Sukses

Kasus Covid-19 Luar Jawa-Bali Melandai, Airlangga: Sudah Lewati Puncak

Angka reproduksi kasus efektif kasus konfirmasi harian Covid-19 di luar Jawa-Bali terlihat mengalami penurunan signifikan hampir di seluruh pulau.

Liputan6.com, Jakarta Angka reproduksi kasus efektif kasus konfirmasi harian Covid-19 di luar Jawa-Bali terlihat mengalami penurunan signifikan hampir di seluruh pulau. Di mana per 6 Maret 2022 tercatat 8.158 kasus menurun dari sebelumnya pada 23 Februari 19.807 kasus.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers PPKM, Senin (7/3/2022).

“Dari kasus konfirmasi harian di luar Jawa Bali telah menunjukkan penurunan per 6 Maret sebanyak 8.158 kasus dan per 23 Februari yang lalu adalah 19.807 kasus. Pada waktu itu puncaknya pada 23 Februari,” kata Airlangga.

Sementara, secara kasus aktif puncaknya terjadi pada 3 Maret  sebanyak 183.482 kasus dan pada 6 Maret turun menjadi 171.217 kasus.

Adapun hingga Maret, kasus kematian tercatat ada 91 kasus dan sebagian besar adalah yang memiliki komorbid, lansia dan belum vaksinasi lengkap.

Lebih lanjut,  terdapat 3 provinsi di Luar Jawa-Bali yang tingkat bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidurnya masih tinggi, tetapi masih terkendali.

Diantaranya, Sumatera Utara kasus Covid-19 21.338 BOR nya 37 persen dengan konversi 21 persen, Kalimantan Timur kasus aktif 15.603 dan BOR-nya 44 persen dengan konversi 25 persen, serta Sulawesi Selatan kasus aktif 15.131 dan BOR-nya 31 persen dengan konversi 18 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Isolasi

Di samping itu, pemerintah tetap menyediakan isolasi terpadu sebanyak 36.470 tempat tidur, tapi yang terisi hanya 10 persen.

Di sisi lain, ada 9 provinsi tingkat BOR daripada isoternya nol dan beberapa yang isoternya masih tinggi, yaitu Kalimantan Timur 49 persen dan Kepulauan Riau 33 persen.

“Jadi beberapa provinsi telah lewat Puncak kasus itu ada dalam tren penurunan, yaitu Sulawesi Utara, Papua, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Lampung beserta Riau. Yang masih naik di Kalbar dan NTT,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.