Sukses

2 Bandara Ini Bernasib Sama, Sepi Penumpang Usai Diresmikan

Bandara Jenderal Besar Soedirman yang berlokasi di Purbalingga sepi penumpang. Sebelumnya ada juga bandara yang sepi penumpang usai diresmikan.

Liputan6.com, Jakarta - Bandara Jenderal Besar Soedirman yang berlokasi di Purbalingga sepi penumpang hingga maskapai satu-satunya yang beroperasi harus menyetop sementara operasional. Kabar ini mencuat setelah ada unggahan dari pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio yang urung mendapatkan tiket perjalanan dari Bandara Jenderal Besar Soedirman.

Agus menilai ada kesalahan pada sisi perencanaan awal serta potensi ekonomi yang belum dibangun sempurna, sehingga mengurangi tingkat penumpang di sana.

Jauh sebelum Bandara JB Soedirman, ada Bandara Internasional Jawa Barat atau bandara Kertajati di Majalengka yang juga sepi penumpang setelah beberapa waktu diresmikan. Bahkan banyak langkah yang dilakukan di bandara Kertajati untuk menutup biaya operasional, misalnya menyediakan lahan untuk jasa foto prewedding.

Dalam langkah mengantisipasi sepinya peminat, Bandara Kertajati juga melirik pemberangkatan jamaah umrah dari sana. Lalu sempat berencana untuk fokus pada sektor industri dan logistik agar tetap beroperasi.

Agus menilai, pemerintah dinilai tidak tepat menerapkan strategi dalam pengembangan Bandara Kertajati, hal yang mirip yang disoroti pengamat di Bandara JB Soedirman. Agus berharap, sepinya peminat di Bandara JB Soedirman tak mengikuti nasib dari Bandara Kertajati.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penumpang Bandara JB Soedirman Minim

Agus menulis di akun Facebook-nya bahwa Citilink berhenti beroperasi sementara di Bandara JB Soedirman. Hal itu ia ketahui setelah mencoba membeli tiket dari bandara tersebut, namun tak mendapatkannya.

Atas persoalan tersebut, Agus menilai bahwa minimnya penumpang yang memanfaatkan penerbangan dari dan ke bandara JB Soedirman terbilang minim. Sehingga berimbas pada pemberhentian operasi sementara oleh maskapai Citilink.

“Harus dibangun potensinya agar ada orang yang mau kesana. Sehingga bisa menarik orang (penumpang),” katanya saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (25/10/2021).

Ia menuturkan, misalnya dengan membangun potensi perekonomian seperti perkebunan atau potensi industri di wilayah Purbalingga.

“Harus diupayakan manusia yang terbang kesana, misalnya dibangun industri atau perkebunan, supaya jadi ada yang kesitu, menimbulkan pertumbuhan ekonomi disitu,” katanya.

Selain itu ia juga menyinggung ada kesalahan dari Feasibility Study atau studi kelayakan proyek yang dibentuk.

“Apakah itu ada industri perkebunan ada atau tidak, nah feasibility study tadi bagaimana, itu dihentikan karena tak ada penumpang, yaitu itu harus ada bukan cuma salah citilink,” katanya.

Terkait kajian tersebut, Agus mengatakan pembangunan suatu bandara perlu melalui kajian yang menyeluruh. Misalnya dalam kajian tersebut harus dihitung terkait potensi penumpang yang akan menggunakan fasilitas bandara tersebut.

“kan harus dikaji, bangun bandara bukan bangun secara politis, pesawat gak bisa kesitu kalau hanya diperintah regulator, tapi harus ada penumpangnya,” tegasnya.

 

3 dari 4 halaman

Bandara Soedirman Tetap Beroperasi

Angkasa Pura II selaku pengelola bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga masih beroperasi meski maskapai penerbangan Citilink menyetop sementara operasinya di bandara tersebut.

VP Corporate Communication Angkasa Pura II, Yado Yarismano mengatakan bahwa bandara JB Soedirman masih beroperasi dengan optimal.

“Untuk bandara JB Soedirman masih tetap beroperasi,” katanya kepada Liputan6.com, Senin (25/10/2021).

Kendati demikian, terkait data jumlah peningkatan atau penurunan penumpang di bandara tersebut, ia menyerahkan ke maskapai penerbangan yang beroperasi.

“Terkait penerbangannya bisa di konfirmasi ke maskapai ya,” kata dia.

Informasi, bandara JB Soedirman tengah menjadi perbincangan setelah Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengunggah pernyataan tak bisa mendapati tiket penerbangan Citilink dari bandara tersebut.

Bahkan, ia menyebut menurut konfirmasinya ke Citilink, bahwa maskapai tersebut menyetop operasinya sementara waktu.

Mulai Beroperasi Juni 2021

Setelah 15 tahun menanti, Kabupaten Purbalingga akhirnya memiliki bandara komersial. Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) yang berangkat dari pangkalan udara TNI AU akan diresmikan Kamis (3/6/2021).

Meskipun belum diresmikan, namun Bandara JB Soedirman telah beroperasi sejak Selasa (1/6/2021). Hal ini setelah PT Angkasa Pura II selaku operator menggelar penerbangan simulasi.

