Sukses

Harga Minyak Naik, Catat Level Tertinggi Selama 13 Bulan

Harga minyak mencapai tertinggi 13 bulan pada hari Selasa

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mencapai tertinggi 13 bulan pada hari Selasa dengan patokan Brent bertahan di atas USD 60 per barel. Ini didukung oleh pengurangan pasokan, dolar yang lemah dan optimisme atas pemulihan permintaan bahan bakar.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/2/2021), harga minyak mentah berjangka Brent untuk April ditutup 53 sen, atau 0,88 persen, lebih tinggi pada USD 61,09 per barel.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 39 sen, atau 0,67 persen, lebih tinggi pada USD 58,36 per barel. Kedua kontrak telah mencapai level tertinggi sejak Januari 2020 sebelumnya pada hari Selasa setelah naik selama enam sesi berturut-turut.

Dolar turun 0,4 persen terhadap sekeranjang mata uang, membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Eksportir utama Arab Saudi membatasi pasokan pada Februari dan Maret, di samping pemotongan oleh produsen di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya. Langkah ini mendorong perkiraan defisit pasokan tahun ini.

Selain itu, produksi minyak Libya telah turun menjadi 1,04 juta barel per hari (bpd) dari 1,3 juta barel per hari akhir tahun lalu karena pemogokan yang sedang berlangsung oleh Petroleum Facility Guards, sumber minyak Libya mengatakan pada hari Senin.

Mengisyaratkan tidak ada pengembalian cepat dari barel Iran ke pasar, Teheran dan Washington tampaknya menemui jalan buntu atas resolusi sanksi terhadap anggota OPEC.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan Investor

Investor juga menaruh harapan pada pemulihan permintaan ketika vaksin COVID-19 berlaku dan karena pemerintah dan bank sentral menyebarkan paket stimulus besar untuk menopang aktivitas ekonomi.

“Mengingat jumlah likuiditas dalam sistem berkat Fed AS (Federal Reserve), semua harga aset meningkat. Kami melihat harga mencapai $ 80 per barel tahun depan dan ada peluang di luar USD 100,” kata Amrita Sen, salah satu pendiri thinktank Energy Aspects.

Investor menantikan data persediaan minyak mingguan AS yang akan dirilis hari Selasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.