Liputan6.com, Jakarta- Muhammad Zaenuri dulunya bekerja sebagai seorang pelayan di salah satu toko di Bali. Namun suatu hari, muncul ide untuk merintis usaha di bidang kerajinan dengan produk utama berupa lampu hias.
Ketika pulang ke kampung halamannya di Lombok, dia menemukan bahwa material dasar yang dibutuhkan untuk membuat lampu hias tersebut begitu melimpah di sana, yakni limbah pelepah pisang dan bambu.
Baca Juga
“Di sana saya berpikir untuk mengajak warga sekitar bagaimana caranya membikin suatu ide barang yang bisa menghasilkan uang,” ungkap Zaenuri kepada Tim Berani Berubah.
Advertisement
“Bagaimana kalau sekarang kita, saya yang memasarkan, warga sekitar yang membikin suatu produk. Habis itu setelah kita coba satu per satu membikin contoh salah satu produknya,” lanjutnya.
Zaenuri lalu mengajak warga sekitar untuk berkarya membuat produk kerajinan lampu hias, terutama warga yang terdampak COVID-19. Setelah jadi, dia mencoba memasarkannya ke Bali. Siapa sangka, ternyata banyak turis mancanegara yang menggemarinya, dan Zaenuri pun kini sudah mengirimkan produknya ke luar negeri.
“Salah satunya kemarin saya kirim ke Amerika, ke Australia, terus ke Prancis itu sangat antusias pangsa pasar yang ada di luar negeri,” ujar dia.
“Kisaran harganya dari yang paling murah yaitu Rp50.000 sampai Rp750.000. Tergantung dari kesulitan sama bahan yang kita pergunakan,” sambung Zaenuri.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Buang Gengsi Jauh-Jauh
Zaenuri juga memiliki pesan untuk masyarakat yang sedang berada dalam kondisi sulit pandemi COVID-19 ini. Yaitu untuk pantang menyerah, tetap kreatif, dan membuang gengsi jauh-jauh.
“Gengsi itu kalau bisa kita buang jauh-jauh karena gengsi itu bisa tidak ada apa-apanya kalau kita mikir untuk maju,” tutur Zaenuri.
“Bagi masyarakat Indonesia mari kita memanfaatkan limbah yang ada di sekitar kita untuk membikin atau membuat suatu usaha yang bernilai ekonomis untuk diri kita sendiri dan masyarakat umumnya,” dia mengakhiri.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Advertisement