Sukses

BTN Genjot Transaksi EDC di 2022

BTN pada tahun ini terus mengoptimalkan transaksi pembayaran di mesin penangkapan data elektronik (electronic data capture/EDC).

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN pada tahun ini terus mengoptimalkan transaksi pembayaran di mesin penangkapan data elektronik (electronic data capture/EDC).

Direktur IT dan Digital Bank BTN Andi Nirwoto mengatakan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) selama pandemi COVID-19 berdampak terhadap jumlah transaksi, mengingat nasabah yang datang membatasi untuk bertransaksi secara langsung.

"Bank BTN mengatisipasi hal ini dengan membuat promosi-promosi secara intensif dan berkala antara lain bekerjasama dengan merchant dalam membuat program promo yang menarik di berbagai kesempatan tertentu," dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/3/2022).

Menurut Andi, semakin banyak nasabah Bank BTN bertransaksi menggunakan EDC BTN akan semakin banyak juga bonus dan keuntungan yang diperoleh. Hal ini juga diperoleh karena seiring gencarnya perseroan melakukan program promosi berupa promosi transaksi dan promosi insentif merchant.

"Langkah tersebut diharapkan mendorong dan meningkatkan animo masyarakat untuk terus menggunakan EDC BTN dalam bertransaksi," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus BTN

Dijelaskan, pada tahun ini perseroan akan fokus terhadap merchant-merchant yang memperkuat ekosistem mortage dan merchant-merchant anchor yang sifatnya ritel konsumen mulai dari jaringan ritel, optik, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) serta restoran-restoran.

Perseroan optimistis tahun ini potensi transaksi pembayaran di EDC BTN yang merupakan salah satu layanan yang digunakan untuk transaksi non tunai akan terus mengalami peningkatan seiring jumlah mesin EDC lebih dari 24.274 unit.

Adapun kategori yang paling digemari nasabah antara lain kategori merchant regular, ritel konsumen sebesar 39,71 persen, Food and Beverage (F&B) sebanyak 22,15 persen dan industri kesehatan 19,24 persen. Sedangkan kategori merchant anchor terdiri dari Home and Appliance sebesar 69,75 persen dan ritel konsumen dengan kontribusi 29,81 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.