Sukses

Atasi Krisis Akibat Covid-19, Pemerintah Diminta Fokus Perbaiki Perilaku Pasar

Pemerintah diminta foklus perbaikan perilaku pasar dalam mengantisipasi krisis yang timbul akibat pandemi Covid-19

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Aviliani meminta pemerintah lebih berfokus pada perbaikan market conduct atau perilaku pasar dalam mengantisipasi krisis yang timbul akibat pandemi Covid-19. Terlebih intensitas krisis dinilai menjadi kian lebih sering sejak 2008 lalu.

"Sejak tahun 2008 krisis tidak hanya terjadi 10 tahun sekali. Tapi bisa 4 tahun sekali atau lebih pendek lagi. Contohnya krisis pada tahun 2008, 2013, kemudian krisis 2015. Ketika krisis, persoalan muncul lebih banyak ke market conduct," kata dia Selasa (1/9).

Menurut Aviliani aturan yang dimiliki oleh Indonesia di bidang keuangan saat ini sudah tepat. Hal ini tercermin dari indikator perbankan, dimana rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) masih terjaga di kisaran 22 persen.

Sebaliknya, masalah yang timbul di sektor keuangan lebih disebabkan oleh faktor market conduct yang tidak baik. Ironisnya dia menilai pemerintah maupun otoritas terkait, kurang cermat dalam melihat permasalahan yang kerap timbul disaat krisis.

Dimana pemerintah dinilai kerap terjebak pada penyelesaian di area regulasi semata. "Tidak hanya krisis kali ini saja. Saat masalah di industri keuangan justru lebih banyak disebabkan oleh perilaku pasar," jelasnya.

Maka dari itu, Ekonom Perbanas ini mendorong market conduct harus menjadi prioritas lebih. Sebab dalam aspek ini erat juga kaitannya dengan perlindungan terhadap konsumen.

"Jadi, permasalahan yang sering terjadi lebih ke market conduct. Justru yang isu terkait regulasi keuangan tidak banyak," tegasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani: Literasi Digital Percepat Upaya Pemulihan Ekonomi RI

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut literasi digital saat ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Mengingat hal itu menjadi kunci kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapi era transformasi digital.

"Literasi di bidang digital (penting) guna meningkatkan produktivitas nasional dan mempercepat upaya pemulihan," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (1/9).

Dia menjelaskan, dalam rangka mendukung peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kebijakan dan strategi pemerintah antara lain penyediaan layanan telekomunikasi dan internet yang dapat dijangkau masyarakat, melalui pemberian kemudahan perizinan penyelenggaraan infrastruktur telekomunikasi dan internet.

Kemudian melalui optimalisasi dana Universal Service Obligation (USO) dalam menyediakan dan menjaga kualitas layanan akses telekomunikasi dan internet, melalui penyediaan BTS untuk desa nonkomersial, dan penyediaan satelit multifungsi untuk akses internet.

Pada tahun 2021 pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan akses telekomunikasi dengan menyediakan 5.053 BTS di daerah 3T dan perbatasan, akses internet di 12.377 lokasi layanan publik, penyediaan kapasitas satelit, dan pemanfaatan backbone Palapa Ring yang telah dibangun.

"Seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan teknologi digital dan internet secara produktif dan bertanggung jawab," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • krisis