Pada proving flight atau penerbangan simulasi tahap akhir ini, pesawat baling-baling jenis turboprop (ATR 72) milik maskapai penerbangan Citilink terbang dari Bandara Juanda Surabaya pada Selasa (1/6/2021) pukul 09.30 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan IG 1856 mendarat mulus di Bandara JB Soedirman, Purbalingga tepat pukul 11.05.

Dari seluruh parameter yang diukur dan dilaksanakan tim operasi Bandara, maskapai dan stakeholder sejak 25 Mei 2021 menunjukkan semua standar pengoperasian bandara JBS terealisasi dengan baik.

“Mulai hari ini 1 Juni 2021, secara resmi Bandara Jenderal Besar Soedirman berstatus “In Active Operation” sehingga semua yang akan memasuki bandara diperlakukan SOP oleh operator bandara,” kata Muhamad Awaludin, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Persero usai turun dari pesawat.

Setelah semua persyaratan terpenuhi, penerbangan komersial perdana akan dimulai pada 3 Juni 2021. Citilink menjadi maskapai penerbangan pertama yang membuka rute penerbangan dari dan ke Purbalingga.

 

 

 

 

4 dari 4 halaman

Bandara Kertajati

Pengelola Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau juga dikenal sebagai Bandara Kertajati tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19 dengan membuka penerbangan domestik untuk beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Citilink dan Air Asia.

Namun, Direktur Utama PT BIJB Salahuddin Rafi mengaku saat ini bandara masih kosong penumpang karena masalah konektivitas yang belum tersambung.

"Penumpang kan biasa menunggu 2-3 jam di bandara sebelum pemberangkatan. Jadi mereka butuh konektivitas. Sementara Tol Cisumdawu saat ini kan belum tersambung. Dengan adanya tol itu nanti akses ke Bandara (Kertajati) bisa 40 menit sampai 1 jam," jelas dia lewat sambungan telepon kepada Liputan6.com, Jumat (6/11/2020).

Untuk itu, Salahuddin berharap PT BIJB bisa segera mendapat izin pemberangkatan untuk jamaah umrah asal Jawa Barat. Izin tersebut jadi kunci agar Bandara Kertajati bisa kembali ramai akan penumpang dan pergerakan pesawat.

"Kami masih menunggu izin dari Menkumham dan Menag untuk keberangkatan umrah dari bandara Internasional Kertajati," ujar dia

"Soalnya potensi penumpang umrah asal Jawa Barat kan besar banget, sekarang bisa sampai 6.000 penumpang. Tahun 2019 aja ada sekitar 200 ribu orang penumpang umrah dari Jawa Barat," terangnya.

Menindaki kekosongan penumpang tersebut, pengelola Bandara Kertajati menggencarkan lini bisnis lain untuk tetap mendapat pemasukan. Salah satunya menyediakan spot foto di public area untuk kepentingan prewedding.

Meski demikian, Salahuddin menyampaikan, bisnis prewedding foto tersebut belum banyak membantu kegiatan usaha perseroan yang mati suri akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan.

"Jadi kalau mau kawin bisa pakai public area kami buat foto-foto. Enggak ramai, tapi ada aja. Makanya diharapkan izin umrah bisa kami dapatkan sih," pungkas dia.

Pengurangan Avtur

Menurunnya aktivitas penerbangan di BIJB Kertajati Majalengka dipastikan tidak memengaruhi aktivitas penyaluran bahan bakar pesawat atau avtur.

Operation Head DPPU Pertamina Kertajati Christ Adry Tangel mengakui ada penurunan penggunaan avtur untuk pesawat yang terbang dari Bandara Kertajati. Padahal, seluruh pesawat jet dari Bandara Husein Sastranegara Bandung sudah pindah ke Kertajati.

"Yang kami dengar ada dua maskapai berhenti operasi dulu jadi mungkin ini penyebab penurunan penggunaan avtur nya. Tapi kami tetap konsisten untuk terus menyalurkan avtur sesuai kebutuhan pesawat," kata dia, Rabu (11/9/2019).

Dia menyebutkan, sejak dipindahkannya jalur penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati, penyaluran avtur mencapai 90 kiloliter per hari dengan jumlah penerbangan 21 kali.

Namun, berkurangnya jumlah penerbangan menjadi 12 kali membuat penyaluran avtur berkurang mencapai 60-70 kiloliter per hari. Namun demikian, dia mengaku tetap optimis Bandara Kertajati suatu saat akan ramai.

"Ke depan kan yang direncanakan pemerintah itu penerbangan umrah akan berangkat dari Kertajati ya. Semoga penyaluran avtur meningkat lagi," kata dia.

Berdasarkan informasi, saat ini hanya maskapai Lion Air dan Air Asia yang masih melakukan penerbangan di BIJB Kertajati. Sementara itu maskapai lain yakni Citilink dan Garuda Indonesia tidak lagi beroperasi.

"Kami berharap terus ada inovasi pemerintah untuk membuat Bandara Kertajati ini ramai kembali," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.