul saat melihat desain kereta tersebut. Pada bagian interiornya, seperti di kursi terdapat sentuhan motif mega mendung khas Cirebon karena sebagian besar lintasan KCJB melintasi wilayah Jawa Barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.