Sukses

Bantuan Bedah Rumah Sasar 750 Hunian di Kabupaten Kampar Riau

Bantuan bedah rumah diberikan sebagai upaya meningkatkan kualitas rumah masyarakat berpenghasilan rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Program Bedah Rumah atau Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) menyasar 750 rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Kampar, Riau. Dalam program ini, pemerintah memperbaiki rumah masyarakat agar lebih layak huni.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai pelaksana Program Bedah Rumah akan menggelontorkan dana Rp 15 miliar untuk mendorong semangat gotong royong masyarakat penerima bantuan agar bisa membangun rumahnya secara berkelompok.

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Sumatera III Zubaidi menerangkan, bantuan bedah rumah diberikan sebagai upaya meningkatkan kualitas rumah masyarakat berpenghasilan rendah, untuk memperbaiki rumahnya secara swadaya menjadi lebih layak huni.

"Jumlah bantuan Program BSPS yang disalurkan sebesar Rp 20 juta per unit rumah. Rinciannya adalah Rp 17,5 juta untuk bahan bangunan dan Rp. 2,5 juta untuk upah tukang," jelas Zubaidi, Kamis (27/5/2021).

Lebih lanjut, Zubaidi menambahkan, masyarakat yang berhak menerima bantuan Program Bedah Rumah ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan di bawah Rp 4 juta.

Selain itu, mereka memiliki atau menguasai tanah serta belum memiliki rumah atau memiliki dan menghuni rumah tidak layak huni, dan belum pernah menerima bantuan perumahan dari pemerintah.

"Saya harap kepada para Korkab dan TFL untuk terus memantau dan memonitoring di lapangan kualitas bangunan rumah yang dibedah tetap berkualitas dari sisi ketahanan konstruksi, luas per kapita dengan minimal 9 m2 per orang, ketersediaan akses air minum dan sanitasi," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sering Tergenang

Salah satu penerima bantuan bedah rumah di Desa Simelinyang, Ratna Dewi mengungkapkan, penghasilannya bersama suaminya jika dihitung tidak cukup untuk membangun rumah karena hanya mengandalkan dari hasil berdagang kecil-kecilan.

Dia menceritakan, dulu sebelum di bedah, bagian dalam rumahnya sering tergenang air jika hujan turun karena atap rumahnya bocor. Meskipun demikian, dia dan keluarga tetap bersemangat menabung dan berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 4,5 juta yang digunakan untuk menambah biaya pembangunan rumahnya.

"Sekarang saya dan keluarga merasa bersyukur karena atap rumah kami telah diperbaiki dan menjadi lebih nyaman saat berada di dalam rumah, khususnya ketika menjalankan ibadah shalat dan tidur," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.