Sukses

Temasek hingga Sequoia Capital Suntik Startup Perikanan eFishery Rp 1,3 Triliun

Ini merupakan pendanaan terbesar di dunia yang diperoleh perusahaan rintisan di bidang teknologi akuakultur.

Liputan6.com, Jakarta Start-up agritech Indonesia, eFishery meraih pendanaan seri C senilai USD 90 juta setara Rp 1,3 triliun. Ini merupakan pendanaan terbesar di dunia yang diperoleh perusahaan rintisan di bidang teknologi akuakultur.

Putaran pendanaan dipimpin Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India, dengan partisipasi dari investor lainnya yaitu the Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners.

Rencananya, pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan platform dan layanan serta memperkuat produk digital eFishery dan menjadikannya “koperasi” digital terbesar bagi pembudidaya ikan dan udang.

eFishery juga bertujuan untuk berekspansi secara regional dengan menargetkan 10 negara teratas dalam produksi akuakultur, seperti India dan Cina.

“Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di dunia dan sektor akuakulturnya memegang peranan penting dalam memproduksi pangan bagi populasi dunia yang terus meningkat,” ujar Investment Director dari SoftBank Investment Advisers, Anna Lo, dalam keterangannya, Selasa (11/1/2022).

Dikatakan eFishery mempelopori adopsi teknologi untuk pembudidaya ikan dan udang lokal dengan platform end-to-end yang lengkap, yang mendukung mereka untuk meningkatkan produktivitas di seluruh rantai pasok, mulai dari teknologi, pasokan pakan, produksibudidaya, hingga penjualan produk segar hasil panen.

"Kami senang dapat bermitra dengan eFishery dan mendukung mereka untuk menyediakan produk pangan hasil perikanan yangandal dan berkelanjutan ke Indonesia dan wilayah lainnya," jelas dia.

Berbasis di Bandung, eFishery merevolusi industri budidaya ikan dan udang yang tradisional dan menyediakan solusi yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan hasil budidaya ikan dan udang.

eFishery menawarkan platform ujung-ke-ujung yang terintegrasi danmemberikan pembudidaya ikan dan udang akses terhadap (i) teknologi, (ii) pakan, (iii)pembiayaan, dan (iv) pasar.

Sejak didirikan tahun 2013, ribuan smart feeders telah digunakan dan melayani lebih dari30.000 pembudidaya dari 24 provinsi di Indonesia.

Di puncak pandemi, eFishery meningkatkan jaringannya sepuluh kali lipat sejak Desember 2020, dan memperkuat adopsi layanan penjualan pakan serta ikan hasil budidaya.

“Dengan pasar sebesar USD 20 miliar serta rantai pasok yang kompleks dan terfragmentasi, akuakultur menjadi salah satu peluang terbesar dan paling menarik di Indonesia. Hal itu yang menjadikan kerjasama dengan eFishery, sebagai pemimpin pasar di sektor ini, menjadi menarik,” ungkap VP, Sequoia India Aakash Kapoor.

Dikatakan jika eFishery menawarkan berbagai produk, mulai dari teknologi seperti alat pemberi pakan,pengadaan pakan, hingga penjualan hasil panen.

Seluruh elemen tersebut, dikombinasikan dengan akses terhadap pembiayaan, menjadikan model bisnis eFishery komprehensif dan strategis untuk melayani pasar ini.

'Tim Sequoia Capital India terkesan dengan pertumbuhandan fundamental bisnis yang kuat dan bersemangat dengan prospek masa depan eFishery,” ujar VP Sequoia India, Johan Surani.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rencana Penggunaan Dana

Co-founder dan CEO eFishery,  Gibran Huzaifah, mengatakan jika pendanaan baru ini akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan, ekspansi regional, dan mencapai target untuk menjadi perusahaan teknologi akuakultur terdepan.

"Kami sangat senang dapat bermitra dengan Temasek, SoftBank Vision Fund 2,dan Sequoia Capital India, yang kami yakini dapat menambah nilai signifikan pada platform kami. Menumbuhkan tim dan membangun platform yang lebih baik," jelas dia.

Dikatakan sejak pendanaan terakhirnya, eFishery telah meningkatkan jumlah karyawannya tiga kalilipat, dengan total karyawan saat ini mencapai lebih dari 900 orang.

Meskipun kantor pusat terletak di Bandung, lebih dari separuh karyawan bekerja secara jarak jauh karena kebijakanyang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari mana saja (Work From Anywhere/WFA).

“Pendanaan kali ini akan kami gunakan untuk merekrut tim secara agresif, khususnya talenta di bidang engineering dan pengembangan produk. Kami menargetkan untuk merekrut 1.000 karyawan baru tahun ini, tidak hanya untuk menciptakan dampak di industriakuakultur Indonesia, namun untuk skala yang lebih besar, untuk menaklukkan pasokanakuakultur global,” Gibran menjelaskan.

Kemudian eFishery akan menginvestasikan pendanaan seri C ini untuk menumbuhkan tim,

memperkuat produk dan operasional bisnisnya di Indonesia, dan berekspansi ke pasar regional. Melalui solusinya yang berbasis teknologi, eFishery memodernisasi teknik budidaya sehingga hasil budidaya menjadi lebih baik. eFishery berambisi untukmengakuisisi 1 juta pembudidaya dalam waktu 3-5 tahun ke depan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini