Sukses

Rantai Pasok Masih Jadi Tantangan Utama UMKM Indonesia

Masalah supply chain atau rantai pasok masih menjadi tantangan utama bagi pengembangan pasar produk UMKM.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, masalah supply chain atau rantai pasok masih menjadi tantangan utama bagi pengembangan pasar produk UMKM. Padahal, Indonesia memiliki banyak produk dengan aneka jenis dan ragam. Tapi, kapasitas produksi para pelakunya masih kecil-kecil.

Teten Masduki mencontohkan, permintaan gula semut dari Eropa dan AS begitu besar. Namun, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para pelaku UMKM, yang rata-rata masih level mikro dan kecil, perlu terus mendapat agregasi.

"Saya selalu mengajak para kepala daerah untuk memilih dan menentukan satu atau beberapa produk unggulan khas daerahnya untuk kita kembangkan kualitas produk dan pemasarannya," kata Teten dalam kegiatan Bazar Indonesia Hitz dan Sunday Lunch Fashion Show, di Kota Bogor, Minggu (12/12/2021).

Oleh karena itu, Teten pun menyambut baik platform digital BogorHitz Commerce sebagai wadah produk-produk UMKM unggulan Kota Bogor dan Bogor Raya dapat bersaing, tidak hanya di level nasional, namun siap berlaga di seluruh dunia.

Teten menekankan, pentingnya transformasi digital UMKM Indonesia. Pasalnya, diproyeksikan kekuatan ekonomi digital Indonesia akan bertumbuh delapan kali lipat di 2030 atau mencapai Rp 4.531 triliun.

Dengan potensi tersebut, pihaknya terus mempercepat UMKM onboarding ke dalam ekosistem digital. Saat ini, telah mencapai 24,9 persen atau sebesar 16,4 juta UMKM yang sudah onboarding.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sentuhan Khusus

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa produk UMKM harus mendapat sentuhan khusus, agar lebih diminati pasar global.

"Harus ada nuansa moderennya, namun juga menonjolkan sisi etnik atau nuansa lokalnya," kata Bima.

Tahun depan, Pemkot Bogor akan membangun pedestrian di seputaran Jalan Pajajaran yang banyak dikelilingi kuliner khas Bogor, kafe, restoran, hingga hotel. "Saya menyebut langkah ini sebagai nasionalisme kosmopolitan," ujar Bima.

Sementara Komisaris PT Bawa Indonesia Global (BIG) Eka Sari Lorena Soerbakti mengatakan, pihaknya akan mendorong produk UMKM yang telah dikurasi BIG agar lebih dikenal, sehingga pemasarannya bisa meluas. "Kita membangun platform digital namun sifatnya lebih local commerce," kata Eka.

Belum lama, Pemkot Bogor berkolaborasi dengan BIG sudah menghadirkan platform pasar digital www.bogorhitz.com yang menjual produk-produk khas Bogor. Mulai dari kerajinan, batik, makanan/minuman olahan, pakaian, dekorasi rumah hingga hobi dan koleksi lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Kolaborasi

Hanya saja, Eka akan fokus kepada satu atau beberapa produk asli dan khas daerah untuk bisa diangkat dan dikembangkan. "Tak hanya siapkan e-commerce, kita juga bikin e-logistic dengan nama Bawain. Karena, banyak produk bagus tapi biaya logistik mahal," ungkap Eka.

Untuk itu, Eka melakukan kolaborasi dengan PT Pos dan JNE. Dia juga terus menjalin komunikasi dengan banyak pihak untuk memperluas pasar. Misalnya, mengirim Batik khas Bogor ke Amerika Serikat. "Kolaborasi merupakan hal yang penting, ditambah dengan kreatifitas luar biasa bagi produk UMKM," imbuh Eka.

Selain itu, lanjut Eka, pihaknya juga mendukung finansial bagi UMKM yang unggul untuk masuk pasar global. "Kita ciptakan ekosistem bagi produk UMKM," pungkas Eka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.